Mohon tunggu...
Muhamad Haydar
Muhamad Haydar Mohon Tunggu... -

Bertani dibentang cadas

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sarasa

1 Mei 2019   11:51 Diperbarui: 1 Mei 2019   14:15 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Embun itu menenteng dibalik sela sehelai pucuk yang entah siapa sebutannya.

Kehangatan matahari menyapa, dan tetap pada rasa yang ada.

Aku hanya tetap menjaga yang kuyakini, beristiqomah disini dan

menanti jawaban atas sejuta pertanyaan pertanyaan.

Rindu dan senja saling bercengkrama, batas khayalan sang pecinta tanpa batasan.

Waktu selalu merasa berkuasa atas waktu. Melihat jarum jam tak bernyawa kala menuntaskan rindu, terlalu cepat menuntaskan langit jingga kala melepas sendu. Terkadang waktu harus dinikmati sendiri, sekedar duduk di beranda

dan memejamkan mata.

Menari dalam sunyi bagian

bernyanyi dalam sepi. Biarkan kawanan awan bergegas meramu rinduku. Menampung mendung dan langit kelabu.

Sendu menyergap di langkah pertama, khawatir mendekap di tiap helaan napas.

Ragu turut serta bersuara, mendendangkan irama menyesakkan dada.

Cukupkan saja, nyaliku tidak tergoyah dan tidak tergoyahkan, bertani sebagai terapi

Igm, 06/03/19 

@yuyut

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun