Mohon tunggu...
Sarah Silvia
Sarah Silvia Mohon Tunggu... Editor - A writer, marketer, and a friend.

Have so many thoughts on mind and love to read stuffs, therefore I also love to write and hope I could inspire people through writings. Movie, food, marketing and travel enthusiast. Catch me on Instagram @sarahsilvias, Twitter @sarahsilvia, or listen to Podcast Pasaran on Spotify and others.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Work From Home, Blessing in Disguise bagi Pekerja?

23 Maret 2020   13:39 Diperbarui: 23 Maret 2020   19:30 491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi bekerja dari rumah (Sumber: www.moneycrashers.com)

Pandemi Covid-19 atau yang lebih dikenal dengan Coronavirus, memberikan gelombang dampak yang besar bagi seluruh aspek kehidupan di berbagai belahan negara. 

Atas hal ini, berbagai negara membuat kebijakan, mulai dari anjuran untuk karantina di rumah masing-masing, hingga memberlakukan lockdown negara bagi yang sudah terkena dampak virus yang fatal. 

Lockdown diberlakukan di beberapa negara seperti China, Italia, hingga yang terbaru adalah Malaysia, negeri tetangga kita. Bagaimana dengan Indonesia? 

Indonesia nampaknya belum ada tanda-tanda akan melakukan lockdown negara, meskipun fatality rate atau persentase kematian penderita Corona di Indonesia sudah mencapai angka 9,3% pada 22 Maret 2020, angka fatality rate tertinggi di dunia. 

Meskipun belum ada gerakan untuk lockdown negara, pemerintah DKI Jakarta pada 20 Maret 2020, dalam surat pernyataan Gubernur DKI Jakarta nomor 6 tahun 2020 memberlakukan penghentian sementara kegiatan perkantoran dan menghimbau sebanyak mungkin karyawan di Jakarta untuk dapat bekerja dari rumah, sebagai upaya mencegah penyebaran wabah Coronavirus. Sebagian besar perusahaan pun memberlakukan kegiatan bekerja dari rumah, atau yang lebih familiar dengan sebutan work from home (WFH). Saya sendiri sudah mulai menjalani WFH sejak Senin, 16 Maret 2020 lalu. 

Terhitung satu minggu dalam menjalani WFH, saya yang sebagian besar tugas utamanya di kantor adalah menulis, merasakan beberapa hal yang ternyata cukup menguntungkan selama dalam masa karantina diri atau self-quarantine ini. 

Pertama, saya merasa jauh lebih produktif, baik dalam membuat tulisan yang related untuk pekerjaan, maupun dalam membuat tulisan pribadi. Ya, artikel ini salah satunya. 

Kedua, menulis (dan bekerja) dari rumah bagi saya pribadi rasanya sangat menyenangkan karena minimnya distraksi. Tidak ada panggilan meeting dadakan, tidak ada distraksi obrolan orang di sekitar, atau distraksi musik yang seharusnya bisa didengarkan dengan perangkat earphone masing-masing, instead of speaker (yes, that happened sometimes). 

Ketiga, WFH juga membuat saya dapat mengeksplor hal lain di luar pekerjaan, karena ada waktu luang yang selama ini mungkin habis untuk perjalanan pergi dan pulang, tapi sekarang kita punya waktu ekstra sekitar 3 jam lebih untuk mengerjakan hal lain seperti memasak. 

Ya, buat saya yang jarang (mencoba) untuk berkarya melalui panci dan spatula, masak biasanya jadi aktivitas yang hampir tidak pernah dilakukan pada hari-hari normal. Tapi dengan adanya banyak waktu, thanks to WFH, saya merasa cukup punya banyak waktu untuk mencoba beberapa masakan yang resepnya mudah dipahami dari video 60 detik di platform Instagram. 

Percaya atau tidak, inspirasi dan mood untuk mengerjakan tulisan juga terbangun setelah melakukan kegiatan memasak, mungkin karena mood menjadi lebih relax pasca memasak sehingga membawa aura positif juga dalam bekerja. 

Singkatnya, membuka laptop di pagi hari setelah berolahraga kecil, ibadah pagi, sarapan bersama keluarga dan bermain dengan hewan peliharaan (saya memiliki 1 ekor kucing), adalah sebuah blessing in disguise di tengah WFH karena wabah Coronavirus. 

Bukan bermaksud untuk berterima kasih terhadap virus paling mematikan abad ini, karena jujur saja datangnya Covid-19 berdampak dahsyat terhadap berbagai sektor ekonomi hingga kematian ribuan jiwa di dunia, tapi saya mencoba untuk berterima kasih pada Tuhan atas kesempatan hidup, menikmati dan melihat fenomena #dirumahaja ini dalam pandangan yang lebih positif bahwa ternyata ada banyak hal yang bisa disyukuri dalam hal ini, dibandingkan untuk mengeluh dan malah jadi tidak produktif.

Bagi beberapa teman saya yang sudah berumah tangga, WFH juga membuat mereka merasa lebih tenang karena mereka dapat mengurus kegiatan domestik, merawat anak dan pasangan, sambil bekerja dari rumah. 

Para career woman untuk sementara waktu dapat menikmati waktu berkualitas dengan keluarga tanpa harus meninggalkan pekerjaan. Hal ini juga salah satu yang dapat disyukuri dari kegiatan karantina diri sambil bekerja dari rumah.

Mendapatkan kesempatan WFH dan #dirumahaja adalah sebuag privilege yang tidak semua rekan saya dari profesi berbeda bisa menikmatinya. Teman-teman saya dengan profesi bankers / financial services, call center, operations, atau yang memang perusahaannya tidak memberlakukan kebijakan ini karena alasan stabilitas perusahaan mungkin saat ini masih berjuang di kantor masing-masing, melawan ketakutan dan berpikir bagaimana caranya agar tetap memberikan performa yang terbaik dalam bekerja dan terhindar dari virus yang menakutkan ini. 

Belum lagi, pikiran dan doa saya juga tertuju pada segenap tenaga medis, hingga ojek online pengantar makanan yang juga sedang berjuang di tengah kondisi yang memang sangat tidak kondusif ini. Pun dengan rekan-rekan yang bekerja di bidang tourism, aviation dan hospitality, WFH adalah hal yang akan sangat sulit bahkan tidak mungkin dilakukan. 

Bagi kita, kamu yang membaca ini dan mendapatkan kesempatan untuk bekerja dari rumah, gunakan sebaik-baiknya. Langkah social distancing yang sedang kita lakukan ini adalah upaya kecil namun berdampak besar untuk menghentikan penyebaran virus Corona. 

Dengan tidak keluar rumah, kamu dapat terhindar dari virus, atau bahkan tidak menularkan virus (menjadi carrier) kepada orang lain. Virus ini tidak langsung mengeluarkan gejala kepada siapapun yang terkena, sehingga penting untuk mengkarantina diri sendiri selama minimal 14 hari untuk benar-benar bersih dan terhindar dari virus ini. 

Sangat perlu diingat bahwa WFH bukan liburan dan kesempatan untuk jalan-jalan. Saat ini berdiam di rumah dapat membuat kamu jadi unsung hero, menjadi pahlawan untuk menghentikan wabah ini. Social distancing adalah upaya yang wajib untuk kita semua lakukan. Tetap di rumah, tetap produktif, dan tetap jaga kesehatan. 

Remember, together, we can do better. Let's fight this Corona virus together and don't forget to feeling blessed for your life, as long as we can enjoy it.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun