Mohon tunggu...
Hb. Sapto Nugroho
Hb. Sapto Nugroho Mohon Tunggu... Administrasi - Hidup ini adalah Pikink ( Selalu senang dan bersyukur ), sementara tinggal di Tokyo

senang berbagi cerita

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penjual Lotek Ngasem (PLN)

6 Agustus 2019   09:12 Diperbarui: 6 Agustus 2019   09:26 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suratni adalah satu satu nya penjual lotek di pasar Ngasem. Semula penduduk yang sering pergi ke pasar untuk beli lotek tidaklah banyak. Setiap pulang ke rumah dari pasar, Suratmi melihat banyak perumahan dibangun di tanah2 kosong. 

Suratni senyum melihatnya pembangunan rumah2 itu, itu berarti pelanggan lotek akan bertambah. Tidak malu malu bertanya pada mandor bangunan kapan akan mulai dihuni para pembelinya.

Suratni tidak ingin orang mau beli lotek di pasar tetapi pulang dengan kecewa karena habis loteknya. Suratmi sudah menghubungi penjual sayuran dan penjual kacang untuk menambah persediaan untuk loteknya. Dugaan Suratmi benar, orang penghuni baru di perumahan itu hampir semua pernah beli di warungnya, dan tidak hanya sekali. 

Pembeli lotek di warung Suratni bukanlah hanya datang sekali , hampir setiap hari mereka beli, entah untuk dirinya, entah untuk tamunya, entah untuk tetangganya. Istilah kerennya pelanggan lotek Suratni adalah "Repeater", atau datang berkali-kali.

Suratni sangat ramah kepada pembeli, karena pembeli adalah orang yang penting dan tidak boleh dikecewakan. Untuk kemudahan pelanggan berulang atau repeater, Suratni mulai dengan jasa atau pelayanan terima pesanan lewat telpon atau tidak kalah dengan anak2 jaman NOW, Suratni terima pesanan lewat jaringan Sosmed ( WA dan LINE ).  

Dengan pelayanan ini maka pembeli tidak usah datang ke pasar atau warung, mereka tinggal tunggu di rumah. Kalau pelanggan di rumah bukan berartit tidak penting, tapi justru sangat penting karena mereka terus2an membeli.

Suratni terus berpikir bagaimana untuk meningkatkan bukan saja keuntungan bagi dirinya, tapi bagaimana membuat pelangggan yang sudah ada menjadi lebih senang. Tentu saja pelanggan baru akan datang kalau pelanggan lama semua senang dan puas dengan lotek Suratni. Pembayaran Suratni ke penyedia sayuran dan kacang pun lancar, mereka senang bekerja sama dengan Suratni.  

Tidak jarang, pemasok sayuran dan kacang juga harus mencari sumber dari daerah lain supaya bisa memasok kebutuhan warung Suratni. 

Kerja sama antar pemasok juga terjalin dengan bagus, mereka kerjasama dengan semangat saling membantu, dan bukan hanya cari untungnya sendiri.

Suratni memang bukan dari keluarga miskin, orang tuanya cukup kaya, tetapi Suratni memang sangat mandiri. Suratni akhirnya minta pinjaman ke orang tuanya untuk usahanya, bukan karena rugi tapi karena dia ingin meningkatkan pelayanan ke pelannggannya. 

Suratni punya cara baru dalam berdagang, pembeli yang pesan lewat telpon atau WA/LINE pembayaran nya boleh tidak langsung. 

Pembayaran dilakukan di akhir bulan. Suratni mempekerjakan orang untuk datang ke pelanggan dan menagih jumlah lotek yang dibelinya selama satu bulan. 

Itulah maka perlu modal dulu. Semakin banyak orang yagn suka dengan cara Suratni, selain jadi enak , Suratni juga membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain.

Suratni setia pulang ke rumah dari pasar dengan naik sepedanya, selain bisa membikin sehat, dengan naik sepeda Suratni bisa melihat keadaan sekitarnya dengan jelas, apakah jalan rusak, apakah jembatan masih bisa dilewati dan apakah saluran air di jalan ada yang mampet. 

Meski yang dilihatnya tidak langsung berhubungan dengan lotek sebagai usaha dia, Suratni sadar semua itu ada "kaitannya", pada saat dekat jembatan ada pohon besar yang mau tumbang karena udah berusia tua, Suratni lapor ke pak RT dan RW untuk segera menebang pohon itu. 

Kalau pohon itu tidak segera ditumbangkan, bisa saat angin besar tumbah kearah jembatan dan jembatan jadi hancur dan semua tidak bisa lewat, termasuk Suratni tidak bisa jualan lotek ke pasar. Penjual Lotek Ngasem, Suratni , ini memang sangat peka dan tahu apa yang harus dilakukan. 

Memang Suratni bisa saja "ungkang ungkang", artinya Suratni diam saja karena sudah untung, tanpa susah payahpun pembeli loteknya selalu ada. Suratni tidak tinggal diam, dia selalu menccari sesuatu yang baru, bukan saja untuk mencari keuntungan tetapi untuk kemajuan semua orang yang tinggal bersamanya. 

Tak heran hampir semua orang kenal dengan Suratni, mereka sering menyebutnya dengan PLN, yaitu tadi singkatan dari Penjual Lotek Ngasem. 

Suratni sadar kalau satu hari saja loteknya tidak ada, mungkin banyak orang yang kecewa dan jadi sedih.  Akhir2 ini ada masalah listrik mati dan cukup lama lagi, banyak pelanggan lotek Suratni yang mengusulkan agar PLN yang menjual listrik itu belajar dari Suratni yang Penjual Lotek.

Selamat siang, semoga kita mau belajar kepada orang lain  dan selalu memikirkan orang lain. Maaf gambar pasarnya saya ambil dekat penjual buah2an 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun