Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Terlalu Perhitungan, Rezeki Pun Hilang

5 Desember 2019   21:49 Diperbarui: 7 Desember 2019   04:48 2199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jadi bagi saya tidak masalah dapat uang atau tidak, yang penting saya bahagia. Bahagia bagi saya sederhana, bukan karena uang, tapi ketika saya berhasil menyelesaikan problem kehidupan saya satu persatu. Hehe.

Contohnya begini, waktu saya baru lulus SMA, saya diberi uang ayah saya 300ribu. Lalu uang itu saya belikan baju yang nantinya bisa saya kenakan untuk masuk kuliah. 

Saya tidak berpengalaman dalam hal jual-beli karena saya jarang sekali beli sesuatu yang sifatnya tawar-menawar. Karena rumah saya jauh dari mall, makanya saya beli ke pasar. 

Waktu di pasar saya langsung memilih dua baju, ibunya itu bilang dua baju 300ribu. Saya pun tidak menawar, langsung saja saya berikan uang itu ke penjual dan langsung pulang. Saya bahagia karena telah menyelesaikan problem tentang pakaian yang akan saya kenakan di hari pendaftaran kuliah. Haha.

Tapi sesampai di rumah, saya dimarahi ibu saya habis-habisan karena seharusnya saya bisa menawar baju itu. Ibu saya terus-terusan mengungkit-ngungkit bahkan diberitahukan ke tetangga-tetangga. Ya aku sih bodo amat. Haha. 

Setidaknya hari itu saya mendapat pelajaran dari kemarahan ibu saya yang meluap-luap bahwa jika membeli di pasar saya harus melakukan kegiatan tawar-menawar. Berhitung dulu memang penting dan bisa lebih berhemat. Hehe.

***

Lalu saya juga pernah membeli buku di Sriwedari. Buku-buku di Sriwedari itu murah-murah. Ada yang bekas, ada juga yang baru. Kita juga bisa membandingkan harga antara pedagang yang satu dengan pedagang sebelah-sebelah-dan sebelahnya. Sampai akhirnya di dapat buku yang sama dengan harga murah. Haha.

Tapi saya malas sekali jika harus membandingkan harga dari pojok kiri hingga mentok ke pojok kanan, sehingga jika sudah dapat buku yang saya cari ya langsung saya beli. 

Suatu ketika saya mendapatkan buku yang saya cari seharga 40ribu, karena saya ingat dengan pesan ibu saya bahwa ketika membeli sesuatu yang bisa ditawar seharusnya saya menawarnya. Akhirnya saya tawar jadi 35ribu. Haha.

Sesampainya di rumah, saya dimarahi ibu saya lagi, seharusnya saya menawarnya seharga 20ribu atau 25ribu. Kalau tidak dikasih mending saya pergi saja, nanti pasti dikasih. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun