Mohon tunggu...
Sari Nurnilawati
Sari Nurnilawati Mohon Tunggu... Guru - Pendidikan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

AQUARIUS

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Gengsi

25 November 2021   21:12 Diperbarui: 25 November 2021   21:14 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Satu kata yang sekiranya perlu didalami oleh siapa pun terlebih-lebih oleh seorang guru yang mana guru diharapkan mampu mendefinisikan suatu kata ataupun kalimat yang sesuai di tanahnya. Tentu saja ini masuk dalam ranah kebahasaan. 

Kami akan mencoba mengungkapkan sesuai dengan analogi secara umum dalam artian bukan materi bahasa Indonesia. Tetapi kata Gengsi ataupun ungkapan kata gengsi yang biasa ada pada setiap individu, Atau kelompok kecil maupun kelompok besar.

"Kata Gengsi" mudah diucapkan tetapi sesungguhnya sedikit orang yang kurang benar menafsirkan. Kami paham bahwa kata gengsi ini "Multi tafsir" untuk itu kami akan memberanikannya untuk mengungkapkan pendapatnya.

Kata gengsi yang ada pada setiap individu ataupun di kelompok yang lebih besar nyaris tak terungkapkan bahkan dilaksanakan secara sadar dilakukan bahkan direncanakan. 

Menurut kami gengsi yang ada pada kebanyakan orang unsur negatifnya, sekali pun tujuannya adalah yang lebih baik atau pun orang katakan akan lebih keren atau pun lebih wahh....

Unsur negatif inilah yang kita analogikan sebagai "Penyakit". Dengan kata lain penyakit gengsi menurut kami, penyakit gengsi ini akan mudah tumbuh dan berkembang dengan sendirinya. 

Terkait dengan hal tersebut. Kalau memang ada beenarnya. Solusi yang tepat untuk mencegah atau mengurangi penyakit gengsi adalah upayakan pila hidup kita yang bersahaaja. 

Tanpa disadari oleh generasi kita bahwa generasi kita sudah mencontoh pola hidup bersahaja bukan berarti membunuh karakter seseorang atau pun kelompok orang. Tetapi ini merupakan upaya membunuh penyakit gengsi. 

Sedikit kai berikan contoh seseorang agar dikatakan ataupun dilihat lebih keren atau lebih terkenal, populer atau lebih tersogor. Maka apabila orang tersebut tidak dapat atau tidak sesuai dengan kemampuan nya  atau keadaannya. 

Boleh jadi, melakukan berbagai macam cara, tanpa berfikir panjang yang penting kehendaknya terpenuhi. Dan yang lebih parah lagi menghalalkan berbagai macam cara yang sesungguhnya melanggar norma agama maupun norma hukum.

Inilah salah satu contoh penyakit gengsi yang bisa tumbuh pada setiap individu. Penyakit gengsi ini bisa tumbuh dari semua kalangan. Sesungguhnya penyakit ini melebihi penyakit-penyakit lainnya.

"Ingat peradapan manusia lambat laun akan berubah"

"Mr. Gengsi"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun