Mohon tunggu...
Santuso
Santuso Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Penulis, Jurnalis, Linguis & Calon Dosen Ideologis

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Analisis Struktural Naskah Drama Orang-orang yang Bergegas Karya Puthut EA

14 Februari 2015   14:16 Diperbarui: 4 April 2017   17:36 13273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembahasan umum tentang sastra pada intinya dapat dibedakan menjadi dua yaitu sastra sebagai hasil seni dan sastra sebagai ilmu pengetahuan. Sastra sebagai hasil seni merupakan karya kreatif pengarang (sastrawan) yang hasilnya berupa prosa, puisi, dan drama. Sedangkan sastra sebagai ilmu pengetahuan berupa kajian-kajian sastra yang hasilnya berupa kritik sastra, apresiasi sastra, esai dan lain sebagainya. (Maslikatin, 2007:1).

Salah satu bentuk karya sastra yang membutuhkan penanganan kompleks ialah drama. Drama adalah bentuk karya sastra yang nantinya lebih ditekankan pada aksi atau gerakan. Berbeda dengan bentuk karya sastra yang lain seperti puisi ataupun prosa yang dapat dinikmati dengan cara membacanya saja, naskah drama belum dianggap selesai kalau belum dipentaskan. Dikatakan membutuhkan penanganan yang kompleks disebabkan karena karya sastra berupa drama tidak hanya menampilkan percakapan baik itu monolog maupun dialog. Lebih dari itu, menampilkan bentuk karya sastra ini juga tidak lepas dari unsur-unsur lain yang membuat pementasan bentuk karya sastra ini lebih menarik. Adapun karya sastra drama memerlukan unsur-unsur lain seperti: seni musik, tata lampu, artistik, pentas, seni tari, olah vokal dan sebagainya.

Pembahasan tentang karya sastra tidak terlepas dari pembahasann tentang pengarangnya (sastrawan) yang karya-karyanya telah dikenal oleh masyarakat. Salah satu sastrawan abad XX yang cukup populer yakni Puthut EA. Puthut EA lahir di Rembang, Jawa Tengah pada 28 Maret 1977. Dia merupakan sastrawan sekaligus peneliti asli Indonesia. Sejak duduk di bangku sekolah menengah pertama sampai awal kuliah, ia rajin menulis geguritan (puisi di dalam Bahasa Jawa) di majalah Penyebar Semangat dan Jayabaya. Karya-karyanya dalam bidang sastra sangatlah banyak. Dia telah menulis sebanyak 10 buku. Beberapa karyanya diantaranya yang berupa Cerpen: Dua Tangisan pada Satu Malam (2005) Kupu-kupu Bersayap Gelap (2006) Sebuah Kitab yang Tak Suci (2001) Seekor Bebek yang Mati di Pinggir Kali (2009). Novel: Cinta Tak Pernah Tepat Waktu (2009) Bunda (2005) berdasarkan screen play Cristantra Beli Cinta dalam Karung. Naskah Drama: Orang-orang yang Bergegas (2004) Jam Sembilan Kita Bertemu (2009) Deleilah Tak Ingin Pulang dari Pesta (2009). Prosa Liris: Tanpa Tanda Seru, dan karya-karya lainnya. Dengan melihat karya-karyanya tersebut dapat disimpulkan bahwa dia adalah sastrawan yang sangat kreatif di era saat ini.

Adapun karya sastra berupa drama karya Puthut EA yang menarik bagi penulis yakni yang berjudul Orang-orang yang Bergegas. Karya sastra tersebut lebih memiliki makna dan menggambarkan tentang realita kehidupan keluarga yang masih sepadan dengan keadaan saat ini. Di sisi lain, dalam naskah drama tersebut terdapat amanat atau pesan moral yang tersirat yang sangat bermanfaat sehingga dapat dijadikan sebagai pelajaran kedepannya. Selain itu, naskah drama tersebut cukup populer karena sering dipentaskan. Naskah drama tersebut telah dipentaskan di enam kota di Pulau Jawa dengan disutradarai oleh Landung Simatupang dan Puthut Buchori. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk menganalisis naskah drama tersebut melalui pendekatan objektif (struktural). Penulis menganalisis naskah drama tersebut dengan melalui pendekatan objektif karena analsis dengan metode ini lebih mudah dan selain itu juga untuk mengetahui lebih mendalam tentang unsur-unsur instrisik yang membangun naskah drama tersebut dan yang menjadikannya sebagai karya sastra yang dipandang bagus dan populer.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian singkat di atas, sebelum melakukan analisis naskah drama yang berjudul Orang-orang yang Bergegas karya Puthut EA maka dapat dirumuskan permasalahannya yakni bagaimana unsur-unsur instrisik yang terdapat dalam naskah drama yang berjudul Orang-orang yang Bergegas karya Puthut EA?

1.3 Tujuan dan Manfaat

1.3.1 Tujuan Penulisan

Sebelum mempelajari tentang pokok pembahasan, hendaknya analisis ini bertujuan untuk dapat memahami unsur-unsur instrisik yang terdapat dalam naskah drama yang berjudul Orang-orang yang Bergegas karya Puthut EA.

1.3.2Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang diharapkan dalam analisis ini sebagai berikut.

a.Hasil analisis ini diharapkan dapat memberikan gambaran umum tentang mata kuliah Kajian Drama Indonesia I bagi mahasiswa baru yang ingin menempuh mata kuliah tersebut.

b.Hasil analisis ini diharapkan dapat menjadi sumbangan kepada pihak lain yang ingin menganalisis naskah drama yang serupa ataupun naskah drama dengan judul lain.

c.Hasil analisis ini diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan di bidang sastra.

1.4 Tinjaun Pustaka

Tinjauan pustaka merupakan bagian penting dalam suatu karya ilmiah.Tinjaun pustaka berfungsi untuk mencegah pengulangan terhadap penelitian yang telah ada. Tinjaun pustaka dalam penelitian meliputi, tinjuan hasil-hasil penelitian, artikel-artikel dan buku-buku yang berkaitan dengan topik pembahasan

Naskah drama yang berjudul Orang-orang yang Bergegasi ini cukup populer. Hal itu dapat dibuktikan bahwa naskah drama ini pernah dipentaskan di enam kota di Pulau Jawa dengan disutradarai oleh Landung Simatupang dan Puthut Buchori. Naskah drama ini pernah pula dipentaskan pada teater Lugu, Kelompok pecinta seni drama di lingkungan Fakultas Psikologi UMS, Solo, acara ini digelar pada Rabu dan Kamis malam, 4-5 Juli 2012, mulai pukul 18.45 sampai 21.00 WIB. Bertempat di Teater Arena, kompleks Taman Budaya Jawa Tengah (TBJT), di bilangan Jebres, Solo,

1.5Landasan Teori

Analisis naskah drama dengan mengunakan metode objektif (struktural) adalah menganalisis unsur-unsur instrisik yang terdapat dalam naskah drama tersebut. Adapun unsur-unsur instrisik dalam karya sastra drama yakni sebagai berikut.

1.5.1 Judul

Judul merupakan kontak pertama antara pengarang dengan pembaca. Oleh karena itu judul harus menarik. Sebagai kepala karangan peran judul sangat penting. Judul karangan dapat menunjukkan unsur-unsur tertentu dari karya sastra, antara lain:

a.dapat menunjukkan tokoh utama;

b.dapat menunjukkan alur waktu, hal ini terdapat pada cerita yang disusun secara kronologis;

c.dapat menunjukkan objek yang dikemukakan dalam suatu cerita;

d.dapat mengidentifikasi keadaan atau suasana cerita;

e.dapat mengandung beberapa pengertian, misalnya tempat dan suasana. (Jones dalam Maslikatin, 2007:12).

1.5.2 Wawancang dan Kramagung

Wawancang dan kramagung merupakan ciri yang membedakan naskah drama dari genre sastra yang lain (novel, novelet, cerpen). Wawancang ialah ucapan atau dialog yang dilakukan tokoh cerita, sedangkan kramagung ialah petunjuk teknis yang harus dilakukan tokoh cerita secara lahiriah yang disebut stage direction. (Tambajong dalam Maslikatin,2007:41).

Naskah drama terdiri dari deretan dialog-dialog yang disebut wawancang. Wawancang biasanya dilengkapi dengan kramagung. Keberadaan kramagung sangat membantu mengarahkan pemain pemula. Meskipun demikian naskah-naskah drama yang ditulis oleh pengarang yang mempunyai kelompok teater seringkali minim kramagung.

1.5.3 Babak dan Adegan

Salah satu ciri yang membedakan naskah drama dengan novel adalah pembagian babak dan adegan. Babak merupakan bagian dari naskah drama yang menerangkan semua peristiwa yang terjadi di suatu tempat, pada urutan waktu tertentu, atau kesatuan peristiwa yang terjadi pada suatu tempat dan pada suatu urutan waktu. Adegan ialah bagian dari babak yang batasnya ditentukan oleh perubahan peristiwa yang disebabkan oleh datang dan perginya seorang atau lebih tokoh. (Sumarjo & Saini KM dalam Maslikatin, 2007:42)

Ada drama yang hanya terdiri atas satu babak misalnya drama monolog, dan ada drama yang terdiri atas beberapa babak. Tiap babak bisa dibagi menjadi datu adegan atau beberapa adegan.

1.5.4 Tema

Tema merupakan pokok pikiran dalam karya sastra. Tema merupakan gagasan pokok atau subjek master yang dikemukakan oleh penyair (Waluyo, dalam Maslikatin. 2007:26). Nurgiyantoro membagi tema menjadi dua yaitu tema mayor dan tema minor. Tema mayor ialah makna pokok cerita yang menjadi dasar atau gagasan umum karya sastra itu, adapun makna-makna tambahan itulah yang disebut tema-tema minor. Esten menyatakan ada tiga cara menentukan tema mayor, yaitu: (1) menentukan persoalan mana yang menonjol (2) persoalan mana yang paling banyak menimbulkan konflik (3) persoalan mana yang membutuhkan waktu penceritaan (Maslikatin, 2007:12).

1.5.5 Penokohan dan Perwatakan

Salah satu unsur penting dalam naskah drama adalah tokoh atau penokohan. Karena tokoh yang harus menyampaikan misi pengarang di atas pentas. Penokohan dan fisical describtion para tokoh dalam naskah drama seharusnya jelas. Sujiman menyatakan tokoh cerita ialahindividu rekaan yang mengalami peristiwa dan perlakuan dalam berbagai peristiwa cerita. Tokoh cerita bisa terdiri dari satu orang misalnya monolog, atau terdiri dari beberapa orang.

Berdasarkan tingkat kepentingan dalam cerita, tokoh bisa dibagi menjadi dua yaitu tokoh utama dan tokoh bawahan. Tokoh utama ialah tokoh yang diutamakan penceritaannya dalam karya sastra (drama). Ia adalah tokoh yang paling banyak diceritakan, baik sebagai pelaku kejadian maupun yang dikenai kejadian. Tokoh bawahan ialah tokoh yang keberadaannya mendukung tokoh utama.

Setiap tokoh dalam cerita (drama) pasti mempunyai karakter yang berbeda-beda. Perbedaan ini yang nantinya menimbulkan konflik dan membuat cerita hidup serta dramatik. Wellek (dalam Maslikatin, 2007:45) membagi tokoh menjadi dua yaitu watak bulat (round character) dan watak datar (flat character). Round character atau watak bulat adalah watak tokoh yang berubah-ubah dari awal kemunculannya sampai akhir cerita. Flat character atau watak datar adalah watak tokoh yang dari awal kemunculannya sampai akhir cerita tidak mengalami perubahan.

Berdasarkan fungsinya dalam drama, tokoh cerita dapat dibedakan menjadi empat macam, yaitu :

1.protagonis : peran utama (pahlawan) yang menjadi pusat cerita.

2.antagonis : peran lawan, sering juga menjadi musuh yang menyebabkan konflik.

3.tritagonis : peran penengah, bertugas mendamaikan atau menjadi perantara protagonis dan antagonis.

4.peran pembanntu : peran yang secara tidak langsung terlibat dalam konflik, tetapi diperlukan untuk menyelesaikan berita. (Harymawan, dalam Maslikatin. 2007:45).

1.5.6 Konflik

Secara umum, konflik adalah pertentangan, percekcokan dan perselisihan. Wellek (1989) menyatakan konflik adalah sesuatu yang dramatik, mengacu pada pertarungan antara dua kekuatan yang seimbang dan menyiratkan adanya aksi dan aksi balasan. Tarigan (dalam Maslikatin, 2007J membagi konflik menjadi dua yaitu konflik fisik atau konflik eksternal dan konflik psikologis atau konflik internal.

Konflik fisik di bagi menjadi tiga yaitu : (1) konflik antara manusia dengan manusia (2) konflik antara manusia dengan masyarakat (3) konflik antara manusia dengan alam. Konflik batin dibagi menjadi dua yaitu : (1) konflik ide yang satu dengan ide yang lain (2) konflik seseorang dengan kata hatinya.

1.5.7 Alur

Alur merupakan susunan cerita. Oemarjati menyatakan alur adalah struktur penyusunan kejadian-kejadian dalam cerita yang disusun secara logis dan rangkaian kejadian itu saling terjadi dalam hubungan kausalitas. Plot dibagi menjadi lima bagian, yaitu:

a.situation, pengarang menggambarkan suasana awal cerita. Pada tahapan ini belum ada konflik, pengarang hanya memperkenalkan tokoh-tokohnya dan situasi.

b.generatin circumtanses (cerita mulai bergerak). Pada tahapan ini pengarang mulai mengenakan konflik pada tokoh cerita.

c.rising action, cerita mmulai memuncak. Pada tahapan ini persoalan-persoalan mulai menuju puncak.

d.climax (cerita mencapai puncak). Pada tahapan ini konflik yang dialami tokoh mencapai puncak.

e.denouement atau penyelesaian. Pada tahap ini pengarang memberi penyelesaian dari permasalahan-permasalahan yang ada. (Tasrifdalam Maslikatin, 2007:16)

Berdasarkan susunan peristiwa-peristiwa dalam cerita, alur dapat dibedakan menjadi dua yaitu alur lurus dan alur sorot balik (flash back). Susunan alur lurus terjadi apabila peristiwa-peristiwa dalam cerita disusun mulai dari situation, generatin circumtanses, rising action, climax, denouement. Alur sorot balik (flash back) terjadi apabila susunan peristiwa dalam cerita disusun terbalik mulai dari denouement, climax, rising action, generatin circumtanses, situation.

Berdasarkan kualitas jalinan peristiwa-peristiwa dalam cerita terdapat alur erat dan alur longgar. Alur erat terjadi apabila kualitas jalinan peristiwa-peristiwa dalam cerita sangat erat, sehingga apabila salah satu bagian cerita dihilangkan keutuhan cerita akan terganggu. Alur longgar terjadi apabila kualitas jalinan peristiwa-peristiwa dalam cerita tidak erat, terdapat degresi, sehingga apabila degresi itu dilepaskan atau dihilangkan keutuhan cerita tidak terganggu.

Berdasarkan kuantitas jalinan peristiwa dalam cerita terdapat dua macam alur, yaitu alur tunggal dan alur ganda. Cerita beralur tunggal terjadi kalau dalam cerita itu hanya terdapat satu bangunan alur. Alur ganda terjadi apabila dalam cerita itu terdapat dua jalinan cerita atau lebih misalnya alur Mekar karena Memar karya Alex Tobing, Supernova karya Dewi Lestari.

Berdasarkan cara penyelesaian permasalahan dalam cerita terdapat dua macam alur yaitu alur tertutup dan alur terbuka. Alur tertutup terjadi apabila penyelesaian (denoument) persoalan diberikan oleh pengarang. Alur terbuka terjadi apabila penyelesaian persoalan dalam cerita diserahkan kepada pembaca.

1.5.8 Latar

Latar (Setting) adalah tempat terjjadinya peristiwa dalam cerita atau lingkungan yang mengelilingi pelaku. Latar juga menunjukkan local colour atau warna lokal. Cerita yang berlatar budaya Jawa akamenggunakan dialog logat Jawa dan tata rias maupun tata pakaian yang menggambarkan orang Jawa. Ppenyajian latar yang berhasil dapat menciptakan warna kedaerahan yang kuat sehingga dapat menghidupkan cerita. (Lubis dalam Maslikatin, 2007:17). Nugiyantoro menyatakan fungsi latar adalah (1) untuk menggambarkan situasi (ruang dan waktu); (2) untuk proyeksi keadaan batin para tokoh cerita.

Berdasarkan fungsinya, latar dibedakan menjadi lima bagian yaitu:

a.tempat terjadinya peristiwa, baik tempat diluar atau di dalam rumah yang melingkupi tokoh;

b.lingkungan kehidupan, menyangkut lingkungan tempat, lingkungan pekerjaan;

c.sistem kehidupan, sesuai dengan lingkungan kehidupan tokoh;

d.alat-alat atau benda-benda kehidupan;

e.waktu terjadinya peristiwa, meliputi musim, iklim, bulan tahun, dan sebagainya. (Pradopo dalam Maslikatin, 2007:17)

1.5.9 Teknik Dialog

Dialog merupakan bagian yang sangat penting dalam naskah drama karena naskah drama merupakan deretan-deretan dialog. Dialog merupakan bagian dari naskah drama yang berupa percakapan antara satu tokoh dengan yang lain (Sumardjo dalam Maslikatin, 2007:45). Dialog juga sering disebut wawankata. Sudjiman menyatakan dialog juga mencerminkan pikiran para tokoh cerita, sehingga dapat mengungkapkan watak para tokoh cerita. Boulton membagi teknik dialog menjadi dua bagian, yaitu:

a.the technique of dialogue individuals : teknik dialog sendiri (monolog);

b.the technique of dialogue conversation : teknik percakapan, dialog antara tokoh satu dengan tokoh yang lain.

Selain dua teknik tersebut, dalam drama naskah maupun drama pentas kadang-kadang terdapat prolog dan epilog. Prolog berarti pembukaan, kata atau peristiwa pendahuluan yang diucapkan oleh pemeran utama. Epilog berarti bagian penutup pada karya sastra, yang fungsinya menyampaikan intisari atau menafsirkan maksud karya sastra itu oleh pemeran utama. (KBBI dalam Maslikatin, 2007:46).

1.5.10 Tipe Drama

Tipe drama ialah sifat yang dominan dalam drama. Tipe drama ada empat macam, antara lain: tragedi, komedi, melodrama, farce (Tarigan dalam Maslikatin, 2007:47). Boulton merinci tipe drama lebih lengkap lagi menjadi 17 macam. Adapun penjelasan ke-17 tipe drama tersebut yakni.

1)Tragedi adalah drama yang penuh dengan kesedihan, penderitaan, dan minimal seorang tokoh mati. Penggarapan drama tipe ini bersifat serius, permasalahan yang diangkat juga serius. Tipe tragedi menonjolkan unsur intrik, pembunuhan, kesengsaraan, suasana suram, kesakitan dsb. Drama tipe ini mudah dikenali (terutama di Indonesia) karena kebanyakan drama Indonesia menampilkan kesedihan dan kesengsaraan atau ketidakadilan.

2)Melodrama berisi kejadian-kejadian yang menyedihkan namun berakhir dengan kegembiraan. Boulton menyatakan tipe drama ini sebagai drama tragedi yang miskin. Permasalahan yang diangkat bisa serius tetapi penggrapannya tidak serius. Kesedihan ditampilkan secara berlebihan begitupula kegembiraanya juga ditampilkan secara berlebihan. Drama-drama tradisional (ludruk, lenong) biasanya bertipe melodrama.

3)Heroic play atau drama kepahlawanan ialah drama yang menceritakan perjuangan para pahlawan untuk meraih kemerdekaan. Perjuangan dalam drama modern tidak dibatasi pada peperangan, tetapi bisa dalam arti luas, misalnya perjuangan para buruh dalam drama Marsinah Nyanyian dari dalam Kubur.

4)Drama Problema (problem play) ialah drama yang menceritakan problema yang ada di masyarakat, baik problem sosial maupun moral.

5)Drama komedi ialah drama yang bertujuan membuat orang tertawa. Permasalahan yang diangkat dalam drama tragedi adalah permasalahan serius demikian juga penggarapannya, tetapi sifatnya serius.

6)Comedy of errors atau drama kekeliruan/kesalahan ialah komedi yang kelucuannya memanfaatkan kesalahan-kesalahannya yang dilakukan oleh tokoh-tokohnya.

7)Comedy of manners ialah drama komedi yang kelucuannya disebabkan tingkah aneh para tokohnya.

8)Sentimental comedy ialah drama komedi yang menampilkan adegan-adegan yang membuat penonton bersimpatik dan dapat meneteskan air mata bukan karena sedih namun karena senang yang berlebihan.

9)Comedy of character or humor ialah komedi yang serius. kelucuannya bukan karena kekonyolannya, tetapi karena karakter tokoh-tokohnya.

10)Farce (lawak) ialah drama yang hanya bertujuan mem uat orang tertawa terpingkal-pingkal tanpa pendalaman tema maupun watak. Lawak biasanya menghalalkan segala cara untuk menciptakan kelucuan.

11)Drama of ideas ialah drama yang mengungkapkan ide-ide yang penuh komplikasi dari tokoh-tokohnya. Banyak drama Indonesia yang bertipe drama idea. Biasanya muncul bersamaan dengan drama bertipe problema, atau drama bertipe tragedi.

12)Dedaktic play atau drama propaganda ialah drama yang memberi pengajaran pada penontonnya. Drama ini berisi doktrin atau ajaran-ajaran agama, poltik, sosial. Drama-drama pesanan atau perayaan-perayaan, baik perayaan hari besar agama maupun perayaan hari besar kenegaraan biasanya bertipe drama propaganda.

13)History play atau drama sejarah berisi peristiwa sejarah yang sesuai dengan kurun waktu, tempat-tempat, tokoh, dan peristiwa-peristiwa sejarah. Meskipun sifatnya imajinatif, unsur ketepatan waktu, tempat dan peristiwa dalam drama sejarah harus diperhatikan pada drama tipe ini.

14)Drama tragi-komedi ialah drama pencampuran antara tragedi dan komedi, bisa berawal kesedihan dan berakhir kegembiraan atau sebaliknya. Mengadopsi drama tragedi dan drama komedi. Sifat drama tragi-komedi pun juga sama dengan drama tragedi dan drama komedi yaitu mengangkat permasalah yang serius dan penggarapannya juga serius.

15)Symbolic play atau drama simbolik ialah drama yang menampilkan tokoh-tokoh atau peristiwa-peristiwa simbolik. Drama simbolik biasanya untuk menyamarkan sesuatu atau menyembunyikannya dari pemerintah.

16)Drama tari ialah drama yang berupa tari atau sendratari. Di Indonesia banyak drama sendratari, yang biasanya menceritakan kisah-kisah Mahabarata dan Ramayana beserta variasi-variasinya.

17)Pantomime ialah drama yang menampilkan gerak-gerak berwatak.



BAB 2

ANALISIS

2.1 Judul

a.Judul naskah drama Orang-orang yang Bergegas dapat menunjukkan objek yang dikemukakan dalam suatu cerita. Hal itu dapat diketahui dari kata “Orang-orang” yang berarti ada beberapa manusia yang terlibat dalam cerita (pasti lebih dari satu). Judul tersebut tidak mungkin menunjukkan tokoh utama karena tokoh utama hanyalah satu orang saja sedangkan judul tersebut bermakna banyak orang.

b.Judul naskah drama Orang-orang yang Bergegas dapat mengidentifikasi keadaan atau suasana cerita. Hal itu dapat diketahui dari kata “Bergegas” yang dapat menggambarkan tentang seseorang yang dalam keadaan cepat-cepat, terburu-buru, tergesa-gesa.

2.2 Wawancang dan Kramagung

Wawancang dan Kramagung merupakan ciri yang membedakan naskah drama dari genre sastra yang lain. Wawancang merupakan ucapan atau dialog yang dilakukan tokoh cerita. Sedangkan kramagung merupakan suatu petunjuk teknis yang harus dilakukan tokoh cerita secara lahiriah. Dalam pengertian yang lebih mudah, wawancang adalah apa-apa saja yang diucapkan tokoh saat berdialog, sedangkan kramagung adalah perilaku, gerak-gerik, gaya dan sejenisnya yang perlu dilakukan oleh tokoh sebelum, saat sedang atau setelah berdialog. Adapun wawancang dan kramagung dari naskah drama ini yakni dapat dilihat dari data berikut.

DISEBUAH RUANG DENGAN DUA PINTU, SATU PINTU DARI ARAH DALAM DAN SATU PINTU KE ARAH KELUAR, SEORANG WANITA, BELUM BEGITU TUA, TAPI TERBAYANG DI TUBUH DAN WAJAHNYA, SEBUAH KESEDIHAN. IA DUDUK DI SEBUAH KURSI PANJANG TIDURAN. DI TUBUHNYA YANG RAPUH, SEBUAH SELIMUT SENANTIASA DIBELITKAN. ANAK KEDUANYA, PEREMPUAN, MASUK.

Amy :

Mama, Amy berangkat lagi ya.

Mama :

Kemana? Tidaklah kamu lelah?

Amy :

Iya. Justru karena lelah itu, Ma…

Mama :

Justru karena lelah? Maka Amy pergi.

(Orang-orang yang Bergegas:2)

Anton :

Ma…..Anton pergi dulu, ya, Ma..

SELESAI ANTON MENGUCAPKAN ITU, SEORANG LAKI-LAKITUA, PAPANYA MASUK DARI PINTU ARAH KELUAR. IA TERLIHAT LETIH.

Papa :

(MELIHAT ANTON DI RUMAH, IA GIRANG)

Hei.. Cah Bagus ada di rumah.

(LALU MENCIUM MAMA)

Anton :

Pa.

ANTON MENCIUM PIPI PAPA. LALU PAPA MINUM MINUMANYANG ADA DI MEJA(MINUMAN ISTRI ATAU ANTON).

(Orang-orang yang Bergegas:27)

Dari datatersebut, dapat kita tentukan wawancang dan kramagungnya. Kramagung pada kutipan diatas tertulis huruf kapital. Ada penandaan khusus pada suatu kramagung yang diletakan antara buka kurung dengan tutup kurung.Untuk wawancang atau dialog tokohdituliskan dengan nama tokoh yang ditebalkan dan diberi titik dua. Kemudian dilanjutkan dengan isi dialog dari tokoh yang bersangkutan.

2.3 Babak dan Adegan

Babak merupakan bagian dari naskah drama yang menerangkan semua peristiwa yang terjadi di suatu tempat, pada urutan waktu tertentu atau dapat pula diartikan sebagai serangkaian peristiwa yang terjadi pada suatu tempat dan pada urutan waktu tertentu. Sedangkan adegan merupakan bagian dari babak yang batasnya ditentukan oleh perubahan peristiwa yang disebabkan oleh datang dan perginya seorang tokoh atau lebih tokoh. Adapun babak dan adegan dari naskah drama ini dapat diketahui dari data berikut.

BAGIAN PERTAMA

DISEBUAH RUANG DENGAN DUA PINTU, SATU PINTU DARI ARAH DALAM DAN SATU PINTU KE ARAH KELUAR, SEORANG WANITA, BELUM BEGITU TUA, TAPI TERBAYANG DI TUBUH DAN WAJAHNYA, SEBUAH KESEDIHAN. IA DUDUK DI SEBUAH KURSI PANJANG TIDURAN. DI TUBUHNYA YANG RAPUH, SEBUAH SELIMUT SENANTIASA DIBELITKAN. ANAK KEDUANYA, PEREMPUAN, MASUK.

Amy :

Mama, Amy berangkat lagi ya.

Mama :

Kemana? Tidaklah kamu lelah?

Amy :

Iya. Justru karena lelah itu, Ma…

Mama :

Justru karena lelah? Maka Amy pergi.

(Orang-orang yang Bergegas:2)

TIBA-TIBA TERDENGAR DERING TELEPON. BEBERAPA KALI. LALU SEBUAH SUARA MENJAWAB TELPON ITU. TAK LAMA KEMUDIAN SEORANG PEMBANTU (MBOK JINEM) NONGOL DI PINTU.

Mbok Jinem:

Mbak Amy...onten telpon.

Amy:
yah....siapa lagi sih.

MBOK JINEM MASUK. AMY KEMUDIAN MENYUSUL MASUK. MAMA DIAM, SEPERTI MERENUNGI SESUATU. TIDAK LAMA KEMUDIAN MBOK JINEM MASUK MEMBAWA NAMPAN MINUMAN DAN PANGANAN, LALU MELETAKKANNYA DI MEJA.
Mbok Jinem:

Minum obat dulu, nyonya.

Mama:

Ya, terimakasih.

MBOK JINEM HENDAK MASUK

Mama:

Mbok...

Mbok Jinem:

Ya, ada apa, Nyonya?

Mama:

Mmm... ah, tidak, nggak jadi.

MBOK JINEM PUN MASUK DENGAN WAJAH MENYIMPAN RASA HERAN. BEGITU MBOK JINEM MASUK, SEORANG PEMUDA MASUK DARI PINTU ARAH KELUAR, IA SEPERTI LELAH DAN TERBURU-BURU.

Mama:

Anton...

Anton:

Ya, Ma...

(Orang-orang yang Bergegas:7-8)

Anton:

Ma... anton pergi dulu, ya. Ma..

SELESAI ANTON MENGUCAPKAN ITU SEORANG LAKI-LAKI TUA, PAPANYA, MASUK DARI PINTU ARAH KELUAR. IA TERLIHAT LETIH.

Papa:

(MELIHAT ANTON DI RUMAH, IA GIRANG)

Hei cah bagus ada di rumah. (LALU MENCIUM MAMA)

Anton:

Pa.

(Orang-orang yang Bergegas:27)

Alia:

Eh tumben pada ngumpul. (LALU MENCIUM PIPI PAPA DAN MAMA DAN SIBUK MENDDEKATI ANTON) Yah... Kak Anton.. lama gak ketemu masih kucel juga ....

Papa:

Kamu dari mana saja, Alia? Jam segini kok baru pulang.

(Orang-orang yang Bergegas:34)

Data tersebut menunjukkan bahwa babak pertama ditandai dengan nama BAGIAN PERTAMA. Dalam babak pertama tersebut, terdapat beberapa adegan. Di antara adegan tersebut yakni masuknya Mbok Jinem dalam dialog antara Mama dengan Amy, Mbok Jinem mulai keluar dari dialog kemudian masuknya Anton dalam dialog dengan Mama. Begitu juga adegan saat Anton keluar dari dialog kemudian Papa masuk. Adapun adegan yang lain yakni saat masuknya Alia ke dalam dialog Papa, Mama dan Anton.

BAGIAN KEDUA

LAMPU MENYALA. SUASANA SEPERTI DI DAPUR. MAMA SEDANG MENGHADAP KE MEJA MAKAN, TERCENUNG. SEMENTARA DI BELAKANGNYA, MBOK JINEM SIBUK MENGERJAKAN SESUATU, SEPERTI SEBUAH AKTIVITAS UNTUK MENYIAPKAN MASAKAN.

Mama:
Mbok....
Mbok Jinem:
nngih. Ya, nyonya....
Mama:

Duduklah disini.

(Orang-orang yang Bergegas:42)


ALIA MASUK. MASIH DENGAN WAJAH CERIA, DAN DANDANAN YANG JFUNKY. BARU DATANG DAN TERKESAN HENDAK BURU-BURU PERGI LAGI.

Mama:
Alia...
Alia:
ya, ma...
Mama:
masih mau kemana lagi?
Alia:

Ada deh, Ma...

(Orang-orang yang Bergegas:59)

Dari data tersebut dapat diketahui bahwa babak kedua ditandai dengan kata BAGIAN KEDUA. Sedangkan adegannya ditandai dengan masuknya Alia dalam dialog Mama dengan Mbok Jinem.

BAGIAN KETIGA

MBOK JINEM DUDUK SENDIRI DI SEBUAH RUANG YANG REDUP, DISAMPINGNYA, TIDAK JAUH DARI TEMPATNYA DUDUK, SESOSOK TUBUH TERBUJUR, TUBUH MAMA....

(Orang-orang yang Bergegas:63)

RUANG KEMBALI HENING. SEORANG LAKI-LAKI MASUK. SUAMI MAMA. IA RESAH SAMBIL TERUS-MENERUS MEMPERLIHATKAN KERESAHANNYA DENGAN CARA MEMANDANG ISTRINYA YANG TERGOLEK, TAPI SEPERTI TIDAK ADA KEBERANIAN UNTUK MENDEKAT. KALIMAT-KALIMATNYA TERTUJU PADA MBOK JINEM.

Papa:

Dia baik-baik saja Mbok?

Mbok Jinem:

Tidak tahu tuan.

(Orang-orang yang Bergegas:64-65)

TIBA-TIBA ALIA MASUK. IA BERTINGKAH DALAM KEBINGUNGAN. TAPI SEPERTI BIASA, DALAM KERIANGAN ANAK MUDA...

Alia:

Ma, Mama sakit, ya? Kan sudah Alia bilang, Mama itu butuh suasana lain, suasana yang segar, Ma...

Papa:

Alia....

(Orang-orang yang Bergegas:67-68)

TIBA-TIBA AMY MASUK. IA TERTEGUN. IA SEPERTI DISERGAP OLEH SUASANA YANG MENCEKAM. RASA SEDIH YANG ANEH. SEBUAH RUANG BERBEDA YANG SEPI DAN MENCEKAM. TIDAK SEPERTI SUASANA DI LUAR YANG HINGAR-BINGAR.

Amy:

Mama...

Papa:

(MEMBAWA AMY AGAK MENJAUH DARI MAMA, SUASANA TERTAHAN) kamu telah melupakannya?

Amy:

Tidak.

(Orang-orang yang Bergegas:69)

SUASANA KEMBALI MEMBISU. ANTON MASUK, DENGAN TUBUH YANG LETIH. SEPERTI ADA SEGUNUNG BEBAN DI PUNGGUNGNYA. IA MELIHAT KE ARAH MAMA, PAPA DAN AMY. IA MENDEKATI MAMANYA, NAMPAK SEMAKIN LETIH.

Anton:

Ma...

Papa:

Dia sakit dan sepi, anton.

Anton:

Mama...

Amy:

Tumben kamu pulang.

(Orang-orang yang Bergegas:76-77)

TIBA-TIBA ALIA MUNCUL LAGI. IA SUDAH BERWAJAH RIANG. TAMPAK SEMAKIN RIANG KETIKA TAHU BAHWA ANTON, KAKANYA,, BERADA DI RUANG ITU.

Alia:

Eh. Brad Pitt. Nah gitu dong. Mama kan sakit? Kalau kak Anton datang, Mama pasti cepat sembuh...

(Orang-orang yang Bergegas:79-80)

ALIA KELUAR DARI RUANG ITU. RUANG KEMBALI HENING.

Mama:

Pa...

Papa:

Ya...

Mama:

Berceritalah, Pa

(Orang-orang yang Bergegas:80)

TIBA-TIBA ALIA MASUK LAGI SAMBIL BERTERIAK MENCARI-CARI MBOK JINEM.

Alia:

Mbok... Mbok Jinem... tahu dimana baju yang Alia beli kemarin, gak?

(Orang-orang yang Bergegas:82-83)

ALIA PERGI LAGI MENINGGALKAN RUANGAN

Mama:

Lihatlah, Anton. Betapa adikmu sangat menyayangimu.

Anton:

Iya, Ma...

(Orang-orang yang Bergegas:86)

Dari data tersebut menunjukkan bahwa babak ketiga ditanndai dengan kata BAGIAN KETIGA. Adapun adegan dalam babak ketiga ada beberapa kejadian. Diantaranya masuknya Papa dalam dialog Mbok Jinem dengan Mama, Amy masuk dalam dialog, Anton masuk dalam dialog dan Alia yang keluar masuk dalam dialog.

2.4 Tema

Tema adalah gagasan pokok dalam suatu cerita. Nurgiyantoro (dalam Maslikatin, 2007:12) membagi tema menjadi dua yakni tema mayor dan tema minor.

a.Tema mayor

Tema mayor adalah makna pokok yang menjadi dasar atau gagasan umum karya sastra itu. Adapun tema mayor dari naskah drama ini yakni Kesibukan para anggota keluarga dengan aktivitasnya masing-masingsehingga membuat kehidupan keluarga itu tidak harmonis lagi. Hal tersebut dapat diketahui dari data berikut.

Papa:

Katakan aku disini.

Mbok Jinem:

Nyonya tahu ...

Papa:

Tapi dia diam, Mbok. Seperti tidak melihatku. Tidak merasakan kehadiranku.

Mbok Jinem:

Berbelas tahun, ia merasakan itu, tuan. Ada tapi seperti tidak ada. Ora diaruhke, ora diuwongke. Nyonya tidak pernah bisa mengerti, kenapa orang-orang yang disayanginya selalu bergegas pergi. Seperti ada tangan kuat yang mencengkram mereka di luar sana.

(Orang-orang yang Bergegas:65)

Mama:

Bicara saja, Mama bisa mendengarnya.

Papa:

Aku merasa memang ada yang tidak adil di rumah ini, tapi aku kira, kamu bisa memahami mengapa semua ini mesti terjadi. Tidak hanya di rumah ini ada yang harus ditinggalkan, mungkin dikhianati...

(Orang-orang yang Bergegas:66)

Papa:

Iya sederhana. Seluruh percakapan kemudian menjadi tidak terkendali dan rumit. Seperti hidup ini.

Mama:

Seperti keluarga ini....

Papa:

Ya. Seperti keluarga ini. Seluruh anggota keluarganya telah menempati ruang-ruangnya sendiri, menempuh perjalanan masing-masing. Mungkin akan saling meninggalkan. Dan aku tidak tahu, sungguh tidak tahu..... Seluruh perjalanan akan menuju kemana.

(Orang-orang yang Bergegas:68)

Papa:

Kamu telah melupakannya, Amy.

Amy:

Tidak.

Papa:

Kamu melupakannya.

Amy:

Saya tidak pernah melupakannya.

Papa:

Ia sedih, terasing.

Amy:

Kita semua.

Papa:

Ia menderita.

Amy:

Kita semua, Pa.

Papa:

Ia sedang sakit.

Amy:

Papa pikir Cuma karena saya? Ini tidak fair! Kalau Papa dan Anton bicara politik, bicara tentang orang-orang yang tersingkir, atas nama rakyat, terus itu berarti Anton dan Papa sudah terbebas dari salah?

Papa:

Bukan begitu ...

Amy:

Hanya karena saya dan Alia tidak bicara politik, lalu segala kesalahan tertimpa pada kami berdua? Juga kalau mama sakit sepeerti ini? Jadi mereka-mereka yang demen politik itu mengira, kami tidak berpikir? Apakah kalau aktivis, politikus, bicara di koran-koran, radio, tivi, lalu kami dianggap tidak punya otak? Bahkan kami tidak pernah bisa paham pikiran mereka. (Orang-orang yang Bergegas:69-70)

Percakapan tersebut di atas menggambarkan tentang kehidupan sebuah keluarga yang mulai luntur nilai-nilai keharmonisannya. Para anggota keluarga sibuk dengan urusannya masing-masing sehingga nampak seperti melupakan rumahnya sendiri. Saling menyalahkan tentang pekerjaan masing-masing, kurangnya perhatian, kurangnya kebersamaan.

b.Tema minor

Tema minor merupakan makna-makna tambahan atau gagasan-gagasan pokok di setiap bagiannya, namun tidak sampai bertentangan dengan tema mayor. Karena tema minor keberadaannya sebagai pendukung tema mayor. Ada beberapa tema minor dari naskah drama ini, diantaranya sebagai berikut.

-Seorang anak yang jarang berada di rumah karena selalu sibuk dengan pekerjaannya. Hal tersebut dapat diketahui dari data berikut.

Amy:

Mama, Amy berangkat ya.

Mama:

Kemana? Tidakkah kamu lelah?

Amy:

Iya. Justru karena lelah itu, Ma...

Mama:

Justru karena lelah? Maka Amy pergi?

Amy:

Iya. Hampir setiap hari. Mama lihat sendiri kan? Aku berangkat sebelum semua bangun. Sebelum keluarga ini hidup. Dan aku pulang ketika rumah ini sudah sepi.

Mama:

Kamu aneh. Bukankah justru karena kamu lelah, disaat libur seperti ini, seharusnya kamu duduk dan menenangkan pikiran?

(Orang-orang yang Bergegas: 2-3)

Percakapan diatas menggambarkan tentang seorang anak yang sering keluar rumah. Dia sangat sibuk dengan kehidupannya di luar rumah. Walaupun lelah sekalipun dia tetap keluar dan tidak punya waktu untuk berada di rumah bahkan di hari libur.

-Adapun tema minor yang kedua yakni Seorang Ibu yang mulai merasa kesepian di rumah karena merasa ditinggal sendiri oleh anaknya. Hal tersebut dapat diketahui dari data berikut.

Mama:

Mungkin itu artinya kamu harus di rumah saja.

Amy:

Oh tidak Ma... Sebentar lagi kan Linda mau menjemput.

Mama:

Kamu tetap jadi pergi?

Amy:

Jadi dong, Ma... Suntuk di rumah.

Mama:

Kamu tidak merasa rindu dengan rumahmu ini, Amy? Rumah yang tidak pernah kau tempati. Kamu datang ketika sudah lelah, dan pergi lagi dengan tergesa-ges. Rumah, Amy... dulu Mama sangat ingin punya rumah sendiri ketika bertahun-tahun Mama dan papamu mengontrak rumah. Ada sesuatu yang bisa lebih dari sekedar tempat berlindung, tapi juga seperti sesuatu yang menyelamatkan. Bahkan lebih dari sekedar tempat untuk beristirahat, Amy. (Orang-orang yang Bergegas:9)

Percakapan di atas menceritakan tentang seorang mama yang mencoba mencegah anaknya untuk pergi. Seorang mama yang mulai merasa kesendirian berada di rumah karena anaknya sering keluar. Ia mencoba agar tidak kesepian di rumah dengan mencegah anaknya untuk pergi.

Mbok Jinem:

Pripun, Den Nganten? Maksudnya.. maksudnya bagaimana Nyonya?

Mama:

Sepa-sepi... kesepian mbok ...

Mbok Jinem:

Saya tidak tahu yang dimaksud Nyonya... kesepian.... yang bagaimana ya, Nyonya?

(Orang-orang yang Bergegas:44)

Mbok Jinem:

Nyonya.... Nyonya... kesunyian apa yang menggerogoti tubuh nyonya, sehingga seperti rumah yang suwung, Nyonya. Jangan pergi, Nyonya. Kalau nyonya pergi, rasa sepi yang menakutkan ini akan menyebar ke yang lain...

Mama:

Aku tidak akan pergi, Mbok. Tidak akan mati.

(Orang-orang yang Bergegas:63)

Percakapan di atas jelas menggambarkan tentang perasaan seorang Mama yang merasa kesepian. Seperti rumah yang tidak berpenghuni. Seorang Mama yang sangat merasakan kesepian karena selalu dalam keadaan kesendirian.

-Adapun tema minor berikutnya yakni Kesibukan seorang anak di bidang politik yang membuatnya jarang berada di rumah. Hal itu dapat diketahui dari data berikut.

Mama:

... Ayo Anton, coba ceritakan apa yang kamu lakukan di luar. Kok sampai bertahun-tahun kamu cuma pulang ke rumah sebentar, lalu pergi lagi. Mama tahu, ini pasti tentang politik kan? Mama tidak mengerti soal politik, tapi Mama ingin kamu bercerita. Akan Mama dengarkan baik-baik.

Anton:

Cerita apa, Ma?

Mama:

Berceritalah. Bukan ceritamu yang penting, tapi Mama ingin mendengar kamu bercerita... (Orang-orang yang Bergegas:14)

Percakapan di atas yakni seorang mama dengan anak laki-lakinya. Mama tersebut menyebutkan bahwa anaknya jarang berada di rumah karena sibuk dalam dunia politik. Walaupun mama tersebut tidak paham tentang politik, tapi ia tahu kalau anaknya berkecimpung dalam dunia politik.

-Adapun tema minor selanjutnya yakni Perbedaan pandangan atau penilaian tentang pekerjaan masing-masing anggota keluarga. Hal itu dapat diketahui dari data berikut.

Amy:

Absurd! Mana bukti yang engkau perjuangkan? Seperti kok tidak ada perubahan di negara ini, malah lebih bobrok. Korupsinya makin merajalela, kriminalitas dimana-mana, dan PHK terus ada.

Anton:

Ah... Percuma ngomong sama kamu itu susah.

Amy:

Orang seperti kamu pasti susah diajak ngomong dan dimengerti. Kamu ajaib! Kalau kamu kerja di tempatku, kerja kantoran, kamu pasti tidak disukai kawan-kawanmu dan terasing. Sok aneh! (Orang-orang yang Bergegas:20)

Amy:

Ma, biar, Ma... Biar Anton sadar diri. Bahwa dunianya adalah dunia tipu daya. Dunia orang-orang yang tidak produktif tapi arogan. Bicaranya muluk-muluk tenntang kemanusiaan, demokrasi. Dunia orang yang suka omong-kosong.

Anton:

Kamu keterlaluan! Kamu pikir kamu itu siapa? Kenapa membanggakan pekerjaanmu yang sangat tidak manusiawi itu? Kamu tertidas, Amy. Kamu dihisap tanpa kamu tahu, tanpa kamu sadar. (Orang-orang yang Bergegas:21)

Percakapan di atas dapat menggambarkan tentang seorang kakak dan adik yang saling mengejek tentang pekerjaan masing. Seorang adik yang mengejek pekerjaan kakaknya yang berkecimpung di dunia politik. Dia menganggap pekerjaan kakaknya tidak ada efeknya bagi masyarakat, bahkan seperti sia-sia. Kakaknya pun juga menganggap pekerjaan adiknya tidak manusiawi.

-Adapun tema minor selanjutnya yakni Seorang mama yang merasa terasing dan ketinggalan zaman. Hal itu dapat diketahui dari data berikut ini.

Mama:

Jangan-jangan memang kita yang salah.

Mbok Jinem:

Kok salah, nyonya?

Mama:

Ya, jangan-jangan memang kita yang sudah tidak cocok lagi dengan jaman dan waktu yang bergerak cepat. Orang seperti kita, yang sudah tidak paham apa yang terjadi di luar, seharusnya sudah mati. Jaman ini sudah bukan milik kita. Kita sudah bukan bagian dari jaman ini, mbok.

Mbok Jinem:

Nyonya... Mbok jangan bicara seperti itu tho. Nyonya.

Mama:

Tapi aku benar-benar sudah tidak bisa lagi mengerti. Bahasa, tingkah laku, kejadian-kejadian. Aku benar-benar sudah tidak bisa memahami lagi. (Orang-orang yang Bergegas:61).

Percakapan di atas menceritakan tentang seorang mama yang sudah mulai merasa terasing dalam kehidupan saat ini. Dia merasa ketinggalan jaman karena tidak mengerti tentang bahasa-bahasa baru, tingkah laku dan kejadian di jaman sekarang.

2.5 Penokohan dan Perwatakan

Tokoh adalah individu rekaan yang mengalami peristiwa dan perlakuan dalam berbagai peristiwa cerita (Sujiman dalam Maslikatin, 2007:12). Peran tokoh dalam cerita dapat dibedakan menjadi dua, yakni tokoh utama dan tokoh bawahan. Tokoh utama adalah tokoh yang memegang peranan penting dan kemunculannya dalam cerita sangat sering. Sedangkan tokoh bawahan adalah tokoh yang kemunculannya mendukung tokoh utama. Membahas tentang tokoh dalam cerita, tidak terlepas dari perwatakan. Karena setiap tokoh dalam cerita mempunyai perwatakan yang berbeda-beda. Adapun tokoh dan perwatakan dalam naskah drama ini dibahas sebagai berikut.

1) Tokoh Utama: Mama

Tokoh Mama kerap muncul dari dialog dalam naskah drama ini. Tokoh Mama berdialog dengan seluruh tokoh-tokoh yang ada. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tokoh utama dalam naskah drama ini ialah Mama.

-Perwatakan: Tokoh Mama memiliki beberapa watak. Adapun watak dari tokoh tersebut diantaranya.

a.Perhatian

Tokoh mama memiliki watak perhatian, hal itu dapat diketahui dari data berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut kepada lawan bicaranya.

“kemana? Tidakkah kamu lelah?”

“kamu aneh. Bukankah justru karena kamu lelah, di saat libur seperti ini, seharusnya kamu duduk dan menenangkan pikiran?”

“.... kamu sendiri tidak berpikir tentang masa depanmu”

“hati-hati, Amy”

“Anton sudah makan”

b.Ramah

Tokoh mama memiliki watak ramah, hal itu dapat diketahui dari data berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut kepada lawan bicaranya.

“mungkin itu artinya, kamu memang harus di rumah saja”

“kamu tetap jadi pergi?”

c.Setia

Tokoh mama memiliki watak setia, hal itu dapat diketahui dari data berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut kepada lawan bicaranya.

“dulu, Mama dan Papa sering tertawa dalam hati kalau kalian bertengkar. Naif dan lucu. Pertengkaran kanak-kanak. Pertengkaran yang hanya sebentar kemudian jadi baik lagi. Anton masih menyisakan putih telornya kalau makan dan membagikannya untukmu, Amy. Sebab dia tidak seberapa suka putih telor dan kamu sangat menyukai. Bahkan sampai sekarang kamu masih suka, kan? Tiap mama ajak ke pesta, Amy juga selalu mengingatkan Mama untuk membawa pulang kue. Dia ingat kamu, anton dan ingat Alia, kallian tidak ingat semua situ? Tapi sekarang kalian sudah jarang bertemu, jarang bercakap-cakap, sekali-dua, kalau bercakap malah jadi bertengkar. Pertengkaran yang rumit, bahkan Mama sendiri tidakbegitu mengerti apa yang sedang kalian pertengkaran itu. Tidakkah di antara kalian masih ada rasa saling menyayangi? Kalian boleh tidak sayang sama Mama. Tapi berjanjilah pada Mama untuk saling menyayangi. Mama merasa terluka kalau melihat kalian yang sudah tumbuh benar saling bertengkar” (Orang-orang yang Bergegas:23-24)

d.Mudah menyesal

Tokoh mama memiliki watak mudah menyesal, hal itu dapat diketahui dari data berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut kepada lawan bicaranya.

“Ya, jangan-jangan memang kita yang sudah tidak cocok lagi dengan jaman dan waktu yang bergerak cepat. Orang seperti kita yang sudah tidak paham apa yang terjadi di luar, seharusnya sudah mati. Jaman ini bukan miliki kita. Kita sduah bukan bagian dari jaman ini, Mbok” (Orang-orang yang Bergegas:61)

e.Bijaksana

Tokoh mama memiliki watak bijaksana, hal itu dapat diketahui dari data berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut kepada lawan bicaranya.

“Mama ingatkan, kamu berangkat bukan untuk berperang. Perang hanyalah jalan yang mungkin ditempuh, tapi bukan perang itu sendiri. Sebab kalau perang itu sendiri yang jadi tujuanmu, suatu saat kamu bisa berbalik pihak, tidak peduli pada pihak mana kamu berpijak yang ada pada dirimu hanyalah semangat berperang”

-Adapun Tokoh bawahan dalam naskah drama ini ada 5 orang, yang kemunculannya mendukung tokoh utama. Diantaranya: Amy, Anton, Papa, Alia dan Mbok Jinem.

-Tokoh bawahan: 1) Amy

-Perwatakan :

a.Keras kepala

Tokoh Amy memiliki watak keras kepala, hal itu dapat diketahui dari data berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut kepada lawan bicaranya.

“Mama, Amy berangkat lagi ya”

“iya, justru karena lelah, Ma”

“Mama yanganeh, menenangkan pikiran tidak dengan duduk di rumah. Keluar, Mama. Kini saatnya menikmati benar-benar apa yang sesungguhnya ada di luar. Kalau selama ini aku keluar yang ada Cuma jalanan macet, pekerjaan yang menggunung, teman-teman sekantor yang usil dan penih intrik, atasan yang cerewet. Apa Mama tidak ingin sesekali berada di luar? Aku tidak keberatan lho kalau suatu saat keluar sama Mama….”

“…… Ah, aku ingin sekali mengajak Mama keluar. Tidak hanya menjadi penunggu rumah yang murung. Berada di sini terus-menerus, apa tidak membosankan Ma?”

“tidak ada orang yang bahagia yang terus-terusan duduk di rumah. Aku kadang sedih, Ma. Apa sih hiburan Mama? Paling-paling nonton sinetron atau telenovela. Aneh, deh. Kehidupan Mama, Masa dengn begini Mama bisa bahagia sih Ma?”

“kamu ini kok kedengarannya seperti orang yang putus asa ya? Mungkin karena kehidupanmu yang seperti itu terus ya. Apa sih yang sebetulnya kamu cari? Jangan sok hero ah. Sekarang ini sudah tidak dibuthkan lagi pahlawan“

“Papa pikir cuma karena saya? Ini tidak fair! Kalau Papa dan Anton bicara politik, bicaara tentan gorang-orang yang tersingkir, atas nama rakyat, terus itu berarti Anton dan Papa sudah bebas dari salah“

b.Mudah bosan dan putus asa

Tokoh Amy memiliki watak mudah bosan dan putus asa, hal itu dapat diketahui dari data berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut kepada lawan bicaranya.

“lebih dari bosan Ma. Tapi mau apalagi? Mencari pekerjaan suah. Lagi pula aku pikir pekerjaan yan glain pun akan tetap sama membosankannya. Mama sendiri tidak bosan ma ?“ (Orang-orang yang Bergegas:4)

c.Mudah curiga

Tokoh Amy memiliki watak mudah curiga, hal itu dapat diketahui dari data berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut kepada lawan bicaranya.

“jangan-jangan sudah punya istri ya Ma atau tunangan. Atau mungkin juga pacarnya banyak, sapai lupa kalau ada janji dengna slah seorang dari mereka. Baru begitu, Mama. Bagaimana mau bicara serius tentang hubungan laki-laki... perempuan? Sudah untung bisa janjian sama aku” (Orang-orang yang Bergegas:9)

d.Pemarah

Tokoh Amy memiliki watak pemarah, hal itu dapat diketahui dari data berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh lain yang membeberkan langsung watak tokoh tersebut.

Anton:

Ma...

Mama:

Sst...dengar dulu. Waktu kamu kecil, kamu-lah yang sering berteriak di rumah ini. Cah lanang sing menangan. Karena mungkin kamu satu-satunya anak laki-laki dan mbarep. Tapi kamu memang bahan bakar yang menyalakan rumah ini dan seluruh penghuninya yang lain. Kamu yang bandel, Amy yang pemarah, dan Alia yang cerewet... (Orang-orang yang Bergegas:12)

-Tokoh Bawahan: 2) Anton

-Perwatakan :

a.Keras kepala, pengkritik, kerja keras

Tokoh Anton memiliki watak keras kepala, pengkritik, kerja keras, hal itu dapat diketahui dari data berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut kepada lawan bicaranya.

“apanya yang lebih Ma.tidak ada yang lebih baik. Bahkan dunia inis semakin menegaskan bahwa hidup bisa jadi adalah kutukan“

“istana waktu, bukan waktu itu sendiri. Para perampok bukan malam itu sendiri. Tapi sudah kodrat amnusia untuk menandai waktu dan peristiwa….”

“…. Kita hanyalah keping yang terus dikikis dan terus dihisap“

“sebab patuh itu berarti jauh dari khiatan dan dusta. Patu harus menyeluruh....

“…. Ditentang kemana-mana, disembunyikan di saat-saat tertentu dan diedarkan di meja-mej atuan-tuan yang sedang berpesta. Selamat malam, Tuan. Kasihanilah kami…“

“kalah lagi, kita kalah lagi. Di jalanan, diruang sidang, di gedung parleman, di halaman-halamankoran, di layar-layar televisi dan monitor komputer, di meja makan. Bahkan di tubuh kita sendiri, kita kalah lagi.....“

“…. Sebab jika kamu tidak seperti itu, kamu telah menghalangi rumus dan takdir modal. Ayo, ayo atas nama modal. Kita buka gerbang pasar bebas, berpacu menuju rumah kaca raksasa! Telanjang, terpanggang dan bergembira“

“semua sudah tua, aku kira, bahkan bayi-bayi yang kelah lahir. Setiap layar hanya sedang mengandung dan melahirkan hari yang semakin bunting oleh beban. Waktu sudah makin renta. Hari sudah berkerak.Kita dalam ruang tunggu yang hening dan dingin. Semakin banyak orang lapar dan menggigil. Setiap suara marah dan pemberontakan hanya memantul ke dinding gelap dan kembali memukul lebih dalam. Mari merayakan airmata kita“

“iya Ma. Orang –orang yang tertindas memang tidak harus meras bersedih. Ada orang tertindas yang karena keampuhan penindasnya. Ia justru malah merasa gembira.“

“memang, niat baik tidak akan cukup. Orang memang tidak hanya tumbuh dari pengalaman-pengalaman baik dari hikmat-hikmah. Orang juga tumbuh dari pengalaman pahit, bahkan dari kesalahan demi kesalahan.“

b.Bandel

Tokoh Anton memiliki watak bandel, hal itu dapat diketahui dari data berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh lain yang membeberkan langsung watak tokoh tersebut.

Anton:

Ma...

Mama:

Sst...dengar dulu. Waktu kamu kecil, kamu-lah yang sering berteriak di rumah ini. Cah lanang sing menangan. Karena mungkin kamu satu-satunya anak laki-laki dan mbarep. Tapi kamu memang bahan bakar yang menyalakan rumah ini dan seluruh penghuninya yang lain. Kamu yang bandel, Amy yang pemarah, dan Alia yang cerewet. Waktu kamu masih kecil, kamu penuhi dinding dan perabotan rumah ini dengan kebandelanmu... Suara yang sering terdengar waktu itu adalah suara barang pecah-belah yang kamu jatuhkan tanpa sengaja... (Orang-orang yang Bergegas:12)

-Tokoh Bawahan: 3) Papa

-Perwatakan :

a.Perhatian

Tokoh Papa memiliki watak perhatian, hal itu dapat diketahui dari data berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut kepada lawan bicaranya.

“sudah minum obat Ma?”

“kamu dari mana saja Alia? Jam segini kok baru pulang?”

b.Berpikir kritis

Tokoh Papa memiliki watak berpikir kritis, hal itu dapat diketahui dari data berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut kepada lawan bicaranya.

“Ya, kita kalah, bayi-bayi rapuh itu adalah duni ketiga. Padinya jauh lebih mahal, gulanya jauh lebih mahal, sementara anak-anaknya mudah dibius, negaranya ditaklukan…”

“…tak ada yang tersisa selain kemiskinan dan derita yang semakin sempurna”

“tapi kita sedang menapaki waktu. Meniti busur panah yang menegang. Dan ketika tersadar, busur itu melesat sudah....”

“.....segalanya menjadi pucat dan lesi“

“tapi haruskah kamu, haruskah aku. Haruskah kuncup-kuncup muda itu kehilangan harapan? Kehilangan waktu? Kehilangan hidup dan diri kita sendiri?“

“iya, yang sederhana. Seluruh percakapan kemudian menjadi tidak terkendali dan rumit. Seperti hidup ini.“

-Tokoh Bawahan: 4) Alia

-Perwatakan :

a.Kekanakan dan Periang

Tokoh Alia memiliki watak kekanakan dan periang, hal itu dapat diketahui dari data berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut kepada lawan bicaranya.

“Ah, papa mau tau aja urusan anak muda, hehehe. Ada deh. hehehe“

“Ya, kan Alia habis sekolah MA. Terus les, di sela waktu itu makan siang sama teman-teman. Terus les kan capek. Alia jalan lagi Ma. Biar nggak bete“

“Ih, romantis sekali, ada apa ini. Persaan ini bukang ulang tahun Mama deh. Juga bukan ulang tahun Papa…“

“….Eh, bentar ya Brad Pitt. Ternyata bajunya ketinggalan di tempat Lola....“

“Ah, papa ini nggak gaul, hehehe, bete itu yaa, gitu-gitu deh, eh pa, minta duit dong. Tadi waltu Alia jalan Alia liat baju bagus banget“

b.Baik hati

Tokoh Alia memiliki watak baik hati, hal itu dapat diketahui dari data berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut kepada lawan bicaranya.

“... untuk beliin kak Anton apa kek. Biar kerenan dikit. Kan sebetulnya kak Anton itu cakep, kayak Brad Pitt lo“ (Orang-orang yang Bergegas:35)

c.Cerewet

Tokoh Alia memiliki watak cerewet, hal itu dapat diketahui dari data berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh lain yang membeberkan langsung watak tokoh tersebut.

Anton:

Ma...

Mama:

Sst...dengar dulu. Waktu kamu kecil, kamu-lah yang sering berteriak di rumah ini. Cah lanang sing menangan. Karena mungkin kamu satu-satunya anak laki-laki dan mbarep. Tapi kamu memang bahan bakar yang menyalakan rumah ini dan seluruh penghuninya yang lain. Kamu yang bandel, Amy yang pemarah, dan Alia yang cerewet... (Orang-orang yang Bergegas:12)

d.Perhatian

Tokoh Alia memiliki watak perhatian, hal itu dapat diketahui dari data berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut kepada lawan bicaranya.

“Ma, mama sakit ya? Kan sudah Alia bilang. Mama itu butuh suasana lain, suasana yang segar Ma....“ (Orang-orang yang Bergegas:67)

-Tokoh Bawahan: 5) Mbok Jinem

-Perwatakan :

a.Lugu, polos

Tokoh Mbok Jinem memiliki watak lugu, polos. Hal itu dapat diketahui dari data berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut kepada lawan bicaranya.

“Wah, saya jadi gragapan. Saya ke belakang sebentar ya Nyonya”

(Orang-orang yang Bergegas:45)

b.Jujur

Tokoh Mbok Jinem memiliki watak jujur. Hal itu dapat diketahui dari data berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut kepada lawan bicaranya.

“Simbok tidak pandai bercerita Nonya. Tidak seperti sepuh dari Romo nyonya, pinter ngendikan, pinter ndongeng. kojah“

“tapi nyonya, sepertinya memang banyak hal yang semakin tidak bisa dipahami kok. Hidup ini sepertinya memang makin tidak baik….

“.... simbok Cuma merasa, semuanya jadi lebih buruk dibanding sebelumnya“

“Ya, macem-macem Nyonya. Jualan tanah, jualan kambing, sapi...“

“….sukanya rapat, pergi-pergi dan kalau ngomong menjadi susah diomengerti“

c.Rendah hati dan bijaksana

Tokoh Mbok Jinem memiliki watak rendah hati, bijaksana. Hal itu dapat diketahui dari data berikut berupa penggalan dialog (kalimat) yang diucapkan dari tokoh tersebut kepada lawan bicaranya.

Simbok tidak pandai bercerita Nonya. Tidak seperti sepuh dari Romo nyonya, pinter ngendikan, pinter ndongeng. kojah“

“Ya syukur. Kalau nyonya mantap, tentu tidak akan kuwalat. Asal segala marabahaya. Itu dari pikiran nyonya, baik yang kita pikir, maka baik-lah hidup ini. Jelek yang kita pikir, ya jelek“

“di luar panti banyak yang bisa dilihat Nyonya, lebi banyak yang menarik. ….“

2.6 Konflik

Adanya perbedaan watak disetiap tokoh akan menimbulkan konflik. Konflik pada intinya merupakan sebuah pertentangan. Hal ini terjadi karena perbedaan pendapat. Tarigan (dalam Maslikatin, 2007:21) membagi konflik menjadi dua yakni konflik fisik dan konflik psikologis (batin). Adapun konflik yang terdapat dalam naskah drama ini sebagai berikut.

A.Konflik fisik :

a.Konflik manusia dengan manusia

·Konflik antara Mama dengan Amy

Percakapan (halaman 3)

Mama:

mama tidak tahu yang kamu maksud.

Amy:

apa mama tidak bosan di dalam rumah ini terus. Cuma Mama dan Mbok Jinem yang setia jadi penunggu rumah ini saban waktu. Mempersiapkan segala sesuatunya, nonton televisi, angkat telepon, bersih-bersih, menyiapkan makan...

·Konflik Amydengan Anton

Anton :

Begini, ma. dunia ini penunuh dengan ketidakadilan, ma. ketidak adilan itu terjadi karena......mmm.....aduh....sulit, ma.

Amy:

Politikus kok bicara saja sulit. Katanya kayak soekarno.

Anton:

Amy! Jangan ikut campur.

Amy:

Lho, politikuskok melarang orang ikut campur. Kan pekrjaan politikus itu ikut campur? Atau lebih tepatnyaya suka ikut ikutan. (orang- orang yang bergegas.16)

Anton:

lebih jelas itu bagaimana?

Amy:

ya lebih jelas. Ee... Ya... orang tidak perlu lagi bertanya‘berpolitik’ apa?

Anton:

kalau itu aku juga bisa jelas. Jelas posisiku, jelas yangsedang kuperjuangkan. Apanya lagi yang tidak jelas?

Amy:

Ya... tidak jelas. Mmm.... kamu ini kan...

Anton:

tidak terkenal dan tidak kaya?

Amy:

ya seperti itulah.

Anton:

gitu dong, biar jelas. Itu bukan yang aku cari.

Amy:

munafik!

Anton:

munafik?

Amy:

apa namanya kalau bukan munafik? Kamu berkedok relaberkorban,, berjuang tapi tidak mendapatkan apa-apa?

(orang- orang yang bergegas18-19)

·Konflik Amydengan Papa dan Mama(halaman )

Papa:

Amy, mamamu sakit.

Amy:

dan papa sakit? Kita semua, Papa. Papa juga sakit!

Mama:

amy, tidak pantas....

Amy:

apa yang pantas dan tidak pantas. Mama? Orang seperti aku, yang dianggap sebagai buruh dan robot meropolitan, selalu tidak pantas di mata banyak orang yang selalu mengatasnamakan pengetahuan. Papa dan anton selalu bilang, bahwa orang tumbuh dari pengalaman masing-masing. Ya kan?

Mama:

Amy...

Papa:

Ma, biar. Biarlah... Amy seperti sudah lama memendam dendam dan pemikiran. Mungkin karena ia selama ini diam. (orang- orangyang bergegas. 75-76 )

b.Konflik manusia dengan alam

·Konflik antara Amy dengan lingkungan pekerjaanya(halaman)

Mama:

apa kamu tidak merasa bosan di sana?

Amy:

lebih dari bosan, Mama. Tapi mau apa lagi? Mencari pekerjaan susah. Lagi pula, aku pikir pekerjaan yang lain pun akan tetap sama membosankannya. Mama sendiri, tidak bosan ma? (orang- orang yang bergegas. 4 )

B.Konflik batin :

a.Konflik ide dengan ide

·Konflik ide Amy dengan ide Papa

Amy:

biar Ma. Sudah lama saya tidak habis pikir mendengar koar-koar orang seperti itu. Mereka kira, orang yang biasa seperti saya tidak berpikir dan tidak tahu bahwa banyak diantara mereka yang cuma bermanin sandiwara, main mata dengan kekuasaan. Tega melakukan jual beli massa. Apa mereka kira saya juga tidak tahu, bahwa banyak aktivis yang menjadi begundal kekuasaan?

Papa:

anton tidak seperti itu.

Amy:

aku tidak menunjuk anton, Papa. Aku juga tidak menuduh anton. Ya mungkin karena tidak tahu persis aktivitasnya. Tapi aku bisa merujuk banyak muka yang mengaku seperti anton. Puluhan, ratusan, bahkan ribuan.

Papa:

politik bukan sesuatu yang sederhana, Amy...

Amy:

Papa, kalau sesuatu sudah kehilangan kesederhanaannya, maka potensi terbesarnya adalah: penipuan! (orang- orang yang bergegas72)

2.7 Alur

Alur merupakan susunan cerita atau struktur penyusunan kejadian-kejadian dalam cerita yang disusun secara logis dan rangkaian kejadian itu saling terjalin dalam hubungan kausalitas. Tasrif (dalam Maslikatin, 2007:16) membagi plot menjadi 5 yakni situation, generating circumtanses, rising action, climax, denouenment. Adapun plot / alur dalam naskah drama ini sebagai berikut.

1.Situation (bagian pengenalan suasana cerita)

Dalam teks drama “Orang-orang yang bergegas” bagian suasana dalam cerita sejak mulai masuk cerita dialog tokoh mama dengan tokoh amy dalam percakapannya sudah mulai memasuki konflik fisik yang dirasakan oleh sang mama. Dalam hal ini dapat dibuktikan dari dialog berikut.

Mama: kamu aneh. Bukankah justru karena kamu lelah, di saat libur seperti ini, seharusnya kamu duduk dan menenangkan pikiran ?

Amy: mama yang aneh. Menenangkan pikiran itu tidak dengan di rumah. Keluar, mama. Kini saatnya menikmati benar-benar apa yang sesungguhnya ada di luar. Kalau selama ini aku keluar yang ada Cuma jalanan yang macet, pekerjaan yang menggunung, teman-teman sekantor yang usil dan penuh intrik, atasan yang cerewet. Apa mama tidak ingin sekali berada di luar ? aku tidak keberatan lho kalau suatu saat keluar sama mama. Di luar indah, mama. Sangat indah. Kita bisa nonton, belanja, atau sekadar minum-minum saja di kafe. Ah ...aku ingin sesekali mengajak mama keluar. Tidak hanya di rumah ini, menjadi penunggu rumah yang murung. Berada disini terus-menerus, apa tidak membosankan, mama ?” (Orang-orang yang Bergegas: 3)

Dalam contoh lain ketika amy sedikit menyinggung si-mamaAmy: tidak ada orang yang bahagia dengan duduk terus-menerus di rumah. Aku kadang sedi, ma. Apa sih hiburan, mama ? paling-paling nonton sinetron atau telenovela. Aneh, deh....kehidupan mama. Masa dengan begini mama bisa bahagia ?” (Orang-orang yang Bergegas : 6)

Begitupun seterusnya sampai kebagian belakang suasana selalu dipenuhi dengan konflik fisik, kecuali dialog antara si-mama dan mbok jinem.

2.Generating circumtanses (cerita mulai bergerak)

Dalam hal ini para tokoh sudah mulai diperkenalkan kepada setiap konfliknya. Jadi untuk alur cerita sudah mulai agak nampak dengan mengenalkan beberapa konfliknya kepada para tokohnya.

Yang pertama :

Konflik ditunjukkan kepada amy dan mama yang terjadi di awal-awal cerita seperti “Mama: kamu aneh. Bukankah justru karena kamu lelah, di saat libur seperti ini, seharusnya kamu duduk dan menenangkan pikiran ?

Amy: mama yang aneh. Menenangkan pikiran itu tidak dengan di rumah. Keluar, mama. Kini saatnya menikmati benar-benar apa yang sesungguhnya ada di luar. Kalau selama ini aku keluar yang ada Cuma jalanan yang macet, pekerjaan yang menggunung, teman-teman sekantor yang usil dan penuh intrik, atasan yang cerewet. Apa mama tidak ingin sekali berada di luar ? aku tidak keberatan lho kalau suatu saat keluar sama mama. Di luar indah, mama. Sangat indah. Kita bisa nonton, belanja, atau sekadar minum-minum saja di kafe. Ah ...aku ingin sesekali mengajak mama keluar. Tidak hanya di rumah ini, menjadi penunggu rumah yang murung. Berada disini terus-menerus, apa tidak membosankan, mama ?” (Orang-orang yang Bergegas: 3)

Yang kedua :

Konflik ditunjukkan kepada anton dan mama.

“Mama: nah, kan...bahkan kamupun sudah tidak bisa bercerita kepada mamamu sendiri. Pasti, pikiranmu: “Ala, mama pasti nggak akan ngerti kalau aku bicara macam-macam.”Begitu ?

Anton: bukan begitu, ma...tapi....” (Orang-orang yang Bergegas: 16)

Yang ketiga :

Konflik ditunjukkan kepada amy dan anton.

“Amy: politikus kok bicara saja sulit. Katanya kayak soekarno.

Anton: amy! Jangan ikut campur.” (Orang-orang yang Bergegas: 16)

3.Rising action (cerita mulai memuncak)

Pada tahap ini persoalan-persoalan mulai menuju puncak. Hal ini dapat diketahui dari data berikut.

Amy:

Ma, biar, Ma... Biar Anton sadar diri. Bahwa dunianya adalah dunia tipu daya. Dunia orang-orang yang tidak produktif tapi arogan. Bicaranya muluk-muluk tenntang kemanusiaan, demokrasi. Dunia orang yang suka omong-kosong.

Anton:

Kamu keterlaluan! Kamu pikir kamu itu siapa? Kenapa membanggakan pekerjaanmu yang sangat tidak manusiawi itu? Kamu tertidas, Amy. Kamu dihisap tanpa kamu tahu, tanpa kamu sadar. (Orang-orang yang Bergegas:21)

4.Climax (cerita mulai puncak)

Pada tahap ini konflik yang dialami tokoh mulai memuncak. Hal ini dapat diketahui dari data berikut.

Mama:

Bicara saja, Mama bisa mendengarnya.

Papa:

Aku merasa memang ada yang tidak adil di rumah ini, tapi aku kira, kamu bisa memahami mengapa semua ini mesti terjadi. Tidak hanya di rumah ini ada yang harus ditinggalkan, mungkin dikhianati...

(Orang-orang yang Bergegas:66)

Papa:

Iya sederhana. Seluruh percakapan kemudian menjadi tidak terkendali dan rumit. Seperti hidup ini.

Mama:

Seperti keluarga ini....

Papa:

Ya. Seperti keluarga ini. Seluruh anggota keluarganya telah menempati ruang-ruangnya sendiri, menempuh perjalanan masing-masing. Mungkin akan saling meninggalkan. Dan aku tidak tahu, sungguh tidak tahu..... Seluruh perjalanan akan menuju kemana.

(Orang-orang yang Bergegas:68)

Papa:

Kamu telah melupakannya, Amy.

Amy:

Tidak.

Papa:

Kamu melupakannya.

Amy:

Saya tidak pernah melupakannya.

Papa:

Ia sedih, terasing.

Amy:

Kita semua.

Papa:

Ia menderita.

Amy:

Kita semua, Pa.

Papa:

Ia sedang sakit.

Amy:

Papa pikir Cuma karena saya? Ini tidak fair! Kalau Papa dan Anton bicara politik, bicara tentang orang-orang yang tersingkir, atas nama rakyat, terus itu berarti Anton dan Papa sudah terbebas dari salah?

Papa:

Bukan begitu ...

Amy:

Hanya karena saya dan Alia tidak bicara politik, lalu segala kesalahan tertimpa pada kami berdua? Juga kalau mama sakit sepeerti ini? Jadi mereka-mereka yang demen politik itu mengira, kami tidak berpikir? Apakah kalau aktivis, politikus, bicara di koran-koran, radio, tivi, lalu kami dianggap tidak punya otak? Bahkan kami tidak pernah bisa paham pikiran mereka. (Orang-orang yang Bergegas:69-70)

5.Denouemnet (penyelesaian).

Pada tahap inipengarang memberi penyelesaian dari permasalahan-permasalahan yang ada. Hal ini dapat diketahui dari data berikut.

Mama:

Kamu juga mendengarkan, Amy? Di keluarga ini, semua orang boleh berangkat dari pintu yang berbeda, tapi pintu itu adalah pintu rumah ini. Pintu yang di bagun dari keteguhan hati. Ya, Amy?

Amy:

Iya, Ma..

Mama:

Kalian tidak lahir dan besar dari ruang kosong. Mama, Papamu, rumah ini, memang bukan satu-satunya yang akan mengasuhmu. Mama hanya ingin kalian mengingat sebuah tempat, sebuah latar, dari mana kalian berangkat. Mama sadar, setiap manusia harus tumbuh, riuh, lalu menjadi sepi. (MAMA TERHENTI, NAFASNYA TERSENGGAL)

Papa:

Mama

Mama:

Mama Cuma ingin ada yang dicatat sekalipun tidak pada lembaran sejarah yang besar. Hanya pada wilayah kecil kenangan. Wilayah, yang Mama juga tahu, sangat tahu.. renta terhadap pergantian peristiwa ... juga sergapan lupa...

Papa, Anton, Amy:

Ma!

Plot yang ada dalam naskah drama ini berjalan lurus sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa alur dari naskah drama ini adalah alur lurus.

2.8 Latar

Latar (Setting) adalah tempat terjadinya peristiwa dalam cerita atau lingkungan yang mengelilingi pelaku. Latar juga menunjukkan local colour atau warna lokal. Adapun latar dalam naskah drama ini sebagai berikut.

1)Latar Tempat

a.Ruang tengah sebuah rumah

“Di sebuah ruang dengan dua pintu, satu pintu dari arah dalam dan satu pintu menuju ke arah keluar, seorang wanita, belum begitu tua, tapi terbayang di tubuh dan wajahnya, sebuah kesedihan. Ia duduk disebuah kursi panjang, tiduran.”

b.Dapur

“Lampu menyala. Suasana seperti di dapur. Mama sedang menghadap ke meja makan, tercendung. Sementara di belakangnya, mbok jinem sedang sibuk mengerjakanmsesuatu, seperti sebuah aktivitas untuk menyiapkan makanan”

c.Di kamar

“Di sampingnya, tidak jauh dari tempatnya duduk, sesosok tubuh terbujur, tubuh mama.”

“ma, mama sakit, ya?...”

2)Latar Waktu

Latar waktu yang terdapat dalam naskah drama ini adalah waktu sore dimana orang-orang sudah pulang dari rutinitas sehar-hari mereka

“selesai anton mengucapkan itu, seorang laki-laki tua, papanya, masuk dari pintu arah keluar. Ia terlihat letih.”

“tiba-tiba dari arah pintu keluar muncul seorang gadis remaja masih memakai seragam sekolah dan jaket fangky yang menutup tubuhnya.”

3)Latar Alat

Yang terdapat latar alat dalam naskah drama ini adalah alat rumah tangga yang sering kita temui di rumahnya masing-masing, seperti kursi, rokok, kasur, baju, piring, gelas, dll.

“ia memberi tanda kepada anaknya untuk duduk di sampingnya. Anak perempuan itu manut. Ia duduk dan menyalakan rokok”

“seorang wanita, belum begitu tua, tapi terbayang di tubuh dan wajahnya, sebuah kesedihan. Ia duduk di kursi panjang...”

“...Amy dan Anton berebut memijit mamanya dan merebut mengambil gelas serta obat mamanya...”

4)Latar Lingkungan Kehidupan

Latar kehidupan yang terdapat dalam naskah drama ini adalah lingkungan kehidupan perkotaan yang dimana itu dibuktikan dengan aktivitas yang ada dalam keluarga tersebut seperti pekerjaan “Papa” dan “Anton” adalah seorang politisi dan pergaulan “Alia” yang lebih modern.

“ ayo, Anton, coba ceritakan apa yang kamu lakukan di luar. Kok sampai bertahun-tahun kamu Cuma pulang sebentar ke rumah, lalu pergi lagi. Mama tahu ini tentang politik kan?”

“padahal kamu jadi saksi sendiri, Anton...dia juga menderita karena politik. Ia kesepian, sekarang. Ayo, ajak papamu bicara, dan katakan kalau papamu sudah tidak perlu melakukan itu semua.”

“Ma.....padahal Alia sekarang sedamg mengerjakan film pendek. Ma....mama harus menontonnya. Alia juga ingin ngajak mama nonton pertunjukan musik yang Alia ikut jadi organizer.

“ya, kan Alia habis sekolah, ma. Terus les, di sela waktu itu makan siang sama temen-temen.....terus habis les kan capek. Alia jalan lagi, ma. Biar nggak bete.

5)Latar Sistem Kehidupan

Latar sistem kehidupan yang terdapat dalam naskah ini adalah perkembangan jaman yang terlalu cepat, selalu ada yang muncul dan tidak gampang dimengerti.

“ya, aku percaya memang begitu jalannya hidup ini. Selalu ada yang muncul dan tidak gampang dimengerti. Tapi sepertinya sekarang yang terjadi diluar, jauh dari pemahamanku, Mbok. Di sana, diluar rumah ini, apa sebenarnya yang membuat orang-orang di rumah ini menjadi terlihat terburu-buru? Suamiku, Anton, Alia, Amy, semua seakan-akan sedang mengikuti irama waktu yang diluar begitu cepat”

2.9 Teknik Dialog

Boulton (dalam Maslikatin, 2007:46) menjelaskan bahwa teknik dialog ada dua macam yakni teknik dialog sendiri dan teknik percakapan. Adapun teknik dialog dalam naskah drama ini sebagai berikut.

a.Teknik dialog sendiri (monolog)

Anton:

(SEPERTI BERGUMAM PADA DIRI SENDIRI)

Kalah lagi... kalah lagi. Di jalanan, di ruang sidang, di gedung parlemen, di halaman-halaman koran, di layar televisi, dan monitor komputer, di meja makan... bahkan di tubuh kita sendiri .... kita kalah lagi.... (Orang-orang yangBergegas:36)

Pada data tersebut di atas menunjukkan bahwa tokoh berbicara sendiri tanpa ada lawan bicara, sehingga dikatakan sebagai monolog.

b.Teknik percakapan (conversation)

Amy:

Mama, Amy berangkat ya.

Mama:

Kemana? Tidakkah kamu lelah?

Amy:

Iya. Justru karena lelah itu, Ma...

Mama:

Justru karena lelah? Maka Amy pergi?

Amy:

Iya. Hampir setiap hari. Mama lihat sendiri kan? Aku berangkat sebelum semua bangun. Sebelum keluarga ini hidup. Dan aku pulang ketika rumah ini sudah sepi.

Mama:

Kamu aneh. Bukankah justru karena kamu lelah, disaat libur seperti ini, seharusnya kamu duduk dan menenangkan pikiran?

(Orang-orang yang Bergegas: 2-3)

Pada data tersebut di atas, terjadi percakapan antara tokoh yang satu dengan tokoh yang lain, sehingga dapat dikatakan sebagai conversation.

2.10 Tipe Drama

Tipe drama menurut boulton terbagi menjadi 17 macam, adapun tipe drama dalam naskah drama ini tergolong dalam tipe drama problema. Hal itu dapat diketahui dari inti atau tema yang diangkat yakni membahas tentang permasalahan sebuah keluarga. Hal itu dapat diketahui dari data berikut.

Papa:

Katakan aku disini.

Mbok Jinem:

Nyonya tahu ...

Papa:

Tapi dia diam, Mbok. Seperti tidak melihatku. Tidak merasakan kehadiranku.

Mbok Jinem:

Berbelas tahun, ia merasakan itu, tuan. Ada tapi seperti tidak ada. Ora diaruhke, ora diuwongke. Nyonya tidak pernah bisa mengerti, kenapa orang-orang yang disayanginya selalu bergegas pergi. Seperti ada tangan kuat yang mencengkram mereka di luar sana.

(Orang-orang yang Bergegas:65)

Mama:

Bicara saja, Mama bisa mendengarnya.

Papa:

Aku merasa memang ada yang tidak adil di rumah ini, tapi aku kira, kamu bisa memahami mengapa semua ini mesti terjadi. Tidak hanya di rumah ini ada yang harus ditinggalkan, mungkin dikhianati...

(Orang-orang yang Bergegas:66)

Papa:

Iya sederhana. Seluruh percakapan kemudian menjadi tidak terkendali dan rumit. Seperti hidup ini.

Mama:

Seperti keluarga ini....

Papa:

Ya. Seperti keluarga ini. Seluruh anggota keluarganya telah menempati ruang-ruangnya sendiri, menempuh perjalanan masing-masing. Mungkin akan saling meninggalkan. Dan aku tidak tahu, sungguh tidak tahu..... Seluruh perjalanan akan menuju kemana.

(Orang-orang yang Bergegas:68)

Papa:

Kamu telah melupakannya, Amy.

Amy:

Tidak.

Papa:

Kamu melupakannya.

Amy:

Saya tidak pernah melupakannya.

Papa:

Ia sedih, terasing.

Amy:

Kita semua.

Papa:

Ia menderita.

Amy:

Kita semua, Pa.

Papa:

Ia sedang sakit.

Amy:

Papa pikir Cuma karena saya? Ini tidak fair! Kalau Papa dan Anton bicara politik, bicara tentang orang-orang yang tersingkir, atas nama rakyat, terus itu berarti Anton dan Papa sudah terbebas dari salah?

Papa:

Bukan begitu ...

Amy:

Hanya karena saya dan Alia tidak bicara politik, lalu segala kesalahan tertimpa pada kami berdua? Juga kalau mama sakit sepeerti ini? Jadi mereka-mereka yang demen politik itu mengira, kami tidak berpikir? Apakah kalau aktivis, politikus, bicara di koran-koran, radio, tivi, lalu kami dianggap tidak punya otak? Bahkan kami tidak pernah bisa paham pikiran mereka. (Orang-orang yang Bergegas:69-70)



BAB III

KESIMPULAN

Pada dasarnya, dalam mengkaji naskah drama dengan analisis struktural sangatlah kompleks. Namun, analisisa ini hanya sebatas naskah drama, tidak merembet pada aspek lain atau aspek yang lebih ada nilai gunanya. Entah pada aspek kehidupan pengarang, pembaca dan pada pementasan drama itu sendiri. Di analisis ini, kajian yang dilakukan hanya pada teks, mengkaji beberapa unsur intrinsik naskah drama dengan objektif.

Naskah drama Orang-orang Yang Bergegas merupakan naskah drama yang dibuat oleh Puthuh EA dengan tema peristiwa yang terjadi pada sebuah keluarga dan kejadian pada setiap individu masing-masing tokoh. Tapi, dalam kesempatan ini, penulis telah mengkaji unsur-unsur yang terdapat dalam teks naskah yang sepertinya berdurasi kisaran 120 menit untuk dipentaskan.

DAFTAR PUSTAKA

EA, Puthut. 2004. Orang-orang yang Bergegas. Yogyakarta: AKY Press.

Maslikatin, Titik. 2007. Pengantar Ilmu Sastra: Buku Ajar. Jember: Fakultas Sastra Universitas Jember.

Bagi yang membutuhkan file makalah ini yang berbentuk pdf bisa diunduh (download) DI SINI.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun