Mohon tunggu...
Sari Agustia
Sari Agustia Mohon Tunggu... Penulis - IRT, Penulis lepas

Tia, pangillan akrabnya, menekuni menulis sejak tahun 2013 sampai sekarang. Sebuah karyanya, novel Love Fate, terbit di Elex Media Komputindo pada tahun 2014. Saat ini aktif menulis bersama beberapa komunitas dan Indscript Creative

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pilah Sampah Jadi Berkah

28 Juni 2021   20:53 Diperbarui: 28 Juni 2021   21:12 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi desain pribadi

Saya benar-benar tertegun ketika mengetahui kalau mengelola sampah rumah tangga adalah sangat rumit. 

Pengelolaan sampah pribadi dengan cara memilah sampah baru saya kenal ketika pada tahun 2013 tinggal di Aachen, Jerman. Di sana, kami diwajibkan memilah sampah organik, kering, dan kertas. 

Ada tempat sampah khusus untuk tiga macam sampah tersebut. Unik dan sangat berkomitmen, pemerintah menyediakan plastik khusus untuk sampah kering, yang berupa plastik bekas makan dan stereofom, berwarna kuning. 

Plastik tadi secara berkala kami bisa ambil gratis di balai kota. Untuk botol plastik ada sebuah mesin penghancur botol yang terletak di supermarket. Sejak itulah, keluarga saya terbiasa memilah sampah ke dalam kategori-kategori tadi.

Pulang ke Indonesia, meski masih rajin memilah, sayangnya saya membuang hasil pilahan ke dalam satu bak sampah besar di depan rumah yang dikelola oleh pemerintah kota (pemkot). 

Sedih sih, tapi saya tak bisa berbuat apa-apa. Ada tempat sampah organik yang disediakan pemkot tapi hanya satu buah per RT. Anehnya, RT saya tidak kebagian tempat sampah tersebut meski sudah pernah saya minta. 

Akhirnya pun saya hanya bisa pasrah dengan fasilitas yang ada. Plastik-plastik bersih sisa makanan dan minuman kemasan, kertas sisa belajar anak, baju, dan mainan bekas, saya kumpulkan dan berikan ke tukang loak langganan. 

Tanggal 5 Juni 2021 diperingati sebagai Hari Lingkungan Hidup Sedunia. Dari salah satu grup akhirnya justru saya tahu bahwa banyak juga teman yang sudah melakukan pilah sampah mandiri dan mendistribusikannya ke pihak pengelola sampah swasta. 

Saya benar-benar dibuat terkesima! Bukan main sampah dipilah dengan sangat rapi dan ragamnya. 

Saya tertarik menjabarkan satu per satu sebagai pengingat pribadi:

  1. Sampah Organik.
    Sampah bekas makanan manusia yang sifatnya nabati dan hewani ternyata bisa dimanfaatkan di rumah sendiri, bisa sebagai kompos atau ecoenzym. Menghasilkan kompos bisa dengan cara sederhana menimbunnya di tanah. Demi memudahkan, mereka membuat lubang biopori yang selalu siap untuk jadi pembuangan sampah sehari-hari. Uniknya, sampah bekas buah dan sayur bisa diolah dengan cara berbeda yang menghasilkan ecoenzym. Ecoenzym bisa dipanen untuk digunakan kembali di rumah tangga. Namun, saya perlu riset lebih banyak tentang itu.

  2. Sampah Plastik
    Ada yang mengatakan plastik bekas makanan sebelum dikumpulkan maka harus dicuci terlebih dahulu. Tujuannya supaya lebih aman dan bersih tanpa menimbulkan masalah baru, seperti dihinggapi hewan dan sebagainya. Oleh karena itu, penyimpanan dengan plastik bersih pun tentu berbeda.

  3. Kertas
    Kardus, majalah, buku bekas, dan pembungkus makanan yang berasal dari kertas bisa dikumpulkan di kategori ini.

  4. Baterai, alat elektronik, lampu, dan sebagainya.

  5. Baju dan bahan kain bekas pakai.
    Biasanya pakaian yang sudah tidak muat tapi layak pakai masih kami berikan kepada yang membutuhkan. Adik pun masih pakai punya kakaknya kalau masih bagus. Baju pun bisa direka ulang modelnya kalau sudah bosan atau bisa juga dijadikan kain lap atau pengepel rumah.

  6. Jelantah
    Ini yang paling anyar saya tahu. Minyak bekas pakai ternyata bisa mencemari lingkungan jika langsung dibuang di saluran pembuangan rumah begitu saja tanpa disaring. Saya pun akhirnya selalu kumpulkan minyak-minyak tadi dan sudah dapat 2 jerigen besar yang masih menunggu dibuang. Syukurlah, saya baru saja mengantongi kontak tempat pembuangannya yang terdekat dengan tempat tinggal. Semoga segera bisa dieksekusi.

Kiranya itu semua sampah yang saya niatkan dipilah dan disalurkan kepada bank sampah yang sesuai pengolahannya. Sampai saat ini sudah beberapa kandidat tempat penyaluran, tetapi masih mencari yang sekiranya bisa dibuang all in one. 

Tentunya dengan membuat di satu tempat akan lebih mudah dan aman bagi sampah-sampah tadi. Semangatnya masih sangat membara nih, doakan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun