Mohon tunggu...
bebet rusmasari
bebet rusmasari Mohon Tunggu... Guru - Menjadi bermanfaat

Tetaplah hidup dan menjadi berguna

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Guru Pembangun Insan Cendekia

22 Maret 2021   07:19 Diperbarui: 22 Maret 2021   07:28 1650
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tidak banyak yang tahu bahwa lagu 'Hymne Guru' pada bait terakhirnya sudah berubah yaitu :

"Engkau patriot pahlawan bangsa
Tanpa tanda jasa..."

kata-kata 'tanpa tanda jasa' diganti menjadi 'pembangun insan cendekia'. Jadi bait terakhir tersebut berbunyi :

"Engkau patriot pahlawan bangsa...
Pembangun insan cendekia..."

Perubahan lirik lagu Hymne Guru pada kalimat terakhir telah disepakati dan ditandatangani pada tanggal 27 November 2007, disaksikan oleh Dirjen PMPTK Depdiknas dan ketua pengurus besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI). Hal itu juga diperkuat dengan surat edaran Persatuan Guru Republik Indonesia Nomor 447/Um/PB/XIX/2007 tanggal 27 November 2007.

Bukan tanpa alasan, hal itu memang benar. Dulu, guru dikatakan tanpa tanda jasa karena terkesan bekerja tanpa pamrih. Hal ini seolah-olah mengerdilkan profesi guru. Mengingat apresiasi terhadap guru pada jaman itu tidak sesuai dengan pengabdiannya dalam mewujudkan cita-cita perjuangan nasional yakni mencerdaskan anak bangsa, terutama dalam hal kesejahteraannya. Tidak heran pula jika guru mendapat julukan 'Oemar Bakri' yang lahir dari keresahan penyanyi Iwan Fals akan mirisnya nasib guru jaman dulu.

Saya masih teringat awal-awal perjuangan saya menjadi guru tahun 2005 silam. Gaji yang saya terima sekitar 700an ribu. Bersih sudah dipotong pajak, dipotong asuransi kesehatan, dipotong iuran-iuran organisasi guru dan organisasi pegawai. Itupun sudah termasuk tunjangan fungsional dan tunjangan beras. Ada pula insentif dari pihak sekolah yang diberikan setiap tiga bulan karena waktu itu masih ada iuran komite yang dibayarkan oleh siswa.

Namun, dengan pendapatan segitu, saya merasa lebih dari cukup. Bahkan untuk keperluan pengembangan materi ajar, waktu itu saya membiayai sendiri alat tulis dan buku-buku referensi saya. Anak-anak juga hampir tiap sore datang ke rumah untuk bimbingan tanpa saya pungut bayaran.

Tahun 2009 hingga kini nasib guru baik dalam hal kesejahteraan dan pengembangan keprofesian sudah semakin diperhatikan dan difasilitasi dengan sangat baik oleh pemerintah maupun lembaga swasta yang berkecimpung di bidang pendidikan.

Dengan adanya sertifikasi guru, guru jaman now bisa menikmati tambahan penghasilan berupa tunjangan profesi yang setara dengan satu kali gaji pokok. Ditambah lagi dengan adanya tunjangan lauk pauk, tunjangan penghasilan pegawai, kemudian saat hari raya ada lagi tunjangan hari raya. Nah, terakhir ada gaji 13 yang bisa digunakan untuk keperluan sekolah anak-anak.

So, what stops us from being great teachers?? Di awal tahun ajaran dan masa belajar efektif, saya tidak punya banyak waktu luang. Masuk jam 7.15 dan pulang jam 3 sore. Mengajar non stop ditambah ekstrakurikuler selepas jam mengajar, rasanya sebanding dengan kenikmatan saat menyaksikan keberhasilan anak-anak didik saya, tanpa perlu memikirkan apakah harus bekerja sambilan menambah penghasilan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun