Mohon tunggu...
Sari Aryanto
Sari Aryanto Mohon Tunggu... Editor - fiksi diksi kopi, tiga hal yang membuatku lebih hidup

Perempuan biasa yang punya mimpi luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jalan Sunyi

1 November 2016   15:03 Diperbarui: 1 November 2016   15:06 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Semua tampak kosong, tak ada lagi kegaduhan, apalagi riuh tawa membahana seperti waktu itu. Yang tersisa hanya muram di pelupuk mata, tergambar jelas dalamnya luka yang menggores jiwa.

Berteriakpun tiada makna, tak kan berpaling kau meski sedetik. Sementara aku masih terpaku menatapi rerumputan menguning di sela sunyi. Mendendangkan lagu-lagu mengiris hati.

Lelah aku bertanya dalam hati, lewat gemerisik bayu yang mengalir lewati senja tertutup mendung. Hanya sepi yang menghantar jawab tak terucap dari bibirmu.

Payah aku mengaduh memohon cinta darimu. Biarlah, biar semua berlalu tanpa kata tanpa wasiat. Akulah sang jiwa sunyi, mati perlahan tanpa simpati.

#poeds 011116

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun