Maka bermacam-macamlah jawaban mereka. Bahkan ada yang menceritakan ulang video tersebut kepada saya. Maka begini salah satu respon saya kepada mereka.
Selain menarik, saya juga mencarikan video yang ada huruf latinnya, sehingga mereka mudah untuk menirukannya.
Ada diantara mereka yang kesulitan menghafalkannya, bahkan membacanya pun sulit. Maka saya menguatkan hati mereka melalui feedback.
Jika hari ini belum bisa, semoga di lain kesempatan ada waktu yang tepat untuk mengajari mereka. Bagi saya yang paling penting adalah mereka tidak bosan belajar, mereka tidak bosan menunggu feedback dari saya, mereka bersemangat belajar.
Dalam mencari video saya selalu berusaha mencari video yang tidak membosankan. Yang penting mereka yang tadinya tidak tahu menjadi tahu. Jika mereka tidak paham, mereka akan bertanya.Â
Lalu saya mencoba menjelaskan kepada mereka melalui pesan teks sedikit demi sedikit. Sehingga muncullah suatu percakapan antara saya dan siswa. Diakhir percakapan, saya akan menanyakan kepada mereka, apakah mereka sudah paham. Lalu mereka menjawab paham.
Di lain kesempatan, ada siswa saya yang chat malam-malam. Saya kira dia akan menanyakan tentang pelajaran, ternyata tidak. Dia ingin curhat tentang masalah pribadi. Saya pun menyadari bahwa siswa saya tentu memiliki hal-hal yang dipikirkan, dan masalah-masalah pribadi. Disinilah saya menyadari manfaatnya chat pribadi.
Mungkin jika secara langsung siswa akan malu jika bicara langsung dengan gurunya, maka chat pribadi kiranya memahamkan saya bahwa mampu mendekatkan yang jauh.Â
Ya, ketika di sekolah meski jarak saya dan siswa dekat karena berada di lingkungan yang sama, mereka mungkin tidak berani curhat langsung, karena lingkungan sekolah tentu banyak orang. Tetapi dengan adanya whatsapp mereka mulai berani terbuka untuk menceritakan masalahnya. Whatsapp menjadikan yang jauh terasa dekat.