Ada keramaian di media massa belakangan ini tentang penanganan anak nakal dengan memasukkan mereka ke barak. Ramai, ada yang pro dan tidak sedikit pula yang kontra dengan argumen masing-masing.Â
Kenakalan anak sekolah sebenarnya bukan hal baru dan sudah ada sejak dahulu (kala) dengan bentuk dan derajat kebrutalan sesuai jamannya. Cara mengatasinya juga sudah beraneka rupa dicoba. Para Bapak dan Ibu yang sekarang sudah tua pun hampir bisa dipastikan mengalami jaman kenakalan saat remaja dulu.Â
Bahkan, silahkan diingat-ingat, munculnya seragam sekolah secara nasional bertahun silam untuk tiap tingkat pendidikan pun antara lain karena kenakalan anak sekolah. Pada awalnya, dulu, setiap sekolah memiliki pakaian seragam sendiri, tapi lalu secara nasional ditetapkan seragam warna Putih-Abu untuk SLTA, Biru Putih untuk SLTP dan Merah Putih untuk SD.Â
Tujuannya untuk mengurangi terjadinya tawuran antar sekolah. Entah berapa lama tawuran menjadi sepi, namun kemudian tawuran tetap terjadi lagi, lagi dan lagi.Â
Tawuran antar pelajar sebagai salah satu wujud kenakalan hingga kini juga masih terjadi. Bukan hanya para pelajar, meskipun jarang, mahasiswa juga ada yang tawuran. Â Reaksi yang cukup "melegakan", ternyata warga sekitar TKP tawuran tidak suka dan pernah diberitakan berani "menghajar" para pelaku tawuran.Â
Diamati secara sekilas, tampaknya kenakalan remaja tidak terjadi sepanjang waktu. Â Kenakalan sering menjadi berita pada hari-hari sekolah tidak sedang Ujian/Ulangan Tengah Semester atau Akhir Semester. Mungkin, pelajar masih mengutamakan belajar ketimbang berbuat nakal atau, paling tidak, yang suka nakal pun menghormati hari-hari ujian. Â Â
Rupanya saat ujian atau ulangan, anak-anak dan remaja sibuk mengerahkan lebih banyak waktu dan energinya untuk "belajar". Itu membuat mereka sibuk dengan tugas utamanya. Kesibukan sekolah dan belajar membuat lupa dan tidak sempat berbuat "nakal".Â
Jangan bayangkan kesibukan selalu berarti memeras otak berpikir tentang pelajaran tetapi bisa juga kesibukan yang menghibur, menambah pengalaman dan menghilangkan stress. Olahraga atau juga kegiatan kesenian adalah saluran yang mendidik sekaligus menghibur bagi pelajar.Â
Bagi yang suka tawuran dan menyukai perkelahian, olah raga tinju apabila ditekuni bisa mengantar menjadi petinju profesional dan berpeluang menuai uang dalam jumlah lumayan. Â Melalui bertinju pelajar juga diajari bagaimana rasanya sakit dipukul lawan dan bersikap sportif saat menang maupun kalah. Â Â
Dari seni, ada kegiatan melukis, menulis, menari, bermain musik, drama dan banyak lainnya. Kegiatan ini bisa menjadi media untuk mengasah dan mengolah rasa serta kehalusan budi. Hasilnya, anak merasa tentram, nyaman dan tidak mudah berperilaku buruk.Â
Tentu saja tidak sesederhana itu dalam mengatasi kenakalan remaja. Kenakalan anak dan remaja sangat komplek dan merupakan resultante dari keadaan keluarga, lingkungan pergaulan di sekolah dan di luar sekolah, kondisi ekonomi, pengaruh teknologi informasi, kurangnya pemahaman agama dan banyak sebab lainnya.Â