Mohon tunggu...
Sardo Sinaga
Sardo Sinaga Mohon Tunggu... Freelancer - IG: @raja_bodat

Pecinta Sejarah dan Ilmu Budaya. Pemula. Menulis Apa Saja Yang penting Tidak Melanggar Hukum.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Idealisme dan Realistis, Dua Hal yang Berbeda namun Bisa Bersama

21 September 2021   17:11 Diperbarui: 2 Maret 2022   17:57 317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Karolina Grabowska from Pexels

Ia menceritakan bahwa temannya itu tidak mau dibayar saat menciptakan karya. Namun pada saat memproduksi sebuah film pendek, temannya membuang sebagian idealismenya karena ia hidup bersama orang lain. Ketika temannya hidup bersama orang lain, tidak bisa dipungkiri orang disekitar membutuhkan duit untuk perut. 

Hal ini yang menjadikan dirinya untuk tidak termakan gengsi. Ia juga berpendapat banyak banyak penulis yang memaksakan idealisme yang dimilikinya untuk sebuah tujuan tersebut. Tapi tidak banyak orang yang membuang idealisme untuk sebuah realita yang sudah ada. Realita tersebut ialah duit. 

Kami bercerita banyak tentang hal tersebut. Banyak penulis yang menciptakan karakter dirinya bahwa itulah gambaran tentang dirinya. Ia tidak memperdulikan apa yang terjadi disekitarnya demi sebuah karakteristik.

Idealisme punya kekuatan tersendiri. Ide-ide yang tercipta dan menjadi sebuah pegangan hidup mempengaruhi kualitas seseorang. Kualitas ini mencerminkan baik buruknya seseorang, bagus jeleknya sebuah karya, hal-hal ini yang menjadi pijakan seseorang dalam memenuhi kebutuhannya. 

Bagi saya sendiri itu adalah hal wajar. Kita membuat sebuah karakteristik agar menciptakan kesan bahwa ia berbeda dengan orang lain. Banyak penulis yang tidak mau menulis apa yang sedang viral dan hanya menulis apa yang ia mau. 

Saya pun terkadang seperti itu. Namun apakah orang lain akan setuju dengan hal tersebut? Ada orang yang menulis hanya bertujuan mendapatkan duit atau cuan. Itupun sangat wajar bagi saya. Kita tidak bisa mengelak bahwa duit adalah segalanya. 

Ada yang berkata duit tidak bisa membeli kebahagiaan. Disaat kita menerima duit, bukankah kita akan terlihat senang? Sebenarnya saya sempat setuju bahwa duit tidak membeli kebahagiaan. Namun kita tidak menyadari kita hidup bersama orang lain yang juga membutuhkan hal-hal duniawi. Itu sudah menjadi realita hidup. 

Photo by picjumbo.com from Pexels
Photo by picjumbo.com from Pexels

Sebenarnya bukan hanya penulis, namun pekerjaan lain yang membutuhkan tangan-tangan manusia. Idealisme dan Realistis sebenarnya bisa berjalan beriringan. 

Apakah kalian tahu pesepak bola Lionel Messi? Dia seorang bintang lapangan yang menggemari sepak bola. Sejak kecil ia mencintai sepak bola dan berlatih sepak bola. Karena bakatnya itu ia dibawa ke Spanyol untuk dilatih oleh klub sepak bola FC Barcelona. 

Buktinya, sampai sekarang dia dianggap sebagai Seniman lapangan. Banyak perusahaan-perusahaan besar yang memakai jasanya. Itu hanya sebagian kecil dari segelintir orang yang berhasil. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun