Mohon tunggu...
Sarkoro Doso Budiatmoko
Sarkoro Doso Budiatmoko Mohon Tunggu... Dosen - Penikmat bacaan

Bersyukur selalu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pemuda Indonesia Impian

28 Oktober 2021   19:17 Diperbarui: 28 Oktober 2021   19:44 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Itulah yang terjadi 93 tahun, hampir satu abad, yang lalu. Para pemuda melihat gap antara mimpi ingin menjadi bangsa merdeka dengan kenyataan hidup bangsa masih terjajah. Gap itulah yang menjadi salah satu pemicu para pemuda dulu menyuarakan dengan lantang sumpahnya. 

Inilah isi sumpahnya: "Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah Indonesia. Kami putra dan putri Indonesia, mengaku berbangsa yang satu, bangsa Indonesia. Kami putra dan putri Indonsia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indoensia". Sumpah yang menggetarkan jiwa ini menjadi salah satu benih semangat perjuangan untuk memerdekakan Indonesia dari penjajahan. 

Tak diragukan, Sumpah Pemuda menjadi satu modal penting bagi bangsa Indonesia dalam perjuangan panjang mencapai kemerdekaan pada tahun 1945, merdeka dari penjajahan. 

Sekarang inilah saatnya untuk belajar dan meneladani apa yang sudah dilakukan para pemuda dahulu. Salah satu pelajaran pentingnya adalah, demi perjuangan untuk meraih kemerdekaan, berapa pun besar perselisihannya dan sejauh apapun beda pendapatnya, semua bersatu menghadapi penjajah. Impiannya satu yaitu merdeka dan musuh besarnya pun satu, yaitu penjajah. 

Saat ini, kemerdekaan negara sudah 76 tahun lalu diproklamasikan. Sumpah pemuda sudah dilantangkan 93 tahun yang lalu. Penjajah Belanda pun sudah lama minggat. Namun sebagai bangsa besar tidak boleh lengah. Bangsa yang tokoh-tokohnya diakui dunia, bangsa yang pemuda-pemudanya menjuarai berbagai lomba tingkat dunia, bangsa yang menghuni kawasan sangat luas dari Sabang hingga Merauke dan bangsa yang mengelola sumberdaya alam yang luar biasa kayanya. 

Sebagai bangsa besar harus tetap memiliki kewaspadaan. Perkembangan jaman sudah sangat jauh. Sekarang, hegemoni tidak lagi mengandalkan kekuatan senjata, tetapi mengandalkan ekonomi, budaya dan teknologi. Maka, musuh bersama saat ini bukan penjajahan sperti dulu. 

Sebagai bangsa yang sering menempati posisi sentral dalam pergaulan internasional, pemudanya harus tetap unggul dan tidak boleh tertinggal dalam bidang apapun dari bangsa lain. Harus tetap unggul dan mumpuni hidup di tengah-tengah pusaran pergaulan dunia yang tak kenal belas kasihan. Dunia yang tak kenal ampun, dunia yang hanya memberi peluang kepada yang benar-benar unggul, mumpuni dan memiliki semangat kuat untuk maju. 

Lihat saja serbuan produk luar negeri ke negeri kita ini, dari teh (Thai tea), kopi hingga daging sapi. Belum lagi sejenis game online, berbagai platform komunikasi virtual dan banyak lagi yang lainnya. Terlalu banyak untuk disebut satu-satu. 

Tidak ada jalan lain. Pemuda harus memiliki semangat berapi-api untuk menjadi insan unggul. Insan yang menomorsatukan kejujuran. Insan yang kukuh memegang idealisme. Insan yang memiliki rasa malu karena negeri diserbu produk luar negeri. Insan yang bercita-cita mempergencar menyerbu balik produk dalam negeri ke luar negeri. 

Karena Pemuda adalah calon pengendali Negara di waktu yang akan datang, maka pemuda harus bermental kuat, pantang menyerah untuk terus maju. Insan yang terus belajar dan berkarir setinggi-tingginya tanpa terbebani kenyataan bahwa untuk menjadi Presiden boleh hanya berijazah SMA sederajat, bahkan lulusan SMP bisa menjadi Menteri. Maju pemudanya maju pula negaranya. 

Lalu di mana peran kalangan tua? Tidak banyak yang bisa diperankan oleh kalangan tua dan tidak bijak juga jika terlalu banyak mencampuri urusan para kawula muda. Cukup memberi teladan. Meskipun sudah disebut tua, belum terlambat untuk memberi teladan-teladan yang baik. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun