Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Video Pembelajaran sebagai Media Belajar Kebutuhan Generasi Z

17 Januari 2020   20:17 Diperbarui: 18 Januari 2020   19:00 1639
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Era digital membuat guru juga harus kreatif dalam menyampaikan materi pelajaran, salah satunya menggunakan video pembelajaran| Sumber: https://mspoweruser.com/

Menurut Dale proses belajar dan interaksi mengajar tidak harus dari pengalaman langsung, tetapi dimulai dengan jenis pengalaman yang paling sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan siswa. 

Pengalaman belajar akan memberikan informasi dan gagasan yang terkandung dalam pengalaman itu, oleh karena ia melibatkan seluruh indera (penglihatan, pendengaran, perasaan, penciuman, dan peraba). Sumber.

Masih menurut Dale, melalui membaca siswa akan mengingat 10%. Melalui mendengar siswa akan mengingat 20%. Melalui melihat gambar atau diagram, video, dan demonstrasi, siswa akan mengingat 30%. Melalui terlibat dalam diskusi siswa akan mengingat 50%. 

Melalui presentasi siswa mengingat 70%. Dan melalui bermain peran, melakukan simulasi, mengerjakan hal yang nyata siswa akan mengingat 90%. Maka kombinasi metode belajar bisa dilakukan sesuai dengan kebutuhan siswa.

Guru tidak bisa memaksa siswa untuk mencatat, jika ia tidak suka mencatat. Guru pun juga tidak perlu menunggui siswa di kelas untuk mencatat. Video pembelajaran akan membantu siswa generasi Z untuk memilih sendiri apakah ia mau mencatat atau tidak. 

Jika siswa merasa sudah paham tanpa mencatat maka ia pun boleh tidak perlu mencatat, tetapi jika belum paham, siswa bisa mencatatnya di rumah. Karena salah satu kelebihan video pembelajaran yaitu bisa dimiliki oleh siswa. Sehingga siswa bisa berkali-kali mengulang materinya di rumah.

Kegiatan pembelajaran yang semacam ini pun pernah dikenalkan oleh Mel Silberman dengan nama active learning. 

Jadi pembelajaran aktif bukanlah siswa berlomba-lomba angkat tangan, siapa yang paling aktif akan dapat nilai A, seperti yang pernah saya ceritakan di kompasiana dengan judul Merdeka Belajar, Bagaimana Jika Sistem Pendidikan Diubah? dan pernah juga saya tulis dengan judul Pak Nadiem Perubahan Apa yang Harus Dilakukan untuk Mencetak Calon Guru? . 

Tetap pembelajaran aktif adalah melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan melibatkan seluruh siswa menggunakan metode pembelajaran yang ia butuhkan.

Mel Silberman mengatakan "What I hear, I forget (Apa yang saya dengar, saya lupa). What I hear and see, I remember a little (apa yang saya dengar dan lihat, saya ingat sedikit). What I hear, see, and ask question about or discuss with someone else, I begin to understand (apa yang saya dengar, lihat, dan tanyakan atau diskusikan dengan beberapa teman, saya mulai paham). What I hear, see, discuss, and do, I acquire knowledge and skill (apa yang saya dengar, lihat, diskusikan, dan lakukan, saya memperoleh pengetahuan dan keterampilan). What I teach to another, I master (apa yang saya ajarkan, saya menguasainya)." sumber.

Maka, mari kita menengok sejenak penerapan ucapan Mel Silberman pada seorang anak kecil yang sekarang sudah pandai membaca al Qur'an. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun