Tumbuhan Kelor (Moringa oleifera Lamk.) adalah tanaman yang memiliki banyak nutrisi dan dijuluki “miracle tree” dikarenakan semua bagian tumbuhan kelor sangat bermanfaat bagi kehidupan masyarakat. Seluruh bagian tanaman kelor mengandung nutrisi, mulai dari daun, kulit batang, bunga, buah (polong), sampai akarnya dan sudah dikenal luas sebagai tumbuhan obat. 1
Berbagai penelitian telah dilakukan mengenai manfaat daun kelor bagi kesehatan dan memiliki kandungan gizi yang tinggi seperti Vitamin A, Vitamin B, Vitamin C, zat besi, kalsium dan kalium. Tumbuhan kelor diolah untuk obat luar penyakit beri-beri, serta digunakan untuk obat kulit. Sementara untuk obat dalam, sering dimanfaatkan untuk penyakit epilepsi, rematik, kurang asupan vitamin C, gangguan atau infeksi saluran kemih, bahkan sampai penyakit kelamin “gonorrhoea”. Selain bermanfaat untuk pengobatan, tumbuhan kelor dapat menjadi salah satu kebutuhan nutrisi manusia.
- Tumbuhan Kelor sebagai asupan Nutrisi Manusia
Gopalakrishnan et al., (2016) menyatakan bahwa kandungan nutrisi daun kelor berfungsi untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dalam tubuh, sehingga keseimbangan nutrisi akan terpenuhi dengan mengonsumsi daun kelor.
Seiring dengan perkembangan teknologi informasi, sedikit banyak mempengaruhi pola hidup masyarakat dalam memilih jenis makanan. Beragamnya pilihan menu makanan, menjadikan bahan makanan dari tanaman kelor ini terkadang ditinggalkan. Akan tetapi, mengingat fungsi dan manfaat tanaman kelorryang sangat beragam, baik dalam bidang farmasi/ obat-obatan, pangan, maupun lingkungan, maka informasi terkait manfaat tanaman kelor dalam menunjang kesehatan masyarakat perlu disosialisasikan.
- Tumbuhan kelor Sebagai Bahan Obat-Obatan
Hasil penelitian Anwar dkk., (2007) menunjukkan bahwa bagian-bagian dari kelor mempunyai kandungan senyawa yang berfungsi sebagai antitumor, antipiretik, antiepileptik, antiinflamatori, antipasmodik, diuretik, antihipertensi, menurunkan kolesterol, antioksidan dan antidiabetik. Daun kelor mengandung mineral, asam amino essensial, antioksidan seperti vitamin C, vitamin E, flavonoid, tanin dan masih banyak lainnya. Maka dari itu tidak sedikit produksi obat-obatan memanfaatkan tumbuhan kelor sebagai bahan aktif untuk pembuatan obat luar maupun dalam.
Adapun keluhan penyakit yang dapat diobati dengan tanaman kelor diantaranya: gangguan penglihatan, penumpukan lemak pada liver, beri-beri, dermatitis, kulit kering, rambut mudah patah, pendarahan gusi, osteoporosis, anemia, dan mengatasi gangguan pertumbuhan pada anak/stunting.
- Memberi Nutrisi Bagi Ibu Menyusui
Kebutuhan asupan nutrisi ketika seorang Ibu menyusui jauh lebih besar dua kali lipat dibandingkan pada saat kehamilan. Pada 4-6 bulan pertama melahirkan, berat timbangan seorang bayi menjadi dua kali lipat dibandingkan pada saat umur sembilan bulan didalam kandungan. Susu yang dihasilkan selama 4 bulan mengandung energi yang ekuivalen dengan energi total pada waktu kehamilan. Tetapi, sejumlah energi dan banyak dari nutrien yang dimakan selama kehamilan dipergunakan untuk mendukung produksi dari ASI, yaitu Jumlah ASI yang diproduksi pada masa menyusui, energi dan kandungan dari nutrisi, jumlah energi yang dibutuhkan ibu serta nutrisi yang tersedia.2
Ekstrak daun kelor memiliki kandungan zat besi (Fe) 25 kali lebih tinggi dibandingkan bayam, Vitamin A (10 kali lebih banyak daripada wortel), Kalsium (17 kali lebih banyak dari pisang), dan Protein (9 kali lebih banyak dari Yoghurt) sehingga dapat dijadikan sebagai alternative penanggulangan kekurangan darah pada ibu hamil maupun untuk ibu menyusui.3
- Tumbuhan kelor menjadi bahan aktif produk kosmetik
Berhubung dengan tumbuhan kelo ryang memiliki kandungan antioksidan, dan juga banyak mengandung vitamin seperti vitamin C dan vitamin E, hal ini ditindaklanjuti oleh para produsen kecantikan untuk menginovasi produk dengan tumbuhan kelor sebagai bahan utamanya.
Hal ini mendapat banyak sorotan dari masyarakar mengingat tumbuhan kelor yang biasa dikenal sebagai tanaman obat ternyata bisa menjadi bahan aktif yang berkhasiat untuk kulit.
.