Mohon tunggu...
Sari Aryanto
Sari Aryanto Mohon Tunggu... Editor - fiksi diksi kopi, tiga hal yang membuatku lebih hidup

Perempuan biasa yang punya mimpi luar biasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kabut di Perkebunan Teh

25 Agustus 2017   19:51 Diperbarui: 26 Agustus 2017   08:18 333
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Amiliha manungsa sanyata

Ingkang becik martabate

Sarta weruh ing ukum

Kang ibadah lan kang wirangi

Sukur oleh wong tapa ingkang wus amungkul

Tan gumantung liyan

Iku wajib guronana kaki

Sartane kawruhanana

"Mbah... !" sapa Yuli.

Mbah Sugi menoleh, dia tersenyum memperlihatkan giginya yang ompong di tengah. Tiba-tiba bulu kuduk Yuli meremang, dia merasa ada yang aneh terjadi.

"Kamu bisa tidur nyenyak Nduk?" tanya Mbah Sugi, tangannya yang keriput mengambil pisang rebus dan memakannya perlahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun