Mohon tunggu...
Adi Pujakesuma
Adi Pujakesuma Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

KEBENARAN HANYA MAMPU DILIHAT MELALUI MATA KEMATIAN

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Korupsi, Buruk bagi Sosial dan Lingkungan Picu Lahirkan Tirani

13 Mei 2017   07:24 Diperbarui: 13 Mei 2017   08:53 209
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Koruptor sebutan bagi pelaku korupsi bukan hanya merugikan negara, aspek sosial dan lingkungan terkapar dibuatnya. Korupsi penyebab timbulnya berbagai persoalan sosial dan lingkungan hidup, telah menyebabkan kemiskinan, karena akses masyarakat terhadap sumber-sumber kehidupan mereka di rusak, terutama pada sisi ekonomi.

Korupsi juga menyebabkan punahnya jaminan hak-hak dasar hidup warga yang seharusnya bisa mereka nikmati. Bahkan korupsi berperan besar dalam hal terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan hidup dan kehutanan yang berdampak negatif, seperti banjir, gagal panen, serta percepatan perubahan iklim global.

Praktek korupsi juga menyebabkan menipisnya sumber daya alam negara kita, sehingga gejolak daya tampung menjadi tidak terkendali, tanpa memperhitungkan daya dukung lingkungannya, sehingga menyebabkan merosotnya kondisi lingkungan bagi kehidupan makhluk hidup itu sendiri. Bahkan di beberapa tempat sudah sangat memprihatinkan melebihi ambang batas sehingga menyebabkan terjadinya bencana ekologis yang berdampak pada lemahnya kemampuan warga dalam memenuhi kebutuhan dasar hidup sebagai manusia.

Berbagai perizinan eksploitasi tambang, hutan, pesisir dan laut berjalan lancar tanpa prosedur dan proses yang telah diatur dalam SOP. Banyak Ijin diberikan tanpa dan sebelum melewati persyaratan yang benar. Semua ini dimungkinkan karena ada uang sogok atau suap. Hasilnya juga tidak masuk ke kas negara karena digunakan untuk membayar jatah oknum-oknum pejabat. Dan pada akhirnya masyarakatlah yang terkena imbasnya, contoh sederhananya seperti hilangnnya sumber mata pencaharian mereka, banjir, tanah longsor, kekeringan, kebakaran lahan dan hutan, ketiadaan air bersih, gagal tanam dan gagal panen.

Korupsi adalah perilaku pejabat maupun aparatur sipil negara, yang secara tidak wajar untuk memperkaya diri sendiri atau memperkaya diri atau golongan, dengan menyalahgunakan kekuasaan yang dipercayakan kepada mereka. Jadi tidak ada lagi tawar menawar untuk melakukan pemberantasan korupsi di negeri ini.

“Negara ini membutuhkan orang yang sungguh-sungguh mencintai negerinya dengan segenap hatinya. Sayangnya yang ada saat ini adalah mereka hanya cinta dirinya sendiri, mereka sudah mati dan tidak punya nurani. Dan kita hanya punya satu hati untuk negeri, hanya itu. Tanpa kekuasaan, tanpa harta. Memahami bagaimana langkahmu yang kesrimpet-srimpet tidak karu-karuan, benar-benar hanya mengandalkan kemampuan bathinmu, tanpa kemampuan lahiriah. Beruntung negeri ini masih punya orang-orang yang mau mengerti dan mengalahkan kesenangan diri untuk melakukan semua ini dengan cinta yang sesungguhnya kepada negeri, walaupun semua memahami, bahwa kita melakukan revolusi bathin ini adalah sebuah keterpaksaan dan bukan karena pilihan hati kita.”

“Melihat negeri ini dari mata bathin memang sangat menyedihkan, dari ujung barat sampai ke ujung timur telah menjadi bumi jajahan bathin negeri-negeri kurang ajar yang sebenarnya memahami dengan sungguh-sungguh, bahwa kekuatan bathin adalah sebagian besar dari ujung kekuatan negeri, bahwa kekuatan bathin. Dan mereka justru mematikannya untuk negeri ini, membodohi bangsa ini, dan akhirnya menginjak-injak tak tersisa, tak berdaya lagi, tanpa kekuatan.”

“Apakah memang kita tuli dan menutup mata akan semua yang terjadi, segala kehancuran, segala kekisruhan yang selalu menyertai dari semua tahapan bathin yang harus dilalui. Bukankah ini akan menimbulkan penderitaan bagi mereka yang sebenarnya tidak tahu dan malah justru mungkin tidak terlibat apapun.  Tiada tempat bagi mereka yang baik dan mereka yang masih mempunyai nurani untuk tidak korupsi?”.

Jihat ini tidak mudah, akan tetapi harus ada yang berani menjadi pembeda, demi tercipta kebaikan sosial ekonomi dan lingkungan sekaligus meminimalisir lahirnya tirani masa kini.  

13 Mei 2017


Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun