Mohon tunggu...
Sarah Rizki Nursyifa
Sarah Rizki Nursyifa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN Tematik UPI: Upaya Meningkatkan Kreativitas dan Penghasilan Keluarga bagi IRT dan Calon IRT

28 Juli 2021   07:45 Diperbarui: 28 Juli 2021   07:52 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Poster  DIY (Dokpri)

Hadirnya pandemi COVID-19 telah membawa perubahan terhadap dunia dengan berbagai tantangan yang tidak pernah terbayangkan sebelumnya. Namun, upaya untuk menghambat penyebaran virus COVID-19 telah menghambat kegiatan perekonomian dan dampaknya terhadap tingkat kesejahteraan sosial semakin dirasakan masyarakat.

Dilansir dari Media Indonesia, Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat saat membuka diskusi virtual bertema "Menakar Dampak Sosial Ekonomi Rumah Tangga dan Langkah Antisipasinya" mengatakan bahwa, pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada negara, tetapi juga secara langsung berdampak pada unit terkecil dari negera yaitu rumah tangga. Terganggunya perekonomian rumah tangga juga menyebabkan gangguan sosial dan kesehatan terhadap anggota keluarga seperti ibu dan anak dalam rumah tangga. Dengan beragamnya dampak sosial dan ekonomi di masa pandemi yang dialami berbagai kelompok masyarakat, Rerie berharap, para pemangku kepentingan mampu menerapkan kebijakan yang komperhensif untuk mengatasi beragamnya dampak pandemi yang dialami masyarakat.

Oleh karena itu, dengan adanya program KKN Tematik UPI ini diharapkan mampu meningkatkan kreativitas dan penghasilan keluarga bagi ibu rumah tangga dan calon ibu rumah tangga  di tengah pandemi covid-19. Melalui LPPM, Universitas Pendidikan Indonesia menyelenggarakan kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) berdasarkan Surat Edaran Rektor Nomor 019 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kegiatan Akademik di Masa Darurat Covid-19 yang dilaksanakan secara daring. KKN Tematik UPI tahun 2021 ini dilaksanakan secara daring dengan tema "Membangun Desa melalui Bidang Pendidikan dan Ekonomi dalam Implementasi MBKM pada Masa Pandemi".

Salah satu upaya yang dilakukan mahasiswa, yaitu melakukan pelatihan secara online kepada IRT dan calon IRT. Pelatihan ini bertemakan "DIY Strap and Connector Mask". DIY yang dimaksudkan disini bukanlah Derah Istimewa Yogyakarta melainkan Do It Yourself  yang berasal dari Bahasa Inggris. DIY atau Do It Yourself jika diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia yaitu "lakukan sendiri" atau dalam bahasa gaulnya "bikinan sendiri".

Menurut Wikipedia Indonesia, DIY (do it yourself) dalam bahasa Indonesia disebut juga Swakriya. Swakriya adalah metode membangun, memodifikasi, dan memperbaiki sesuatu tanpa bantuan ahli atau professional. Perilaku swakriya dapat dipicu oleh berbagai dorongan dan situasi yang sebelumnya dikategorikan sebagai motivasi pasar (manfaat secara ekonomi, kurangnya ketersediaan produk, kurangnya kualitas produk, perlu untuk disesuaikan), dan peningkatan identitas meliputi pengerjaan, pemberdayaan, pencarian masyarakat, keunikan (Wolf & McQuitty, 2011).

Ternyata istilah ini sudah dikenal setidaknya sejak tahun 1912 dan mulai dipakai secara umum di negara Amerika Serikat sejak tahun 1950-an, terutama pada kegiatan perbaikan rumah dan pemeliharaan. Dan seiring perkembangan waktu, istilah ini semakin dikenal dan meluas di berbagai bidang khususnya dalam bidang seni kerajinan dan keterampilan atau crafting.

Kegiatan 'membuat sendiri' ini juga berkembang dalam berbagai workshop ataupun pelatihan singkat (single course) yang menyajikan pelatihan membuat berbagai kreasi kerajinan, karya seni urban, daaur ulang, hingga produksi produk rumah tangga secara manual (handmade). Pelatihan atau tutorial ini mencakup berbagai rentang usia, mulai dari anak-anak, remaja, ibu rumah tangga hingga profesional. Demikian pula dengan bidang pembahasan yang semakin variatif. Do it yourself di Indonesia juga dibuat sebagai gerakan untuk kemandirian ekonomi dan pembekalan wirausaha kreatif

Salah satu produk hasil pelatihan bersama IRT dan calon IRT (Dokpri)
Salah satu produk hasil pelatihan bersama IRT dan calon IRT (Dokpri)

Masa pandemi COVID-19 Membuat orang jadi lebih kreatif membuat hal baru yang jadi kebutuhan saat ini. Selain berbagai masker unik dan cantik, muncul pula sebuah alat, yaitu konektor atau pengait tali masker dan strap atau tali untuk menggantung masker. Masker yang umum diproduksi biasanya model earloop atau memiliki pengait di telinga. Nah, jenis masker yang satu ini sulit digunakan buat para hijabers.

Alternatifnya, para hijabers bisa memilih jenis masker dengan tali panjang yang diikatkan di kepala. Atau, kamu juga bisa menggunakan konektor masker, yang akan mengaitkan elastic atau karet di telinga sebelah kanan dan kiri. Strap dan Connector mask belakangan ini banyak diperjualbelikan. Modelnya pun beragam, ada yang berbentuk rantai hingga berhias manik-manik, sehingga masker menjadi semakin fashionable. Sehingga tidak heran hal ini bisa meningkatkan kreativitas dan penghasilan keluarga bagi IRT dan calon IRT dengan menjadikannya sebagai ide bisnis yang dilakukan saat pandemi, lho!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun