Dulu waktu masih kecil, jika mata sakit (istilah kerennya Blelek en), selalu takut jika di obati sama mbah Baguk (eyangku, alm)."
Gak takut gimana, lha wong mbah ngunyah garam langsung kitanya disemprot gitu... Lewat mulut si mbah yang sambil komat-kamit, sekali itu juga diam gak nangis lagi saking takutnya, ha...", kesaksian saudara-saudaraku di rumah.
Aku pun mengiyakan, karena sama persis dengan yang aku rasa...hehe,
Setelah hampir satu dekade mbah gak ada (meninggal), pengobatan yang menurutku sangat manjur itu...sekarang sudah tidak bisa kami sekeluarga rasakan.
Hingga kami dewasa, berkeluarga dan terpisahkan karena harus menyambung hidup masing-masing di luar kota.
Nah, beberapa hari kemaren, karena status yang ak buat di linimassa ku... Â Mereka yang terpisah jarak mulai berkumpul, mereuni diri dalam satu ikatan kebathinan lewat beberapa kanal media sosial.
"Ada koreksi diri, kabar yang terbang dari sebrang dan karena status yang aku buat, membuat kalian jadi terbangun dari tidur, maafin aku..."
(end)
#SalamMerdeka