Mohon tunggu...
Sanusi at Maja
Sanusi at Maja Mohon Tunggu... Penulis - Da'i/ Alumni Pasca Unira Malang

Love for All Hatred for None

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Menghapus Benci di Masa Pandemi

22 September 2020   03:10 Diperbarui: 22 September 2020   21:13 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tiga minggu telah berlalu, dari saat sahabatku berpulang ke pangkuan yang Maha kuasa, 10 tahun menderita diabetes benar-banar telah melemahkan tubuh ringkihnya hingga kemudian menghembuskan nafas terakhirnya di sebuah RSUD milik pemerintah propinsi Jawa Timur. 

Kepergianya wajar-wajar saja, namun musim pandemi telah merubah suasana dan cara pandang orang di sekelilingnya, terlebih protokoler kesehatan memaksanya untuk disemayamkan diperistirahatan terakhirnya sesuai protokol covid-19.

Hal itu dilakukan karena hasil rapid test sebelum ia meninggal belum diketahui hasil akhirnya karena memerlukan waktu agak lama.

Keadaan seperti di atas mau tidak mau telah membuat pihak keluarga sedih bertambah sedih, sudah terluka karena kepergian almarhum masih harus menerima pembatasan sosial disebabkan warga di lingkungannya tidak berani mendekat, sahabat dan orang-orang terdekat hanya bisa meratapi dari kejauhan.

Sementara di dalam rumah duka pun saling mengisolasi diri diliputi kekhawatiran adakah yang tertular satu diantara seisi rumah, tentu bisa dibayangkan bagaimana kekalutan yang terjadi. Inilah efek lain dari covid 19 yang tidak kalah mencekamnya dari virus covid itu sendiri, ia telah menyebabkan sendi-sendi sosial bergoncang hebat.

Menurut penuturan anggota keluarga yang ditinggalkan, ia merasa sangat tidak nyaman karena seperti di jauhi oleh masyarakat, Sekali  waktu ia pergi shalat ke mesjid ia dibentak jamaah lainnya dengan kata-kata yang sangat menyakitkan hati.

Para tetangga melihat keluarga ini dengan pandangan yang penuh curiga, di sisi lain mereka yang memiliki sifat antipati mengumpatnya atau bahkan membulinya dengan kata-kata kotor yang sangat tidak pantas.

Inilah bahaya laten dari wabah yang tengah melanda kita, segala sesuatunya menjadi sangat sensitif sedikit saja keliru bertindak bisa menyulut api kebencian yang besar.

Memperhatikan realitas dari fenomena ini menurut saya ada beberapa hal yang perlu di perbaiki:

pertama, hendaknya para tenaga medis dan pihak terkait bisa memberikan kepastian secepat mungkin mengenai status pasien positif covid atau tidak, karena jika ada jeda waktu yang lama bisa menimbulkan asumsi yang bermacam-macam, misalnya ada tuduhan permainan, pasien dicovidkan supaya dana bantuan pemerintah cair.

Itu akal-akalan pihak rumah sakit untuk memperoleh keuntungan yang lebih besar, jika hal ini terjadi sangat berbahaya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun