Mohon tunggu...
Hasan Sanusi
Hasan Sanusi Mohon Tunggu... Teknisi - Nothing else

Think Globally Act Locally

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menyelisik Religi TKI di Negara Sekuler

27 Mei 2018   18:58 Diperbarui: 30 Mei 2018   09:31 2550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Muslim di Korea Selatan. Sumber: republika.co.id

Hal ini karena para TKI, memiliki uang yang banyak dan di sisi lain pengetahuan mereka tentang agama tidak begitu baik, sehingga radikalisme berkedok agama sangat mudah masuk dan menjangkiti dalam diri mereka.

Alhasil, islamophobia yang ditujukan para TKI Muslim yang ada di Korea Selatan semakin mencekik mereka untuk mendapatkan kebebasan religiusitasnya di negara ini.

Padahal dalam Hak TKI UU No. 39 tahun 2004 tentang PPTKILN dijelaskan bahwa para TKI memiliki hak untuk memperoleh kebebasan menganut agama dan keyakinan serta menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan keyakinan yang dianutnya (buruhmigran.or.id, diakses tanggal 25 Januari 2016)

Dengan adanya fenomena ini, sudah seharusnya kesemuanya mendapat campur tangan pemerintah dalam penanganannya.

Penanaman nasionalisme religiusitas bukan hanya dipatokan pada kebabasan untuk menjalankan ibadah saja dalam setiap pribadi para TKI ini.

Dengan demikian perlu diadakannya motivasi dengan cara mengadakan acara-acara religi yang mana bukan hanya organisasi islam di negara tersebut saja yang sering bertindak.

Namun juga dari pihak pemerintah juga harus ikut andil dalam penanaman spirit nasionalisme religiusitas para TKI pemberi devisa terbanyak untuk Indonesia ini.

Sebenarnya hal ini juga menjadi perhatian dari sejumlah lembaga dakwah dan lembaga bantuan kemanusiaan dari Indonesia, mereka sering mengadakan program-program dakwah dengan mendatangkan da'i /ulama dari Indonesia yang kemudian ditempatkan di lebih dari 50 mushola/masjid Indonesia di korea, namun itu dilakukan hanya ketika datang bulan suci Ramadhan saja dan tidak ada kelanjutannya.

Solusi terbaik adalah pemerintah melalui Departemen Keagamaan agar ikut turun tangan dengan menyiapkan program dakwah dengan menempatkan dai atau ulama ke setiap musala/masjid Indonesia di korea secara berkelanjutan,tidak hanya ketika bulan Ramadhan saja.

Diharapkan dengan adanya program tersebut akan meningkatkan kembali keimanan TKI di Korea Selatan,  memajukan dakwah islam, menghapus radikalisme, serta meredam islamophobia agar masyarakat dunia khususnya rakyat korea mengetahui bahwa sejatinya Islam itu agama yang cinta damai lagi rahmatan lil alamin.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun