Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

Pelajaran dari Tokoh Laisa dalam Film "Bidadari-bidadari Surga"

1 Februari 2020   23:42 Diperbarui: 1 Februari 2020   23:44 1975
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Andai sosok Laisa adalah tokoh nyata di dunia ini, pastilah dia sosok yang benar-benar akan masuk surga. Lalu, pelajaran apakah yang bisa diambil dari sosok Laisa untuk kita?

1) Memberikan janji kehidupan yang lebih baik untuk adik-adiknya

gresik.co
gresik.co

"Kau anak lelaki Dalimunte. Anak lelaki harus sekolah. Akan jadi apa kau jika tidak sekolah? Pencari kumbang di hutan seperti orang lain di kampung? Penyadap damar? Kau mau menghabiskan seluruh masa depanmu di kampung ini? Setiap tahun berladang dan berharap hujan turun teratur? Setiap tahun berladang hanya untuk cukup makan! Kau mau setiap tahun hanya makan ubi gadung setiap kali hama belalang menyerang ladang? Hah, mau jadi apa kau, Dalimunte?"

Itulah marah Kak Laisa saat tau adik-adiknya bolos sekolah. Laisa, ia memang tak memiliki banyak uang untuk membantu mamak menyekolahkan adik-adiknya, tetapi ia mampu mendorong adik-adiknya untuk terus bersekolah agar mereka memiliki masa depan yang lebih baik. Janji yang diberikan Kak Laisa adalah memberikan kehidupan di masa depan yang lebih baik untuk mereka, untuk mamak, dan untuk adik-adiknya. 

Janji masa depan itu bisa diraih melalui pendidikan. 

Maka Laisa tidak akan membiarkan adiknya bolos sekolah, apalagi putus sekolah hanya karena keuangan. Melalui kebun strawberry yang ia tanam di kebun mereka, maka adik-adiknya terbantulah untuk menjadi orang-orang yang berpendidikan.

Janji masa depan itu terwujud. Adiknya, Dalimunte, menjadi professor fisika, namanya terdaftar dalam 100 peneliti fisika paling berbakat di dunia.

Dalimunte dan mamak/channelsatu.com
Dalimunte dan mamak/channelsatu.com
Ikanuri dan Wibisana, dua adiknya yang seperti kembar, hanya berbeda satu tahun, dan selalu berdua itu kini memiliki bengkel mobil, dan sedang berusaha memenangkan tender mobil balap tersohor produksi Italia di Roma.

Ikanuri dan Wibisana saat masih kecil terjebak di hutan/ www.indonesiafilmcenter.com
Ikanuri dan Wibisana saat masih kecil terjebak di hutan/ www.indonesiafilmcenter.com
Adik bungsunya yang ketika kecil sering ia ajak melihat berang-berang, Yashinta, kini menjadi seorang peneliti dari lembaga penelitian dan konservasi nasional Bogor dan koresponden foto National Geographic.

www.indonesiafilmcenter.com
www.indonesiafilmcenter.com
2) Mengorbankan jiwa dan raganya untuk adik-adiknya

Selain memberi semangat untuk adik-adiknya agar tidak berhenti sekolah, ia juga selalu ada untuk mereka. Ketika Dalimunte dikhawatirkan gagal tentang percobaannya membuat kincir air untuk membantu mengairi pertanian di Lembah Lahambay, maka Laisalah yang mempercayakan masyarakat agar kita mencoba dulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun