Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Terlalu Perhitungan, Rezeki Pun Hilang

5 Desember 2019   21:49 Diperbarui: 7 Desember 2019   04:48 2199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jawab saya waktu itu, "Gak papa, penjualnya juga butuh uang. Mungkin itu emang rezekinya ibu penjual buku." Kali ini mungkin saya salah dalam perhitungan tawar menawar, haha.

***

Tapi ternyata ada kalanya kita tidak perlu perhitungan, toh malah gara-gara terlalu perhitungan akhirnya pisang nenek saya tidak jadi laku. Haha. 

Tapi jika difikir sebenarnya bukan hanya karena nenek saya yang terlalu perhitungan, tapi karena nenek saya terlalu mendengarkan omongan orang sehingga tidak punya pendirian sendiri.

Jika nenek saya punya pendirian, meski pisangnya hanya dihargai 35ribu, ya tidak masalah, toh jika di logika, paling ke penjual pisang itu nantinya akan dijual seharga 50ribu, itu artinya penjual pisang hanya mendapatkan 15ribu. 

Belum lagi jika ada yang menawar menjadi 40ribu, penjual pisang itu hanya mendapatkan 5ribu. Atau bisa jadi hari itu pisang itu belum laku, jadi penjual harus menjual lagi besok, jika belum laku lagi ya besok lagi, hingga akhirnya pisang itu laku, atau karena gak laku-laku akhirnya di makan sendiri. Ah, menyedihkan sekali.

Ya, menurut saya, dalam melakukan sesuatu kita jangan terlalu egois, sehingga melupakan kebutuhan orang lain juga. Toh karena egois,  pisang nenek saya tidak jadi dibeli, belum tentu penjual pisang itu nantinya mau mampir lagi ke rumah saya karena tahu nenek saya yang terlalu perhitungan. 

Padahal jika jadi di beli bisa jadi penjual itu jadi langganan pisang nenek saya. Haha. Lgipula pisang nenek saya tidak beli dari orang lain, tapi tumbuh sendiri di kebun rumah kami, rezeki dari Tuhan.  

Jadi ya sebaiknya nenek saya lebih baik berniat membantu orang lain yang membutuhkan, bukan malah mencari keuntungan dibalik kesempitan orang lain. Hehe.

Mungkin kita atau di sekitar kita sering berbuat demikian, mencari keuntungan dibalik kesempitan orang lain, untuk membuat diri kita sendiri bahagia, tapi kenyataannya yang ada tetap saja kita merasa ada yang kurang, tidak puas.

Malam ini nenek saya masih belum bisa tidur, menyesali pisangnya yang tidak jadi dibeli penjual pisang tadi, dan saya pun hanya bisa berharap semoga esok hari ada yang membeli pisang nenek saya seharga minimal 35ribu, sehingga nenek saya tidak bersedih lagi. Hehe.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun