Mohon tunggu...
Muhammed Rivai
Muhammed Rivai Mohon Tunggu... Konsultan - menulis, menlis dan menulis

...menjadi bermanfaat itu lebih bermakna...

Selanjutnya

Tutup

Politik

Waspada..!! Pengakuan 11 Anggota Kopassus Berpotensi Mengaburkan Masalah

6 April 2013   19:40 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:37 1773
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Penyerangan yang dilakukan 'gerombolan' bersenjata ke Lapas Cebongan Jogjakarta sempat membuat geger dan menjadi perbincangan serius di masyarakat. Desas-desus dan analisis liar dilontarkan baik masyarakat umum,pengamat maupun pemangku kebijakan dan pihak-pihak yang berkepentingan. Kontroversi ini berahir dengan pengakuan 11 'kesatria' pada tim investigasi bentukan TNI. Pengakuan 11 anggota Kopassus ini sontak mengagetkan dan menjawab keraguan publik akan ujung kasus ini yang seolah akan ditutup-tutupi oleh TNI sebagai pihak yang paling berpotensi tertuduh.

Pengakuan 11 anggota Kopassus serta pernyataan bertanggugjawab dari pimpinannya justru menuai simpati dan pujiaan. Sikap ini seolah menjadi setetes air harapan ditengah gurun kebohoangan, tindakan pengecut dan saling lempar tanggugjawab yang dipertontonkan para politisi dan penyelenggara negara. Sikap kesatria dan berani bertanggungjawab sudah menjadi barang langka diera reformasi yang penuh dengan kemunafikan dan kepalsuan.

Namun sungguh aneh ditengah sikap kesatria anggota kopassus ini masih ada pihak-pihak yang menyatakan ketidak puasannya, mereka berargumen tindakan anggota kopassusu ini adalah tindakan perlanggaran HAM berat yang mesti ditindak tegas. Dalam kondisi normal argumentasi ini bisa diterima, namun yang kita hadapi saat ini adalah premanisme terorganisir yang terus menerus melakukan tindak kejahatan dan penegak hukum tak berdaya untuk mengatasinya. Bahkan lebih memalukan lagi para penegak hukum justru ikut terlibat dan cendrung memelihara premanisme sehingga premanisme tumbuh subur dinegeri ini mulai dari kota-kota besar hingga ke pelosok-pelosok kampung.

Dimanakah engkau para pejuang HAM tatkala begutu banyaknya penganiayan...?
Dimanakah engkau para pejuang HAM tatkala begutu banyak pemerkosaan...?
Dimanakah engkau para pejuang HAM tatkala begutu banyak rakyat kecil hidup dibawah tekanan dan intimidasi..?
Dan dimanakah engkau para pejuang HAM tatkala anggota Kopassus sebagai pasukan elit dan pasukan terbaik didunia dianiaya dan dibunuh secara sadis...?
Apakah sesungguhnya defenisi dari HAM dalam benak dan fikiranmu..?
Sehingga begitu mudahnya kau menuding TNI dan Kopassus secara khusus telah melakukan pelanggaran HAM..? dan seolah lupa yang kau bela itu sesungguhnya juga menginjak-injak HAM.

Adanya penggiringan opini dan pengalihan perhatian publik dalam kasus ini patut diwaspadai, karena sesungguhnya kasus utama yang semestinya mendapat perhatian serius adalah aksi-aksi premanisme yang semakin hari semakin menggila dan meresahkan masyarakat. Bukan malah terus menerus menguliti TNI dan Kopassus sebagai pihak yang paling bertanggungjawab. Penegakan hukum atas 11 anggota Kopassus adalah keharusan sebagai bentuk disiplin institusi, namun dibalik itu semua penidakan dan pembersihan premanisme dan seluruh aktifitasnya yang meresahkan masyarakat jauh lebih penting.

Tindakan preman yang menganiaya dan membunuh seorang anggota Kopassus adalaha sebuah tindakan yang sangat nekat dan berani. Kenekatan dan keberanian ini tentunya tidak muncul dengan sendirinya melainkan ia terbentuk oleh watak dan sikap yang didukung oleh kondisi lingkungan dan penegakan hukum yang sangat lemah. Seorang Kopassus saja diperlakukan begitu kejam dan sadis, bagai mana dengan jutaan rakyat lemah yang tidak berdaya..?

Aparat penegak hukum harus segera menuntaskan kasus penganiayaan terhadap anggota Kopassus ini dan diharapkan segera meringkus pihak-pihak yang masih berkeliaran dengan bebas. Para pelaku penganiayaan ini sesenggugnya bukan haya 4 orang saja dan masih banyak yang belum diringkus oleh polisi. Dan suatu hal yang mesti dilakukan penegak hukum adalah membuka dengan seterang-terangnya profil para pelaku penganiayaan supaya masyarakat luas dan terutama para penggiat HAM tau siapa mereka sesungguhnya. Adakah mereka orang yang layak dibela..!?

Premanisme tumbuh subur ditengah masyarakat dengan berbagai macam aktifitasnya yang meresahkan, namun sungguh sayang mereka mendapat bekingan yang kuat dari aparat dan bahkan aparat itu sendiri telah berubah menjadi preman berpakaian dinas.Dalam kondisi seperti ini masyarakatlah yang menjadi pihak yang paling dirugikan dan tidak tau kepada siapa hendak mengadu.

Oleh karena itu tindakan 11 anggota Kopassus yang cendrung nekat meringkus kawanan preman mendapat pujian dan simpati dari publik. Masyarakat sangat berharap pada TNI untuk dapat memulihkan ketertipan dan keamanan. Keamanan dan ketertipan masyakat pada dasarnya adalah tugas dan kewenangan kepolisian, namum dalam kondisi saat ini yang semakin hari semakin menunjukkan bahwa Polisi tidak mampu berbuat banyak dan bahkan cendrung menjadi bagian dari masalah itu sendiri.

Oleh karena itu sudah selayaknya TNI kembali dilibatkan dalam usaha menciptakan dan menjaga keamanan. Dalam kondisi yang abnormal ini Pemerintah perlu membentuk PAsukan khusuS Anti preMAN (disingkat; PAS-AMAN) yang beranggotakan 100% TNI atau gabungan TNI dan Polri. Pembentukan pasukan khusus ini diharapkan mampu fokus dalam bekerja sehinggan akan mempersempit ruang gerak para preman dan perlahan-lahan menyingkirkannya dari bumi pertiwi.

Teruslah berjuang TNI... Kami mendukungmu

Salam cinta untuk Indonesia
@rivai19

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun