Mohon tunggu...
Muhamad Haydar
Muhamad Haydar Mohon Tunggu... -

Bertani dibentang cadas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Karam

14 Mei 2019   19:56 Diperbarui: 14 Mei 2019   19:56 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setelah apa yang dikerjakan
Selalu bertepi pada pulau tak berpenghuni
Padahal pelayaran ber awak ribuan
Yang menaruh harapan diatas geladak dan dayung-dayung kapal.
Kemudian pelayaran tak berhenti
Siang berganti malam
Malam mengitari ubun-ubun yang bingung
Pagi melahirkan energi
Siang terkulai terkapar lemas
Apa mesti pelayaran ini kembali atau boleh dikaramkan saja kapal ini
Pelayaran tetap berlanjut
Atas tekad bulat
Tanpa slogan meriah yang pincang
Melainkan cinta merekah seumpama bunga vijaya.

Kapal bertepi dipulau tak berpenghuni
Aku menatap geladak
Aku sendiri!
Kemudian Kemenangan apa yang mesti dirayakan tanpa kerabat.
Kesunyian ini nyata bebalnya
Tak ada yang tersisa,
Padahal bahagia selalu bertumpu pada kebersamaan.

Inikah habis tenggelam karam.

Kini aku sendiri ditungku kesunyian paling binal.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun