Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Diary Ki-woo Film "Parasite", Kemiskinan Menyebabkan Aku dan Keluargaku Menjadi Seorang Penipu

14 Februari 2020   21:26 Diperbarui: 14 Februari 2020   21:31 2745
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saat ibu dan Mun-gwang sedang membicarakan agar ibu tidak melaporkan mereka ke keluarga Park, kami yang tadinya mengintip tiba-tiba jatuh dari tangga dan ketahuanlah penyamaran kami.

Mun-gwang segera merekam kami, lalu kami berebut meminta rekaman itu hingga kami bertengkar di ruang tengah tempat kami minum-minum tadi. Singkat cerita, kami memenangkan pertengkaran itu, ibu menendang Mun-gwang ke ruang bawah tanah dan ayah mengikatnya.

Lalu tiba-tiba Yeon-gyo menelpon ibu, meminta untuk menyiapkan ramen-udon, karena cuaca di luar buruk maka mereka memilih kembali pulang. Da-song memilih untuk berkemah di depan rumah, sedang Pak Park dan istrinya memilih tidur di ruang tengah sambil mengawasi Da-song. Aku, Jessica, dan ayah bersembunyi di bawah meja ruang tengah.

Da-song. Sumber: blu-ray.com
Da-song. Sumber: blu-ray.com
Kami mendengar Pak Park dan istrinya bercakap-cakap. Mereka membicarakan bau ayah seperti bau lobak busuk. Setelah mereka semua tidur, kami keluar dari rumah itu dan pulang ke rumah kami dengan guyuran hujan yang deras.

Saat menuruni tangga rumah itu aku menyadari bahwa kami dan keluarga itu memiliki kelas sosial yang berbeda. Lingkungan rumah kami terendam banjir, begitu juga rumah kami.

Kami segera menyelamatkan barang-barang kami, termasuk batu keberuntungan yang diberikan Min-hyuk kepada keluarga kami malam pertemuan terakhir itu. Ia bilang, itu dari kakeknya, batu keberuntungan. Ya, batu itu telah membawa keberuntungan bagi keluarga kami.

Ayah dan Ki-Jeong saat kehujanan. Sumber: tumgir.com
Ayah dan Ki-Jeong saat kehujanan. Sumber: tumgir.com
Kami pun pergi ke tempat penampungan bersama para warga. Sebelum tidur, aku bertanya kepada ayah, "Ayah, apa rencanamu selanjutnya, kau bilang tadi kau punya rencana?" ayah mengatakan, "Ki-woo, apakah kamu tahu rencana apa yang tidak pernah gagal? Tidak ada rencana sama sekali. Kamu tahu mengapa? Jika kamu membuat rencana, hidup tidak akan pernah berhasil seperti itu. Lihatlah ke sekeliling, apakah orang-orang ini berpikir, mari kita menghabiskan malam di gym? Tapi lihat sekarang, semua orang tidur di lantai, termasuk kita. Itu sebabnya orang tidak harus membuat rencana. Tanpa rencana, tidak ada yang bisa salah dan jika sesuatu berputar di luar kendali, itu tidak masalah. Apakah kamu membunuh seseorang atau mengkhianati negaramu. Tidak ada yang penting. Mengerti?" Ayah maafkan aku.

Esok harinya, Park dan istrinya menelpon ayah dan ibu untuk membantu menyiapkan pesta ulang tahun Da-song yang dadakan. Sedangkan aku dan Jessica diundang untuk ikut merayakannya.

Merayakan ulang tahun Da-song. Sumber: sinarharapan.co
Merayakan ulang tahun Da-song. Sumber: sinarharapan.co
Aku dan Da-hye tidak ikut ke halaman merayakan ulang tahun Da-song. Kita memilih melihatnya dari kamar Da-hye.

"Kenapa saat berciuman sepertinya kamu memikirkan hal lain?" Tanya Da-hye. "Bahkan sekarang pun kamu masih memikirkannya."

Aku pun ijin ke bawah, tapi bukan ke halaman, aku ke ruang bawah tanah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun