Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ayah dalam Memori Anak Perempuannya

25 Oktober 2020   03:58 Diperbarui: 25 Oktober 2020   06:22 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi hubungan ayah dan anak perempuan. Foto diambil dari cover buku Sosiologi Pendidikan karya Zainuddin Maliki. (Dokumentasi Pribadi)

Bercerita tentang hubungan ayah dan anak perempuannya, ini artinya saya harus mengulik dan mengingat kembali tentang kehidupanku dengan ayah. Dia sebenarnya setiap hari ada dalam ceritaku.

Namun terkadang aku malas untuk menceritakannya. Bahkan bercerita dengannya saja kadang malas. Meski demikian aku banyak belajar tentang kehidupan dari ayah, dan aku juga merasa berhasil membangun jati diriku berkat ayah.

Ayah mengajarkan aku tentang akidah

Kenanganku di masa kecil tentang ayah adalah ayah sangat menyayangi dua perempuan kecilnya, aku dan kakakku. Ayah orang pertama yang mengajarkan kita tentang akidah (keyakinan tentang Tuhan) dan cara membaca Al-Qur'an.

Aku masih ingat, saat itu usiaku masih sekitar 4-5 tahun, dan kakakku 6-7 tahun. Setiap selesai shalat ayah selalu menceramahi kita terutama tentang keyakinan kita kepada Allah.

Aku tidak ingat apa ceramah ayah saat itu. Tapi aku masih ingat saat itu aku bertanya kepada ayah, "Ayah, aku belum hafal doa al fatihah, kalau shalat aku bilang, Allah aku cinta padamu. Shalatnya di terima tidak?" dan aku lupa jawaban ayah seperti apa.

Aku juga ingat saat aku makan, ayah menyuruh kami untuk menghabiskan makanan kami agar tidak dimarahi Allah. Lalu aku pernah bertanya kepada ayah, "Ayah, Allah makannya bagaimana?".

Karena bimbingan ayah juga aku memiliki pengalaman dua kali mengikuti lomba baca Al Qur'an, dan mengambil jurusan pendidikan agama Islam ketika kuliah. Karena ayah juga setidaknya hingga saat ini aku masih mempercayai bahwa Allahlah tempat meminta segala sesuatu.

Itulah memori masa kecil yang kuingat dengan ayah, hingga pada akhirnya saat ini ayah masih membersamaiku, melihat perjuangan hidupku, dan memotivasiku.

Aku takut dengan ayah, jadi aku harus menunjukkan yang terbaik

Ketika aku dan kakakku berada di sekolah dasar, ayah menuntut kami untuk berprestasi di sekolah. Itu sebabnya setiap pulang sekolah aku selalu mengerjakan pekerjaan rumah (pr), dan ketika belajar malam ayah akan mengoreksi pr ku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun