Mohon tunggu...
Sapta Juliant
Sapta Juliant Mohon Tunggu... Lainnya - A human without label

Hanya seorang manusia yang tercipta dari debu bintang, dan menjadi bagian dari masyarakat alam semesta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Majalah "Dagelan" Pengontrol Masyarakat

2 Mei 2021   11:51 Diperbarui: 2 Mei 2021   11:58 1387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Dokumen Pribadi

Premis 3: Dosa besar dapat menimbulkan azab.

Kesimpulan: Dede adalah orang yang berbuat dosa besar karena menjadi Gay, maka Dede mendapatkan azab dari yang di atas.

Ok, kita analisa ya:
Saat HIV/AIDS booming di Indonesia tahun 90-an, banyak masyarakat yang menganggap penyakit ini adalah kutukan/azab! dengan alasan karena pengidap penyakit ini masih tergolong sedikit dan tidak ada obatnya. Oleh karena itu yang terkena penyakit ini pasti mati.

Padahal saat ini sudah ada obat ARV (Anti-Retroviral) yang berguna untuk meredam infeksi HIV. Meskipun hanya meredam (bukan menghilangkan) tapi obat ini sangat efektik dengan catatan obat ini harus diminum setiap hari. 

Obat ini juga dapat diberikan pada bayi s/d lansia yang mengidap penyakit ini. Bahkan kesehatan fisik ODHA (Orang Dengan HIV AIDS) dapat lebih baik dari orang sehat dengan bantuan obat ini. Bahkan beberapa dokter membolehkan ODHA untuk mempunyai anak, dengan catatan resiko penularan HIV pada calon anaknya nanti, rendah.

Jika ditanya mengapa dulu banyak ODHA yang meninggal? Ini dikarenakan selain banyak ODHA yang takut/malu untuk berkonsultasi karena penyakit ini dianggap aib di masyarakat, tapi juga karena dulu obat ini sangat mahal jadi tidak terjangkau oleh golongan menengah ke bawah. Namun sekarang obat ini telah disubsidi oleh pemerintah, dan dapat diperoleh di puskesmas-puskesmas terdekat secara Gratis (sekitar empat tahun lalu saya tanya ini di puskesmas di daerah saya).

Kata kunci dari penyakit ini adalah "Virus HIV tidak diciptakan/muncul sendiri, tetapi ditularkan", serta penyebaran virus HIV tidak semudah virus seperti Influenza, dan sejenisnya.

Jadi, selama pasangan kita tidak mempunyai virus ini di dalam tubuhnya, maka dapat dipastikan aman. (Tapi tetap harus berhati-hati, ya)


Balik ke kasus:
Jadi pernyataan Dede yang mengatakan bahwa selama berhubungan intim dengan pasangan Gay-nya selalu menggunakan pengaman adalah tidak benar.

Karena dapat dipastikan salah satu dari mereka menyimpan virus ini di tubuhnya, maka saat mereka berhubungan intim dengan tidak menggunakan pengaman lalu terjadilah penularan.

Maka dapat disimpulkan:
Tidak ada hubungannya antara Gay dengan HIV/AIDS.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun