Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Membuat RPP Hanya Selembar, Siapa Bilang Tidak Mungkin?

4 Januari 2020   23:53 Diperbarui: 5 Januari 2020   00:04 2208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Merdeka Belajar/IDN Times

Menteri Nadiem Makarim menggagas program "Merdeka Belajar" dengan merekomendasikan kepada para guru untuk membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) hanya selembar.

Tidak sedikit guru yang pesimis, ah mana bisa, RPP kan ada banyak komponen. Dari identitas sekolah, tema, kelas/semester, materi pokok, alokasi waktu, tujuan pembelajaran, kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi, materi pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, langkah-langkah, dan penilaian. Biasanya dengan banyak komponen ini, sampai berlembar-lembar. Bahkan ada guru yang lebih memilih tidak mau membuat RPP, jalan aja pokoknya.

Tapi, apakah komponen-komponen itu semuanya penting dan wajib ditulis? Bukankah hanya formalitas saja. Bahkan kadang antara yang ditulis dengan yang terjadi di kelas jauh sekali.

Pertanyaannya, mungkinkah RPP bisa ditulis dalam  selembar?

Sabtu, 28 Desember 2019 saya berkesempatan mengikuti diskusi online melalui whatsapp grup yang diselenggarakan oleh Temu Pendidik Daring Komunitas Guru Cimahi, dengan tema "Membuat RPP Merdeka Belajar, Cukupkah Hanya Selembar?"

IG: @kgbcimahi
IG: @kgbcimahi
Narasumber dari diskusi ini adalah Rizky Rahmat Hani, Knowledge Coordinator Kampus Guru Cikal, yang berpengalaman selama 7 tahun menjadi Guru Bahasa Indonesia di SMA. Melalui pengalamannya menjadi guru itulah ia kemudian membagikan teknik membuat RPP satu halaman.

Kisahnya bermula dari ketika ia pulang mengajar. Ia melihat salah seorang siswanya, membantu orang tuanya mengangkut batu bara. Ia pun berfikir, apakah pelajaran yang ia berikan di sekolah membebani siswanya tersebut? Di samping  sekolah, siswanya pun harus membantu pekerjaan orang tuanya. Jangan-jangan apa yang ia ajarkan di sekolah tidak bermanfaat atau tidak berpengaruh banyak dalam hidup siswanya.

Maka, ia pun mencari cara agar apa yang ia ajarkan di sekolah tidak sia-sia. Karena kenyataannya pun memang bagi saya pribadi banyak pelajaran yang diajarkan sewaktu sekolah, bahkan kuliah, sebagian tidak bermanfaat sampai sekarang. Seperti misal dulu waktu sekolah saya pernah belajar matematika tentang sin, cos, tan tapi hingga sekarang tak tau apa manfaatnya.

Pak Rizky berusaha memecahkan problematika ini. Ia kemudian menemukan sebuah gagasan yang diberinya nama "Kanvas Strategi Pengajaran Merdeka Belajar".

Kanvas Strategi Pengajaran Merdeka Belajar adalah alat bantu berpikir, alat untuk memvisualisasikan proses
berpikir sehingga lebih mudah dimodifikasi, diperbaiki dan dikembangkan.

Kanvas Strategi Pengajaran Merdeka Belajar menitikberatkan pada tiga komponen penting dan utama dari beragam komponen yang ada di rpp. Tiga komponen penting dan utama tersebut yaitu tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran, dan penilaian atau asesment.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun