Mohon tunggu...
Saris D Pamungki
Saris D Pamungki Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis Dan Merekam Lewat Visual

Beda Tapi Tak Sama dan sendiri nyali teruji, dua kata buat penyulut semangat diri

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Percaya Diri, KPM Undur Diri dari PKH Secara Sukarela

28 Juli 2018   09:43 Diperbarui: 28 Juli 2018   10:23 1022
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Bima - Not Swim With The Tide (jangan ikuti arus). Siapa yang tidak merasa senang, ketika terdaftar sebagai penerima bantuan sosial (Bansos) PKH non Tunai.?

Bayangkan saja, bantuan dengan mudah didapat lantaran nama terdaftar sebagai penerima bansos sesuai kriteria data kemiskinan. Hanya saja, ketika merasa diri bukan sasarannya (objek penerima)baiknya percaya diri saja untuk enggan menerimanya. 

Masih ada jalan lain yang lebih berkah. Jangan ikuti arus karena ada akses bermodal data kemiskinan yang diterima. Bosan juga bukan...?ingat, "disuap" bikin manja dan dapat menggiring jiwa KPM terperangkap dalam situasi yang sama.

Jika memang sudah ada usaha, meski nama terdaftar sebagai penerima bantuan. Percaya diri saja. Bangkitlah..,

Toh, kini ada tekhnik -tekhnik jitu yang ditawarkan oleh Pendamping Sosial. Melalui media pembelajaran dalam pertemuan kelompok dengan sebutan Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga  (P2K2). Media ini dirasa ampuh, meski hitungan porsentasi belum maksimal dilaksanakan, karena kendala kendala tekhnis di tingkat SDM

Percaya diri dengan usaha yang ditekuni, kemudian ,mendapatkan sentuhan beberapa suntikan tekhnik dari Pendamping Sosial pasti akan membuahkan hasil. Percayalah..hehe

Seperti yang kini dirasakan Ibu Sugianti Widiarti, KPM asala lingkungan Tolotando RW 02 RT 04 kelurahan Matakando kota Bima,  kohor 2016. Ibu rumah tangga  yang dikarunia tiga orang  putra ini.

Survive... perjuangan keluarga bangkit, berawal dari sang suami menjadi kuli bangunan kesana-kemari demi memenuhi kebutuhan keluarga. Sebagian disisihkan untuk ditabung.  setelah uang yang terkumpul dalam celengan terasa cukup, akhirnya terbesik idenya membuat rombongan/gerobak bakso. Guna usaha bakso keliling di sudut sudut perkampungan. Karena dari awal ibu Sugianti ini adalah seorang yatim yang tidak punya harta warisan dan tidak memiliki apa-apa.  

Sebagaima kutipan cerita Pendamping PKh Kota Bima, Sarinah tentang KPM PKH ini.  Mengisahkan  hasil keuntungan setiap waktu itulah Sugiarti bersama suami dipakai utk memperbesar usahanya. Lambat-laun, manajemen bersama (keluarga)nya berkembang pesat hingga kini

Sambung Sarinah mengisahkan. Bahwa berkat kerja keras dan semangat optimisme Sugiarti , hasilnya begitu membahagiakannya, karena profit (keuntungan) bersih perbulan yg telah dikurangi biaya produksi dan lain-lain berkisar jutaan juta perbulan, telah memiliki 3 motor ( kendaraan). Hebat bukan...?

Pendamping terus melakukan pendekatan emosional secata intens, satu dua bulan.  akhirnya Sugiarti mengajukan pengunduran diri, karena merasa tidak pantas lagi menjadi KPM PKH. Dia (Sugiarti) mengatakan, "sekarang waktunya untuk memberi, bukan  meminta". Semoga menjadi pelajaran bagi KPM lainnya. 

"*Mengubah situasi yang sulit menjadi lebih baik, membutuhkan waktu. Ada proses yang harus dilalui*"

Sukses kawan...

Foto: Sarinah (pendamping kota Bima)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun