Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Reality Show "Tolong!" dan Kehati-hatian dalam Menolong

17 Februari 2020   20:47 Diperbarui: 19 Februari 2020   05:13 1781
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi menerima pertolongan. (sumber: Thinkstock photos)

Waktu dia tanya alamat kepada orang-orang yang dimintai tolong, dia pun malah asyik mengajak ngobrol orang tersebut dengan bertanya jualan apa, laris apa enggak, harganya berapa. Seakan-akan menurut saya bapak gojek itu sedang berencana untuk berganti profesi.

Kehati-hatian dalam Menolong

Terlepas dari program reality show "Tolong!" sebenarnya saya punya pengalaman terkait menolong seseorang ketika SMA.

Ketika SMA, setiap hari Minggu sekolah saya mewajibkan siswa-siswanya untuk mengikuti kajian pagi di gedung tempat pengajian milik yayasan sekolah. Ketika saya dan teman saya pulang, kami dicegat oleh bapak-bapak yang meminta tolong.

Bapak-bapak tersebut mengaku bahwa tasnya hilang ketika dalam perjalanan. Sedangkan ia hendak mengunjungi anaknya yang berada di pondok. Ia kemudian meminta kami berdua menolong bapak tersebut dengan memberi uang kepada bapak tersebut. Tentu saja saya dan teman saya tidak mau dan menyuruh bapak tersebut untuk lapor polisi saja.

Menurut saya, andai benar bapak itu kehilangan tasnya ketika dalam perjalanan, tentu lebih baik ia lapor polisi di daerah tersebut. Tentu polisi mungkin lebih baik dalam membantu daripada kami yang masih SMA. Tapi sebenarnya menurut saya bapak itu hanya modus, pura-pura mencari bantuan untuk mendapatkan uang.

Kejadian lain saya temukan ketika saya kuliah. Ada ibu-ibu berpakaian rapi, tidak seperti peminta-minta. Tetapi kemudian dia mengaku bahwa akan pulang ke suatu tempat tetapi tidak punya ongkos, kami diminta memberi uang kepada ibu itu.

Kalau benar ibu itu kehabisan uang atau dicopet atau apa ya lebih baik menghubungi anaknya atau saudaranya, atau minta tolong polisi. Ternyata hari-hari selanjutnya ibu itu masih berkeliaran di daerah kampus dengan modus yang berbeda-beda yang pada intinya dia minta uang.

Pernah juga ada kejadian yang cukup heboh di daerah kampus saya. Dimana ada seorang mahasiswa yang jadi korban penipuan bapak-bapak.

Bapak-bapak itu membawa sepeda motor dan mengaku ingin menjenguk anaknya yang sedang kuliah. Ia minta ditunjukkan arah kost-kostan daerah kampus tempat anaknya negkost. 

Tapi ternyata mahasiswa itu malah dirampok, bahkan ada yang diperlakukan tidak senonoh oleh bapak itu. Sehingga kejadian itu disebarluaskan di grup whatsapp untuk berhati-hati apabila menemui bapak-bapak atau orang yang modus seperti itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun