Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Pak Nadiem, Perubahan Apa yang Harus Dilakukan untuk Mencetak Calon Guru?

25 November 2019   22:45 Diperbarui: 27 November 2019   09:08 795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi guru dan murid. (sumber: shutterstock via kompas.com)

Lalu ada sahabatku yang lain yang pernah menceritakan honornya hingga dia akhirnya memilih memiliki pekerjaan sampingan.

Tak masalah gajimu tak seberapa, tapi hai lihat, bukankah siswa-siswamu selalu menceritakan hal-hal baik kepada orang tua mereka, tentang mulianya dirimu karena memuji mereka, mulianya dirimu karena memberi nilai 100 kepada mereka, mulianya dirimu karena tidak memarahi mereka jika mereka salah, mulianya dirimu karena berhasil melenyapkan kesedihan mereka, mulianya dirimu karena berhasil menumbuhkan impian masa depan pada diri mereka. Ah, kau begitu mulia hingga tak mampu dinilai hanya dengan uang. Tapi kemuliaanmu itu akan dihargai dengan doa-doa siswa-siswamu yang tak putus, surga yang tengah menanti kedatanganmu, dan terwujudnya generasi penerus bangsa yang luar biasa. Tersenyum dan berbahagialah setiap hari.

***

Seperti tahun-tahun sebelumnya, Menteri Pendidikan membuat pidato untuk memperingati hari guru nasional pada 25 November 2019, yang akan dibacakan di setiap sekolah oleh para guru. 22 November 2019, Kemendikbud melalui twitternya, mengunggah pidato Nadiem Makarim. 

Pidato tersebut mendapat apresiasi yang luar biasa dari guru maupun non guru, membuat para guru tergugah, terbangun, dan beranjak untuk bangkit dari berbagai problematika yang dihadapi. Pidato tersebut mengupas apa adanya kondisi pendidikan di Indonesia yang telah mentradisi dari waktu ke waktu.

Pak Nadiem, benar apa yang engkau katakan bahwa perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Maka perubahan itu selain dilakukan oleh para guru, sebaiknya juga dilakukan oleh dosen-dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan selaku pencetak calon guru.

Pak Nadiem, engkau mengatakan bahwa

Anda ingin membantu murid di kelas tetapi waktu anda habis untuk mengerjakan administratif tanpa manfaat yang jelas.

Benar Pak Nadiem, guru-guru terlalu sibuk dengan urusan administrasi, seperti yang pernah ditulis oleh Kompasianer Ozy V. Alandika dengan judul "Jangan Bebankan Guru SD dengan Administratif Mengajar yang Ruwet".

 Bagaimana kita tidak sibuk mengurusi administrasi, ketika kuliah saja, kita 1 semester (6 bulan) dilatih membuat Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Itupun ditambah dengan ketika kita akan microteaching (latihan mengajar) di semester 5 dan 6 (1 tahun), plus saat magang (semester 7) kita disibukkan dengan persiapan RPP itu. Bahkan hingga lembur-lembur kita mengerjakannya, kadang bahkan sampai revisi berkali-kali. 

Menariknya Pak Nadiem, dosen saya yang mengampu mata kuliah pembuatan RPP ini disiplin sekali. Saat Ujian Akhir Semester menyuruh kami bertemu beliau tatap muka secara langsung hanya untuk ditanyai remeh temeh tentang RPP itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun