Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Kemampuan Membaca Siswa SD Harus Menjadi Prioritas Guru di Masa Pandemi

14 November 2020   00:02 Diperbarui: 15 November 2020   20:00 840
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warsiah, Kepala SDN 013 Desa Bulu Perindu, Kecamatan Tanjung Selor, Kalimantan Utara memberikan bimbingan membaca kepada siswa dengan metode kartu baca.(Dok. Inovasi Kaltara)

Jika mereka lelah menulis, ibunya akan memarahinya, akhirnya mereka pun menangis dan Ibunya yang menuliskan tugas anaknya.

Saya kenal dengan gurunya Ling dan Dii. Gurunya Ling dan Dii pernah mengatakan kepada saya bahwa ia tidak pernah membuka tugas siswa-siswanya baik yang berupa video maupun audio, yang penting siswanya sudah mengirimkan tugasnya. Tugas-tugas yang dikumpulkan pun biasanya tidak ia baca soalnya, tapi langsung melihat kunci jawaban.

Di lapangan, mungkin banyak guru-guru yang melakukan hal semacam ini, terlebih guru senior yang sudah terbiasa dan sudah lelah dengan aktivitas mengoreksi tugas siswa. Padahal bisa saja meski tidak sesuai dengan kunci jawaban, tetapi jawaban siswa bisa dipertimbangkan, jika guru mau membaca soalnya dan mempertimbangkannya.

Masa Pembelajaran Jarak Jauh (BDR) ini yang dikeluhkan oleh sebagian guru dan orangtua sama dirasa tidak efektif. Padahal efektifi maupun tidaknya suatu pembelajaran, menurut saya bukan terletak pada apakah pembelajaran itu dilakukan secara tatap muka atau daring. Tetapi poinnya hanyalah guru bagaimana cara guru mengajarkan siswa agar mereka paham. Hanya ini poin dari pembelajaran yang efektif.

Di masa pandemi ini, jika guru terus mengeluh bahwa Pembelajaran Jarak Jauh (BDR) ini tidak efektif, maka yang terjadi adalah guru mengajar tidak efektif. 

Maka yang seharusnya dipikirkan bukanlah tentang keinginan untuk segera masuk sekolah dan segera bertemu siswa. Tetapi yang sebaiknya dipikirkan adalah bagaimana pun kondisinya, entah pandemi atau tidak, entah siswa belajar dari rumah atau di sekolah, tetap ada perkembangan baik dari belajar siswa.

Saya akan mengambil contoh untuk anak sekolah dasar. Seperti halnya yang saya paparkan di atas, persoalan anak sekolah dasar kebanyakan adalah dalam hal kurang lancar membaca. 

Tetangga-tetangga saya yang belajar di rumah saya, di mulai dari TK hingga sekolah dasar kemampuannya dalam hal membaca saya klasifikasikan sebagai berikut:

Kelas Taman Kanak-Kanak
Namanya Zaa, dia baru berusia 4 setengah tahun dan duduk di TK A. Pertama kali bertemu dengan saya, ia lebih pandai dibanding teman-temannya yang duduk di TK B, Zaa sudah hafal dan mampu menulis huruf A hingga Z dengan tepat. 

Dalam hal membaca, dia sudah mampu membaca 1 suku kata. Seperti b dan a dibaca ba, d dan e dibaca de, dan seterusnya. 

Saya yakin bahwa ibunya Zaa lah yang membimbing Zaa sehingga dia bisa melebihi teman-teman yang tingkatnya di atas dia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun