Mohon tunggu...
Erni Lubis
Erni Lubis Mohon Tunggu... Guru - Pengajar dan pembelar

Mencoba menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Orangtua Harus Belajar Sepanjang Hayat

13 November 2019   23:23 Diperbarui: 15 November 2019   05:01 963
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: @kulturtava

Anakmu Bukan Milikmu

Anakmu bukanlah milikmu, mereka adalah putra putri sang Hidup, yang rindu akan dirinya sendiri.

Mereka lahir lewat engkau, tetapi bukan dari engkau, mereka ada padamu, tetapi bukanlah milikmu. --Kahlil Gibran

Puisi Kahlil Gibran (1883-1931) yang dikutip dimuka, merupakan sebuah puisi yang tepat untuk menggambarkan pemahaman mengenai hakikat anak untuk orang tuanya.

Kerap kali terjadi, problematika antara anak dengan orang tua, yang didasarkan pada pengakuan kebenaran dari masing-masing pihak tanpa ada yang mau mengalah. 

Orang tua selaku orang yang dianggap lebih berpengalaman daripada sang anak, terkadang menganggap anaknya tidak tau apa-apa, terlalu khawatir, terlalu mengekang, dan kurang bisa mengikuti kemajuan zaman.

Mereka sering kali mendidik anak menggunakan aturan-aturan tradisional atau klasik yang terkadang tidak sesuai dengan perkembangan anak.

Kisah viral dengan tokoh Arie Kriting (pelawak) dan Indah Permatasari (artis) menjadi bahan pembicaraan publik. Lantaran Ibu Indah Permatasari tidak setuju hubungan anaknya dengan Arie Kriting. 

Sang ibu mengklaim, semenjak anaknya berpacaran dengan Arie Kriting, anaknya berubah menjadi negatif. Sering pulang malam dan pergi dari rumah.

Bagi saya pribadi klaim ibu Indah Permatasari ini hanya berdasarkan egonya yang memang tidak menyukai Arie Kriting.

Selaku netizen yang menyukai lawakan Arie Kriting dan berkesempatan melihat langsung Arie Kriting dalam acara seminar, saya meyakini bahwa Arie Kriting adalah orang yang baik dan memiliki pengalaman hidup luar biasa, serta logika bagus.

Ia bisa menjadi pendidik untuk orang lain, dan bisa menjadi pembelajar untuk dirinya sendiri. Menurut saya, kekhawatiran Ibu Indah sebenarnya tidak perlu. Indah sudah dewasa, bahkan ia sudah bisa memilih pendamping yang kiranya tepat untuk dia, membuat dia nyaman tanpa memandang derajat sosial ataupun fisik seseorang.

Seharusnya ibu Indah ini bisa mempelajari pertumbuhan anaknya yang sudah dewasa dan mampu menentukan jalan hidupnya sendiri ini.

Surat Arie Kriting yang di unggah di laman media sosial menggambarkan betapa tulusnya Arie mencintai Indah, pujaan hatinya. (Berikut surat yang viral itu: Sumber)

***

sumber: pinterest.com/katychuang
sumber: pinterest.com/katychuang
Sebenarnya ibunya Indah bukan satu-satunya orang tua yang bersikap egois -saya bilang egois karena dia tidak bisa memahami perasaan orang lain, termasuk perasaan anaknya sendiri, di luar sana banyak orang tua yang tidak meridhoi hubungan anaknya dengan kekasih, maka banyak pula kasus kawin lari hingga dijadikan FTV.

Selain egois, orang tua juga sering kali gengsi untuk minta maaf dengan anak jika orang tua salah, atau gengsi untuk memuji anak sendiri. Selalu merasa yang paling benar, dan merendahkan anak. Kisah ini saya alami sendiri. 

Sayapun terkadang jadi malas membicarakan hal-hal yang saya anggap tidak perlu dibicarakan dengan orang tua, ya karena pasti mereka akan berceramah panjang lebar dan mengklaim bahwa yang saya lakukan itu salah. Meskipun faktanya, orang tua meminta kita untuk selalu terbuka kepada mereka.

Saya akan menceritakan kisah saya sendiri tentang orang tua. Bukan untuk menjelek-jelekkan, hanya saja saya kira perlu, untuk menjadi bahan pelajaran pentingnya orang tua belajar sepanjang hayat. Jangan sampai karena keegoisan orang tua, anak jadi membenci mereka.

Maka jika diminta menggambarkan tentang sosok orang tua, seperti apa gambaran ayah di mata saya, saya akan langsung menjawab "galak". Dan seperti apa gambaran ibu di mata saya, saya menjawab "cerewet". 

Dan saya rasa ini tidak hanya saya yang mengalami, tetapi banyak orang. Dan menurut saya ini hal yang normal dan wajar, seorang ayah itu galak dan seorang ibu itu cerewet.

Saya memiliki seorang adik laki-laki yang sangat saya sayangi, karena bagi saya hanya dia di rumah yang enak di ajak bercanda, ngobrol, bertukar pikiran, bahkan saya sering memberi motivasi dia untuk tidak pernah berhenti berkarya.

Meski secara akademik adik saya ini kurang, tetapi dia seorang yang kreatif dan mandiri. 

Diusianya yang baru 16 tahun, dia pernah menjadi tukang ojek, dan sekarang sedang menekuni bidang animasi, membuat design, dan fotografer. Saya tahu adik saya menyukai bidang animasi sejak masih SD. 

Dia suka sekali menggambar. Dia pernah mencoba menggambar di laptopku menggunakan paint. Lalu memintaku untuk dicetak. Dengan senang hati aku mencetak sticker yang dibuat adikku itu. 

Betapa bahagianya dia saat itu. Tetapi ayahku malah marah-marah katanya membuang-buang uang, bahkan dengan teganya dia mengatakan karya adikku jelek.

Betapa terlukanya hati adikku saat itu, dan ayahku hanya menyuruh adikku untuk belajar supaya nilainya tidak hancur. Ayah, engkau tidak tahu bahwa sikapmu yang demikian akan melahirkan kebencian yang mendalam di hati seorang anak.

Ayah, seorang yang kaku dan pemarah. Begitulah diingatanku. Meski aku tau beliau sangat menyayangi anak-anaknya, sehingga berharap anaknya selalu bisa menjadi yang terbaik. Supaya bisa dibanggakan. 

Tentu ini harapan seluruh ayah di dunia. Berbeda dengan ayah, ibu meski cerewet tetapi ia kadang lebih berperasaan. Lebih bisa ikhlas. Demikianlah ibuku yang tidak ingin terlalu banyak aku ceritakan.

Lalu jika bercerita tentang ayah, ada kejadian yang belum lama ini menimpaku. Satu minggu yang lalu aku harus operasi gigi bungsu karena gigiku tumbuh miring.

Tadinya aku malas mengabari orang rumah, hanya kakakku yang di Jakarta yang aku beri tahu kalau aku akan operasi. Tetapi sayangnya diluar harapanku. 

Sebelum operasi harus ada tanda tangan orang tua. Maka akupun menelpon ayah. Ayah sudah tahu kalau gigiku sakit karena aku pernah cerita. Dan ayah menyuruh aku membiarkan saja.

Maka saat aku menelpon rumah mengabarkan bahwa aku akan operasi gigi, ayah malah marah-marah, bahkan kata ibu, ayah bilang aku sok tau, sudah besar, tidak mau diatur. 

Ending dari kisahku ini adalah ibuku ke rumah sakit dan operasiku berjalan lancar. Setelah hari itu, ayah tidak minta maaf kepadaku, bahkan sekalipun tidak tanya apa-apa. 

Padahal jelas-jelas dokter bilang jika gigiku tidak dicabut, saraf mata, dan otakku bisa kena. Dan saraf pundakku sebenarnya sudah kena. Tapi, sudahlah, memang begitu ayah. Gengsi untuk minta maaf.

Kakakku bilang, setelah orang tua marah-marah biasanya mereka menyesal karena telah memarahi anaknya. Ya, sudah pasti, pada intinya sebenarnya orang tua hanya ingin yang terbaik untuk anaknya tetapi caranya yang keliru.

Oleh sebab itu, penting bagi orang tua untuk belajar sepanjang hayat. Belajar memahami anak, belajar membiarkan anak mandiri, tidak terlalu menuntut anak, biarkan anak menemukan jati dirinya, dan merasakan kebahagiaan.

Siapapun, baik orang tua maupun anak, pahamilah cuplikan kata-kata ini, yang saya dapat dari grup whatsapp,

Hidup ini begitu banyak kejutan. Dimana tidak pasti semuanya berjalan sesuai seperti apa yang kita inginkan. Ini adalah fakta yang harus dipahami oleh semua orang. Kalau kita selalu bersyukur dan sabar, semua masalah yang kita hadapi akan terasa ringan. Sifat positif ini akan membuat keberanian kita meningkat drastis. Semakin kita bersyukur, semakin positif pandangan kita terhadap setiap masalah di dalam kehidupan. Karena di balik setiap masalah, ada pelajaran berharga yang kita dapatkan.

Tanpa mengurangi rasa hormat sebagai seorang anak kepada ayahnya, di hari ayah nasional yang jatuh pada 12 November, saya sisipkan sajak dari why.setyobudi,

@why.setyobudi
@why.setyobudi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun