Mohon tunggu...
Sarah Beekmans
Sarah Beekmans Mohon Tunggu... -

*A globetrotter with 3 kindhearted children. *instagram @sarah.beekmans https://www.sarahbeekmans.co.id/behind-the-brand/

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Dear Me, Make Peace with the Mirror"

23 Februari 2018   22:53 Diperbarui: 24 Februari 2018   07:47 548
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.gettyimages.com

"We have certainly created man in the best of stature"

"Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya."

Surah At-Tin (95:4)

Pagi ini terlihat lebih cerah tidak hanya karena suasana kota Basel sedang disinari oleh cahaya mentari pagi, tapi juga karena hati saya juga sedang sangat berbunga-bunga. Tak henti-hentinya saya tersenyum-senyum sendiri sambil berjalan dengan melompat-lompat kecil.  Saya hanya membawa tas jinjing mungil karena ini hanyalah day trip untuk bertemu dengan orang tua Chris.

Michael menemani saya menuju airport dan angin sepoi-sepoi yang cukup dingin menemani perjalanan kami. Sepanjang perjalanan saya membetulkan scarf merah kesayangan saya yang terus melambai-lambai menutupi penglihatan mata saya.

Saat kami berjalan dari apartment menuju bus station, di pojok jalanan terlihat Tilahum sedang di dalam phone booth menelpon istrinya. Kami lalu berlari menghampiri dan menggedor-gedor phone booth itu dan berteriak dengan nada yang penuh keisengan, "Tilahum, miss you so much." Tiahum hanya bisa tersenyum dan kami berlari meninggalkannya sambil tertawa terbahak-bahak

Kami lalu menuju Euro Airport Basel Mulhouse Freiburg yang letaknya di wilayah Perancis walaupun hanya beberapa menit dari Basel. saya berlari kecil menuju meja check in dan melambaikan tangan ke Michael untuk menyatakan perpisahan sambil berteriak dari jauh, "Sampai bertemu nanti malam, Michael.

Perjalanan ini hanya memakan waktu 1 jam 15 menit saja dan setibanya di Schiphol Airport, Chris sudah terlihat berdiri menunggu. Saya pun segera menghampirinya.

"Kenapa pipi kamu merah? Apakah itu alergi?" tanya Chris terlihat sangat khawatir saat melihat saya. Saya hanya tesenyum lalu berjalan di sampingnya keluar airportsambil tetap diam dan mengunyah permen karet.

Sesampainya di tempat parkir dan saat kami berjalan menuju mobil, Chris bertanya lagi. Akhirnya sambil tertawa saya menjawab, "Oh pipi saya sangat chubby jadi semalaman saya tepuk-tepuk es batu ke pipi dan juga saya sudah seminggu ini makan permen karet agar pas ketemu kamu pipi saya sudah tirus" jawab saya agak malu seakan membuat pengakuan dosa.

Chris lalu berhenti berjalan dan berkata dengan suara sangat lembut, "Sarah , tolong buang permen karetnya." Saya pun menurut dan berjalan menuju sudut airport di mana terletak tempat sampah untuk membuang permen karet yang saya kunyah sedari tadi lalu kembali menghampiri Chris.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun