Mohon tunggu...
Sari Agustia
Sari Agustia Mohon Tunggu... Penulis - IRT, Penulis lepas

Tia, pangillan akrabnya, menekuni menulis sejak tahun 2013 sampai sekarang. Sebuah karyanya, novel Love Fate, terbit di Elex Media Komputindo pada tahun 2014. Saat ini aktif menulis bersama beberapa komunitas dan Indscript Creative

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kenalan Sama Angka Pakai Kartu UNO

13 September 2021   19:53 Diperbarui: 13 September 2021   20:18 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apa kemampuan dasar yang wajib dimiliki manusia? 

Rasanya Anda akan setuju kalau saya katakan kemampuan tersebut meliputi baca, tulis, dan hitung (calistung). Kemampuan-kemampuan tadilah yang diasah saat berada di usia sekolah dasar. 

Minimal seseorang bisa membaca supaya dapat informasi; menulis untuk bisa menyampaikan ide secara tulisan; dan berhitung sederhana supaya bisa mengusahakan hal terkait dengan angka dan hitungan. 

Sebagai contoh sederhana, rasanya tidak perlu harus jadi sarjana untuk bisa berdagang sayur, melainkan si penjual bisa semua kemampuan dasar tadi. 

Ada beberapa beda pendapat sejak kapan dan bagaimana kemampuan calistung dikenalkan kepada anak. Beberapa teori pembelajaran belum mengenalkan calistung pada anak di bawah usia tujuh tahun. 

Di usia tersebut kemampuan nalar dan logika dibangun lewat cara selain mengajarkan calistung secara formal. 

Namun, tak menutup kemungkinan jika anak sudah siap bisa juga dia akhirnya pandai membaca sendiri. Rasanya untuk keadaan tersebut tidak bijak kemudian jika orang tua melarangnya. Balik lagi, saya sendiri akan melihat bagaimana kesiapan anak untuk setiap tahap belajar.

Di masa-masa sebelum sekolah dasar, saya termasuk ibu yang tak mengajak anak belajar secara formal untuk calistung. Saya biasanya lebih banyak membacakan buku cerita dan membiarkan anak bermain sepuasnya. 

Saya memang termasuk ibu yang santai, belum mau menjadikan kemampuan tadi beban buat saya dan anak. 

Lain hal kalau sudah usia sekolah dasar yang memang awal pembiasaan diri belajar secara formal. Mungkin karena itu juga ketika masuk sekolah dasar, kedua anak saya yang pertama belum pandai membaca dan menulis. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun