Mohon tunggu...
Sari Aryanto
Sari Aryanto Mohon Tunggu... Editor - fiksi diksi kopi, tiga hal yang membuatku lebih hidup

Perempuan biasa yang punya mimpi luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rembulan Kelu

16 April 2018   17:55 Diperbarui: 16 April 2018   18:13 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aku masih di sini, di tepian asmara yang tersisa dari katakata tak terucap.  Bercengkerama dengan senyap, melagukan sepisepi terluah dari kisi hati sebelah kiri.

Gelebah tumpah, kala senyum cibirmu membayang di batas matari rebah. Sementara jarijariku patah, menghitung bisunya kenang, resah.

Aku rindu ...

Kembali meniti selasar waktu bersama dentum gulana, mencabik kalbu. Coba meretas batas yang membentang, membingkai jarak jadikannya nyata.

Namun angin kuat menampar, membuatku sadar. Biar saja, sunyi habis kita sesap, nikmati manis luka hingga terlelap.

; tanpa tatap, tanpa ratap

#poeds 160418

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun