Mohon tunggu...
Sardo Sinaga
Sardo Sinaga Mohon Tunggu... Freelancer - IG: @raja_bodat

Pecinta Sejarah dan Ilmu Budaya. Pemula. Menulis Apa Saja Yang penting Tidak Melanggar Hukum.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Parmalim, Agama Lokal Suku Batak

2 September 2021   12:17 Diperbarui: 2 September 2021   13:05 3224
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar diambil dari: Shutterstock/Kataleewan Intarachote

Pada akhirnya, ia bernegosiasi dengan raja-raja Lokal dan mendapatkan tempat hidup walaupn sebagian pihak ada yang menolak. Dari sinilah Agama Kristen mulai berkembang dan dapat diterima oleh masyarakat Batak, khususnya Tarutung. 

Orang Batak yang dulunya menolak ajaran-ajaran luar mulai meyakini Agama Kristen sebagai jalan hidup nya. Itulah kenapa Tarutung terdapat landmark Salib Kasih sebagai cikal bakal Agama Kristen.

Seiring perkembangan waktu, raja-raja lokal dan masyarakatnya sebagai jalan kehidupan. Namun tidak bisa dipungkiri Parmalim mulai ditinggalkan. Seperti yang penulis jelaskan, semenjak masuknya Agama Kristen masuk, banyak orang Batak yang menganggap sumber kehidupan.

Hingga sekarang, banyak orang Batak menganggap Parmalim sebagai mitos. Namun ada juga yang tetap berpegang teguh terhadap ajaran tersebut walaupun sudah sangat sedikit. Namun dari pembaca pasti berpikir caranya mereka mempunyai KTP?

Kebanyakan dari mereka mencantumkan agama-agama yang ada di Indonesia hanya sebagai pendataan saja. Semenjak masa Presiden Soeharto, masyarakat wajib memiliki agama yang berlaku yaitu Islam, Kristen Katolik, Hindu, Buddha. 

Selain dari agama-agama tersebut dianggap sebagai ajaran sesat. Pada masa Presiden Gusdur, agama Konghuchu dimasukan sebagai agama nasional yang total ada 6 agama resmi.

Dari aturan tersebut, inilah salah satu agama-agama lokal di Indonesia mulai punah. Selain aturan tersebut, kebanyakan orang-tua mengajarkan anak mereka tentang agama yang mereka yakini. Sehingga kebanyakan orang hanya mengetahui agama resmi yang ada di Indonesia. Minimnya teks-teks tertulis sebagai salah satu faktor mulai punahnya agama-agama lokal.

Sardo Sinaga
02 September 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun