Aku masih di sini, di tepian asmara yang tersisa dari katakata tak terucap. Â Bercengkerama dengan senyap, melagukan sepisepi terluah dari kisi hati sebelah kiri.
Gelebah tumpah, kala senyum cibirmu membayang di batas matari rebah. Sementara jarijariku patah, menghitung bisunya kenang, resah.
Aku rindu ...
Kembali meniti selasar waktu bersama dentum gulana, mencabik kalbu. Coba meretas batas yang membentang, membingkai jarak jadikannya nyata.
Namun angin kuat menampar, membuatku sadar. Biar saja, sunyi habis kita sesap, nikmati manis luka hingga terlelap.
; tanpa tatap, tanpa ratap
#poeds 160418
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!