Mohon tunggu...
Fransiskus Sardi
Fransiskus Sardi Mohon Tunggu... Mahasiswa - Lulus dari Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Program Filsafat

Follow ig @sardhyf dan ig @areopagus.2023 “Terhadap apa pun yang tertuliskan, aku hanya menyukai apa-apa yang ditulis dengan darah. Menulislah dengan darah, dan dengan begitu kau akan belajar bahwa darah adalah roh” FN

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Tanggung Jawab Umat Manusia dalam Menangani Persoalan Lingkungan Hidup

8 November 2021   13:32 Diperbarui: 8 November 2021   13:50 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto bunga dalam pot. DokPri. Fransiskus Sardi, Yogyakarta, 08/11/2021

Persoalan-persoalan yang berkaitan dengan lingkungan hidup dan kelestarian alam semesta menjadi topik yang hangat dibicarakan beberapa dekade terakhir. Persolan tersebut menjadi isu viral sekaligus menakutkan. Seorang aktivis muda, Greta Thunberg, remaja perempuan yang memenuhi linimassa media sosial belakangan ini menjadi tokoh fenomenal dalam kaitannya dengan persoalan lingkungan hidup. 

Greta dikenal sebagai aktivis lingkungan dari Swedia. Ia memimpin aksi protes sekolah atas isu perubahan iklim yang dikenal sebagai Fridays for Future. Saking getolnya protes terhadap kebijakan dan sikap 'mati rasa' penguasa atas persoalan lingkunga hidup, ia akhiirnya dinobatkan sebagai Ambassador of Conscience 2019 oleh Amnesty International pada 16 September 2019.

Akar Persoalan lingkungan Hidup dan Hubungannya Dengan Tanggung Jawab Manusia

Di negara Indonesia, contohnya persoalan tentang sampah hampir tidak pernah usai dibahas. Indonesia boleh bangga dengan banyaknya kelompok sukarelawan pembersih sampah atau kelompok yang peduli dengan lingkungan hidup tetapi disatu sisi juga harus prihatin, karena semakin banyak sukarelawan mengandaikan semakin banyak pula peningkatan jumlah kerusakan lingkunan di negara ini.

Menurut hasil prediksi Kementrian Lingkungan dan Kehutanan (KLHK) akan ada timbunan sampah sebesar 71, 3ton pada 2025 di Indonesia.Tingginya timbunan sampah, disebabkan oleh pertumbuhan jumlah penduduk. Jumlah warga yang semakin meningkat pada suatu daerah akan berdampak pada meningkatnya jumlah kerusakan lingkungan. 

Peningkatan jumlah sampah juga dipengaruhi oleh faktor industri, ekonomi, dan konsumsi yang semakin naik. Selain faktor di atas, persoalan lingkungan hidup juga disebabkan oleh sikap pasif dari (sebagian) masyarakat. 

Sikap ketidakpedulian atau ketidaksadaran masyarakat dalam mengatasi persoalan-persoalan dan krisis lingkungan akan berujung pada peningkatan jumlah kerusakan lingkungan, persoalan ini bisa mendatangkan berbagai jenis penyakit. Sikap kurang bertanggung jawab, seperti membuang sampah disembarang tempat, memang menjadi kendala yang hanya bisa di atasi lewat kesadaran diri sendiri.

BACA JUGA PUISI PRIA ITU

Manusia dan Alam Semesta Bermusuhan?

Sikap egois dan egosentris dapat dijumpai pada banyak suku bangsa dan penganut agama apa pun - manusia pada umumnya. Sikap ini melahirkan dan mengembangkan dua gejala sosial. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun