Mohon tunggu...
Saprudin Jayasakti
Saprudin Jayasakti Mohon Tunggu... Guru - Guru

Hobi saya adalah membaca dan menulis

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis Is My Passion

26 Agustus 2022   06:14 Diperbarui: 26 Agustus 2022   07:00 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"Menulis is my passion" adalah tema dari materi ke-2 pelatihan belajar menulis PGRI gelombang yang ke-27. Materi kedua ini dipaparkan kan oleh Dra. Sri Sugiastuti, M.Pd. pada tanggal 24 Agustus 2022 mulai pukul 19.00-21.00 WIB. Tulisan ini merupakan resume dari materi ke-2 pelatihan belajar menulis tersebut.

Tidak seperti pemateri sebelumnya yaitu Om Jay yang sudah saya kenal, saya belum pernah mengenal Bu Sri Sugiastuti sebelumnya, mungkin mendengar nama beliau pun baru kali ini. Bu Sri Sugiastuti ini ternyata profesinya sama dengan saya yaitu sebagai guru, tetapi bedanya beliau sangat aktif dalam dunia literasi. Selain sebagai guru, profesi Bu Sri Sugiastuti adalah penulis, editor buku, dan blogger. Beliau pun aktif di organisasi PGRI yaitu menjadi Pengurus PGRI Surakarta, Jawa Tengah. Sebagai penulis Bu Sri Sugiastuti telah menghasilkan 21 buah buku. "Bersemangat dengan menggapai ridho Allah dengan berbagi dan silaturahmi" merupakan motto beliau dalam menjalani kehidupan.

Menurut Bu Sri Sugiastuti, passion adalah tindakan atau pekerjaan yang dilakukan seseorang sesuai dengan motivasi dan keinginannya sehingga membuatnya bisa bersemangat. Pekerjaan sebagai passion akan membuat orang menganggap bekerja bukan sebagai beban tetapi sebagai suatu hal yang menyenangkan. Dalam passion orang akan melakukan suatu pekerjaan dengan senang hati tanpa keterpaksaan. Suatu pekerjaan sebagai passion terlihat dari orang yang bekerja di suatu bidang itu, yaitu dalam bekerja dia terlihat selalu semangat, dan raut muka/gestur tubuh yang selalu ceria dan bergairah.

Menulis sebagai passion harus dilakukan oleh orang yang bergelut dalam dunia menulis. Dengan menulis sebagai passion, kegiatan menulis akan menjadi kegiatan yang menyenangkan, bukan sebagai beban, apalagi keterpaksaan. Orang yang menjadikan menulis sebagai passion akan merasakan ada sesuatu yang kurang apabila hari-hari dilalui tanpa menulis. Bagi penulis yang menjadikan menulis sebagai passion, menulis menjadi semacam terapi atau self healing dari "penyakit", yaitu kegelisahan batin yang dialami dalam kehidupan.

Dalam pemaparannya Bu Sri Sugiastuti menjelaskan bahwa keterampilan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang paling tinggi. Seperti yang kita ketahui keterampilan berbahasa ini ada 4 jenis yaitu keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menulis menjadi keterampilan berbahasa yang tertinggi karena untuk dapat menulis dengan baik perlu memiliki dahulu 3 keterampilan berbahasa yang lain yaitu menyimak, berbicara, dan membaca dengan baik. Orang yang memiliki keterampilan menulis yang baik dipandang sebagai orang yang memiliki kematangan berpikir dan intelektualitas yang tinggi. Sehingga tidak mengherankan orang yang memiliki keterampilan menulis yang baik sangat dihormati dan dihargai secara sosial.

Sebagai suatu aktivitas, kegitan menulis tidak lepas dari kendala atau hambatan. Adanya kendala atau hambatan itu tidak akan berarti apapun bagi mereka yang menjadikan menulis sebagai passion. Kendala akan dianggap sebagai suatu tantangan dalam melakukan kegiatan menulis. Adapun kendala atau hambatan dalam menulis adalah: (1) merasa tidak memiliki bakat dalam menulis; (2) tidak memiliki waktu untuk menulis; (3) tidak memiliki gagasan/ide; (3) tidak mau dikritik; (3) tidak suka menulis. Hambatan ini bisa dilalui dengan memiliki tekad yang kuat untuk mengatasi hambatan ini.

Berikut ini adalah solusi untuk mengatasi hambatan menulis yang disebutkan di atas. Dalam menulis ternyata kita tidak perlu memiliki bakat menulis karena menulis bukanlah suatu bakat tetapi keterampilan yang bisa diperoleh dengan belajar dan pembiasaan. Kita akan dapat memiliki keterampilan menulis yang baik jika kita mau belajar dan konsisten menulis secara terus menerus. Menulis bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun. Dalam hal ini kita hanya perlu keinginan yang kuat untuk menulis. Ketika seseorang memiliki keinginan yang kuat untuk menulis maka dia akan bisa menyisihkan waktu walaupun sebentar untuk menulis. Sebenarnya semua orang pasti memiliki suatu ide di kepalanya tentang suatu hal. Kebingungan ini lebih dipicu oleh kebingungan bagaimana mencurahkan ide yang dimiliki ke dalam bentuk tulisan. Keberanian untuk mencurahkan ide ke dalam bentuk tulisan merupakan solusi untuk mengatasi masalah tidak memiliki ide ini. Tulisan sebaik apapun pasti ada kekurangan. Penulis yang paling hebat pun pasti memiliki kekurangan dalam tulisannya apatah lagi bagi penulis pemula. Jadi mengapa kita harus takut dengan kritikan? Justru kritikan ini bisa menjadi pembelajaran agar kita menulis dengan lebih baik lagi ke depannya. Ketidaksukaan dalam menulis bisa dipicu oleh ketidaktahuan tentang manfaat menulis. Jika seseorang tahu akan manfaat menulis yang begitu besar maka ia akan menyukai menulis dengan sendirinya.

Menulis itu dimulai dari menentukan alasan mengapa kita menulis, dilanjutkan dengan bagaimana cara kita menulis, kemudian kapan waktunya kita menulis. Alasan kita menulis lebih bersifat filosofis dan berhubungan dengan nilai, dan visi dan misi seseorang dalam menjaalani kehidupan. Bagaimana cara kita menulis lebih bersifat teknis dan jawabannya cenderung mudah dipelajari melalui proses latihan. Kapan kita menulis, secepatnya; kita harus menulis secepatnya tanpa menunda-nunda.

Bagi umat muslim hadits Nabi Muhammad SAW yang berbunyi "sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling bermanfaat bagi orang lain" dapat dijadikan motivasi untuk menulis. Dengan menulis insya Allah tulisan kita akan dibaca oleh orang lain dan bermanfaat bagi mereka. Bagi umat agama lain tentu saja dapat menjadikan ajaran agamanya masing-masing untuk dijadikan motivasi dalam kegiatan menulis.

Adapun langka-langkah menjadi penulis yang baik adalah:

  • Membaca: untuk menjadi penulis yang baik kita harus banyak membaca literatur (buku, majalah, koran, dan sebagainya), baik yang bersifat umum maupun spesifik. Buku yang dibaca bisa yang sesuai dengan latar belakang pendidikan maupun yang sesuai dengan minat.
  • Mendiskusikan: pengetahuan atau informasi yang diperoleh melalui membaca literatur sebaiknya didiskusikan dengan teman atau orang yang lebih ahli mengenai pengetahuan atau informasi yang kita peroleh tadi. Jika perlu informasi yang kita peroleh kita bandingkan atau konfrontasikan dengan informasi yang lain untuk menambah wawasan dan untuk mengasah daya kritis kita dalam menyerap informasi.
  • Lihat dan rasakan: lakukan pengamatan terhadap lingkungan sekitar, baik lingkungan alam maupun sosial. Pengamatan ini untuk menangkap fenomena yang ada di lingkungan. Ketika kita sudah bisa menangkap fenomena kita akan berusaha untuk mengenal fenomena tersebut lebih mendalam dengan melakukan investigasi. Melalui investigasi yang dilakukan kita akan memiliki pengetahuan yang lengkap tentang suatu hal sebagai bahan untuk membuat tulisan.
  • Bersosialisasi: bersosialisasi secara positif dengan orang lain memiliki banyak sekali manfaat. Dengan bersosialisasi kita akan mengetahui berbagai informasi terutama informasi yang berhubungan dengan kemanusiaan yang sangat kompleks. Dengan bersosialisasi kita akan memiliki sikap simpati dan empati terhadap kesulitan yang dihadapi orang lain. Informasi yang diperoleh dalam bersosialisasi ini sangat dibutuhkan ketika kita akan menulis.

Menulis memerlukan berbagai persiapan agar kegiatan menulis bisa berjalan dengan lancar sesuai yang diinginkan. Adapun kegiatan yang dilakukan sebagai persiapan menulis adalah sebagai berikut.

  • Menggali dan menemukan gagasan/ide: gagasan/ide yang baik adalah gagasan yang paling kita minati, kuasai, dan logis baik dari segi waktu, pengerjaan dan biaya. Jadi, ketika kita memiliki ide untuk ditulis, kita harus mempertimbangkan kelayakan ide itu berdasarkan kriteria tersebut di atas.
  • Menentukan tujuan, genre, dan segmen pembaca: sebelum menulis, tujuan kita menulis penting ditentukan terlebih dahulu karena tujuan ini mengarahkan kita selama menulis. Kegiatan menulis yang dilakukan akan berorientasi pada pencapaian tujuan yang telah ditentukan. Terdapat berbagai genre tulisan, kita tidak mungkin mencampurkan berbagai genre tersebut dalam sebuah tulisan. Yang perlu kita lakukan hanyalah memilih salah satu genre yang kita minati dan kuasai agar kita dapat menyelesaikan tulisan kita. Kita pun harus menentukan untuk siapa tulisan kita dibuat atau siapa pembaca tulisan yang kita inginkan. Dengan menentukan sasaran pembaca tulisan (segmen pembaca), kita akan menulis dengan berorientasi kepada pemenuhan kebutuhan informasi dari segmen pembaca sasaran.
  • Menentukan topik: dalam sebuah tulisan, topik adalah suatu hal yang menjadi pokok pembahasan. Topik inilah yang membuat tulisan fokus dalam pembahasannya. Tanpa ada topik tulisan akan ngawur, tanpa arah sehingga membingungkan pembaca.
  • Membuat outline/kerangka tulisan: topik yang sudah ditentukan perlu diuraikan lagi menjadi kerangka tulisan. Kerangka yang dibuat terdiri dari garis besar materi tulisan untuk kemudian diperjelas lebih lanjut dalam tulisan yang utuh.
  • Mengumpulkan bahan materi: materi bisa dikumpulkan melalui membaca berbagai literatur referensi sesuai topik tulisan. Selain itu materi pun bisa dikumpulkan melalui pengamatan dan wawancara. Saat ini mencari bahan untuk menulis sangat mudah karena adanya intenet. Jika bahan materi tulisan sudah cukup kita harus segera menulis tanpa menunda-nunda lagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun