Mohon tunggu...
Sarianto Togatorop
Sarianto Togatorop Mohon Tunggu... Guru - Pengajar yang menyukai kebebasan

Seseorang yang tak tahu kalau dia ada

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berilah jika Ingin, jika Tidak Tak Perlu Bersungut-sungut

11 Juni 2020   11:38 Diperbarui: 11 Juni 2020   11:30 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Memberi Uang Kepada Pengemis (Sumber: 123RF.com)

Saya teringat pada suatu ketika saat kami menikmati makan bersama di sebuah warung makan pinggir jalan bersama teman-teman. Saat kami menikmati makanan ada saja pengamen atau pengemis yang datang sekedar meminta sedikit sumbangan. Habis yang satu datang lagi yang lain.

Di antara pengemis itu ada yang memang secara fisik nampaknya sulit untuk bekerja sehingga memilih menjadi pengemis, dan ada juga yang memang memiliki fisik yang rasanya masih memungkinkan untuk mengerjakan pekerjaan lain selain mengemis.

Tentu memberi atau tidak memberi sumbangan adalah hak kita. Maka di antara kami pun ada yang memberi ada juga yang tidak. Ada yang memberi dengan diam, ada yang memberi dengan sambil menggumamkan sesuatu, ada yang tidak memberi dengan diam dan ada juga yang tidak memberi dengan menggumamkan sesuatu. Selalu ada yang besungut-sungut akan hal ini.

Memberi sebenarnya adalah masalah kepekaan hati. Bersumber dari niat hati yang paling dalam dan selayaknya tetap hanya kita dan Tuhan yang tahu. Baik dan buruknya niat, biarkan menjadi rahasia ibadah kita.

Berilah Jika Tergerak Untuk Membantu

Jika kita memang ingin memberi, maka berilah setulus-tulusnya untuk memberi. Tidak perlu memberi namun disertai embel-embel cemberut atau menggumamkan sesuatu. 

"Masih muda, fisik masih sehat kenapa jadi pengemis. Apa tidak ada pekerjaan lain? Malas bekerja tapi ingin mendapatkan uang dengan mudah." Sering kita mendengar teman kita atau bahkan kita sendiri mungkin pernah seperti itu.

Berilah jika ingin memberi. Ajaran yang saya yakini untuk menaruh belas kasih pada pengemis. Tidak diklasifikasikan pengemis yang bagaimana. Yang penting pengemis. 

Motivasi dia menjadi pengemis biarkan jadi urusan dia dengan Tuhan, tapi urusan kita dengan Tuhan adalah masalah memberi. Apakah kita ikhlas atau bersungut-sungut memberinya.

Sungut-sungut Saat Memberi

Memberi dengan sungut-sungut menggambarkan kondisi hati yang tidak ikhlas untuk memberi. Sebenarnya tidak masalah jika tidak memberi, toh tidak ada paksaan dan saya rasa tidak akan menjadi dosa jika kita tidak memberi asalkan memang hati kita bersih untuk tidak memberikan bantuan. Motivasinya apa, biarkan hati kita dan Tuhan yang tahu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun