Mohon tunggu...
Sartika CandraDewi
Sartika CandraDewi Mohon Tunggu... Guru - Berkarya dan menulislah selagi masih diberi hidup

Saya guru matematika namun suka menulis,membaca dan menonton film.... Berharap ku memiliki sekolah sendiri Memiliki banyak karyawan Keliling dunia bersama ibuku😍

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Wanita Pemimpi

1 Agustus 2020   15:10 Diperbarui: 1 Agustus 2020   15:14 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Ku tak dapat melihat, hanya mendengar,

Kini wanita pemimpi di himpit derita.

Seluruh waktu telah ia korbankan,

Demi secarik kertas kunci pengubah nasib.

Wanita pemimpi melewati hari-hari jahat,

Dengan secerca cahaya yang masih menyala.

Tiap detik cahaya itu semakin kecil,

Namun cahayanya tetap menyala.

Ku tak dapat menyentu, hanya mendengar,

Wanita pemimpi diberi badai.

Badai merenggut mimpi indahnya tanpa sadar,

Rasa sakitnya mengalir dipipi.

Ku hanya dapat merasakan dan mengatakan,

Hai wanita pemimpi bersabarlah.

 Covid 19 memberi badai dan menekan harapan,

Menambah setiap lelah.

Hai wanita pemimpi

Jangan biarkan cahayamu padam

Dibalik badai ada Pelangi

Tetap isi minyak cahaya dengan doa

Hai wanita pemimpi, Cahayamu akan dinanti.

Menginspirasi setiap insani, muda mudi.

Berani hadapi badai, dikaki sendiri.

Jadi sejarah tangguh dibumi ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun