Mohon tunggu...
Sarianto Togatorop
Sarianto Togatorop Mohon Tunggu... Guru - Pengajar yang menyukai kebebasan

Seseorang yang tak tahu kalau dia ada

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal "Toxic Parenting" dan Selusin Tandanya

1 Juli 2020   21:16 Diperbarui: 1 Juli 2020   21:20 4316
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Anak yang menjadi korban toxic parenting (sumber: schoolofparenting.id)

Tanpa disadari orangtua telah menanamkan bahwa jika ada masalah sebaiknya tidak memberi tahu orangtua karena akan memperpanjang masalah, kalau salah harus dimarahi dan melarang adalah solusi terbaik menghindari masalah. Dampak lainnya, anak akan menjadi pribadi yang tertutup, cenderung menutup-tutupi masalah.

Tanda Toxic Parenting

#1 Gagal memberi penguatan dan kemanan

Saat anak gagal, kepada siapakah layaknya anak akan meminta penguatan? Tentu kepada orangtua dan anggota keluarga lainnya. Bayangkan jika anak mengalami permasalahan, lalu lari kepada orang lain untuk meminta penguatan, bagaimana perasaan orangtua? Tentu merasa sedih.

Namun, jika penguatan itu tidak didapatkan justru dari orangtua, tentu anak tak akan mencari penguatan dari orangtua. Sebisa mungkin akan menghindarinya. Mencari orang lain yang dapat memberi penguatan.

Orangtua adalah sumber rasa aman anak-anak. Namun jika anak justru tidak merasa aman berada di antara orangtuanya, ini justru sebuah kesalahan orangtua dalam memberi rasa aman. Tentu saja anak akan berusaha menghindar dari orangtua dan itu merusak hubungan keduanya.

#2 Terlalu Kritis

Mengkritik memang bisa membangun, namun lain halnya bagi anak, terutama anak yang masih kecil. Jika orangtua selalu mengkritik apa yang dilakukan anak dapat mengikis rasa percaya diri anak hingga berujung menjauhi orangtua, karena tidak merasa nyaman dengan kritikan.

Efek lainnya adalah anak dapat menjadi pribadi yang perfeksionis, dan menuntut semuanya dilakukan dengan sempurna karena takut dikritik oleh orangtua. Sifat ini akan terbawa keluar lingkungan keluarga dan akan menyebabkan anak hobi mengkritik orang lain secara berlebih.

Menurut Cathy Cassani Adams, dikutip dari parenting.orami.co.id, jika terus-menerus memberikan saran negatif atau memusatkan perhatian pada kelemahan anak daripada kekuatannya, akan membuat anak percaya bahwa ia tidak bisa berhasil.

#3 Menuntut Perhatian Anak

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun