Mohon tunggu...
Sarianto Togatorop
Sarianto Togatorop Mohon Tunggu... Guru - Pengajar yang menyukai kebebasan

Seseorang yang tak tahu kalau dia ada

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal "Toxic Parenting" dan Selusin Tandanya

1 Juli 2020   21:16 Diperbarui: 1 Juli 2020   21:20 4316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak yang menjadi korban toxic parenting (sumber: schoolofparenting.id)

Orangtua perlu mengambil inisiatif komunikasi. Menurunkan amarah dan mengambil langkah berbicara empat mata. Ucapan maaf akan meredakan emosi dan mengikat kembali relasi yang renggang. Ini pun menjadi kesempatan orangtua memberi teladan untuk memaafkan.

#11 Membandingkan dengan orang lain

Siapa pun tidak suka dibanding-bandingkan. Membandingkan seorang anak dengan anak lain dapat menimbulkan efek tidak menyukai orang lain, kurang percaya diri dan mudah tersinggung.

Setiap anak pada hakikatnya mempunyai keunikan. Daripada membandingkan dirinya dengan anak lain, lebih baik membantu anak melihat sisi lain dalam kelebihannya. Memotivasi anak untuk mengoptimalkan kelebihannya lebih menumbuhkan semangat daripada membandingkannya dengan anak lain.

Efeknya bisa lebih panjang, yaitu merasa tidak dicintai. Anak yang orangtuanya membandingkan dirinya dengan anak lain akan merasa orangtuanya lebih mencintai anak lain.

#12 Menasihati anak di depan orang lain

Sering sekali orangtua kebablasan, menasehati anaknya di depan anak lain, pada hal dapat menyebabkan rasa minder dan menyendiri. Rasa malu sebab kesalahannya diketahui orang lain dapat membuat anak merasa malu berhadapan dengan anak-anak lainnya.

Anak justru tidak konsentrasi pada nasehat, tetapi kepada orang lain di sekitarnya. Anak akan terfokus menahan rasa malu dan berimbas pada hilangnya kepercayaan diri anak. Dampak lanjutan dari itu adalah kebencian yang mendalam pada orangtua.

Sebagai orangtua, acap kali dengan alasan sayang kepada anak, justru melakukan pola asuh toxic parenting. Tanpa disadari, orang tua menanamkan karakter yang kurang baik terhadap anak karena menunjukkan teladan yang kurang baik.

Orang tua harus waspada dan menghindari menerapkan toxic parenting dalam mengasuh anak. Toxic parenting dapat menjadi siklus yang akan berulang dari kita ke anak-anak kita.

Tidak mudah menjadi orangtua, namun bukan alasan untuk tidak menjadi orangtua yang baik bagi anak-anak kita. Orangtua adalah tempat di mana kasih sayang, rasa aman dan cinta yang berlimpah diperoleh anak-anak. Jadilah orangtua hebat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun