Mohon tunggu...
Hasan Sanusi
Hasan Sanusi Mohon Tunggu... Teknisi - Nothing else

Think Globally Act Locally

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Menyelisik Religi TKI di Negara Sekuler

27 Mei 2018   18:58 Diperbarui: 30 Mei 2018   09:31 2550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Muslim di Korea Selatan. Sumber: republika.co.id

Sehingga, dengan perbedaan yang terpampang jelas tentang jalur religiusitas yang dimiliki oleh masyarakat Korea Selatan dan yang dibawah serta dianut oleh para TKI ini.

Hal tersebut secara otomatis akan berpengaruh secara signifikan terhadap nasionalisme religiusitas yang dimiliki oleh para TKI.

Pada dasarnya memang religiusitas yang dimiliki oleh para TKI merupakan hak prerogatif masing masing individu.

Namun apabila ditelisik lebih mendetail kekebalan jiwa religiusitas yang dimiliki oleh masing-masing individu secara realitasnya akan mempengaruhi gaya dan budaya hidup mereka.

Karena sejatinya religiusitas yang menjiwa dalam masing masing individu ini merupakan pedoman hidup yang selalu dijadikan patokan ketika mereka akan melakukan tindakan baik atau buruk, benar atau salah sesuai dengan norma serta nilai dianut dalam keagamaannya masing-masing.

Seperti ungkapan bahwa tanpa agama manusia itu akan kosong dalam perjalanan hidupnya. Sama halnya seperti yang terjadi pada religiusitas yang dimiliki oleh para TKI yang melancong ke negeri Ginseng ini.

Pada proses pelanconganya, para TKI dihadapkan dengan pertahanan diri untuk mempertahankan akidah ke-islamannya di negara yang menjadikan muslim minoritas di dalamnya.

Budaya sekural yang bertolak belakang dengan budaya religi yang dibawa TKI Muslim Indonesia membuat mereka berada diantara dilema kenyataan hidup yang harus dibayarnya ketika mengaduh nasib di negeri Ginseng tersebut. Terutama untuk penggunaan makanan yang dilarang dalam akidah religiusitas Muslim, seperti minum Khamr atau makan makanan dari daging babi.

Ditambah lagi dengan pergaulan bebas yang disodorkan oleh gemerlapnya moderenitas negeri K-Pop ini pastinya akan menjadi penggoda keimanan para TKI ketika berupaya untuk mempertahankan Nasionalisme Religiusitas yang dimilikinya tersebut.

Sehingga dalam faktanya banyak para TKI setelah selesai menjalankan kontraknya di negara ginseng ini yang tidak mampu mempertahankan nasionalisme religiusitas yang dimilikinya.

Alhasil mereka yang terbiasa makan dan minum minuman yang diharamkan agama islam tersebut selanjutnya mengulangi penyimpangan penyimpangan sama sehingga mendarah daging dalam kesehariannya. Hal ini tidak menutup kemungkinan akan dilakukan juga setelah mereka kembali kampung halamannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun