Mohon tunggu...
Santoso Suhendro
Santoso Suhendro Mohon Tunggu... Dokter - Penggemar Jamu

Radioloog, pengamat kesehatan, pelayanan kesehatan, obat-obatan maupun jamu tradisional

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kenapa Pelayanan Kesehatan di Indonesia Tertinggal?

11 Oktober 2020   04:55 Diperbarui: 11 Oktober 2020   04:57 378
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Banyak masyarakat Indonesia berobat ke Singapore, China bahkan Malaysia........

Apakah karena alat medis di RS Indonesia kalah canggih ?? Tidak.

Di China peralatan banyak yang kuno, non digital, usia alat lebih 20 Thn, tapi masih dipakai terus......

Apakah tenaga medis di Indonesia kalah pandai?? Tidak juga..... banyak yg bersertifikat LN, S-3, guru besar dll. 

Beberapa tenaga medis memang kurang belajar utamanya kemajuan teknologi akibat honor yg murah sedang biaya menimba ilmu ke LN bisa dikatakan mahal dibanding jasa yg mereka dapat ( dokter radiologi )

Peralatan di RS-2 Indonesia sudah sedemikian maju bahkan banyak RS TK. Kabupaten ( type.C) memiliki modalitas CT Scan ( harga saat ini umumnya sekitar Rp. 10 M ) dg software terkini. Dokter yg seharus nya bertanggung jawab ( Spesialis Radiologi ) kurang, tidak paham dg fungsi masing-2 software, info penggunaan alat kebanyakan berasal dari penjual saja...... Penggunaan di bidang keilmuan harus dicari di LN krn mereka yg research. Setidaknya di Negara yg fluency in English spt Malaysia, Singapore dll. Teknologi terkini dari alat banyak tdk dimengerti bahkan oleh para dosen tempat pendidikan.....

Ketertinggalan pengetahuan alat modern mengakibatkan banyak dokter pengirim kecewa, pasien merasa salah analisa, salah diagnosa..... Dokter pengirim akhirnya ingin mempelajari sendiri perihal alat tsb ( kemampuan finacial dokter pengirim lebih dari cukup ), ...... akibat dari semua hal diatas : dokter spesialis radiologi makin tertinggal....... 

Dengan dokter pengirim mengambil alih alat ( yg seharusnya menjadi tanggung jawab spesialis radiologi), maka pasien dianalisa sendiri ( USG, CT Scan jantung, Cath lab ), di assessment sendiri, dilakukan tindakan sendiri baik operasi, catheterisasi dll maka Spesialis radiologi yg seharusnya berwenang sekaligus fungsi controle dalam pelayanan pasien di RS jadi hilang..... hilangnya fungsi kontrol menjadi rawan penyalah gunaan alat unt assessment pasien. Ujungnya pasien, pemangku biaya pasien ( BPJS, Assuransi swasta ) rawan unt dirugikan ...... akan banyak tindakan yg belum perlu dikerjakan. Data tekor BPJS kebanyakan dari perawatan jantung ( hampir semua pasien disarankan catheterisasi), angka Sectio Caesaria di Indonesia tertinggi di Asean. 

Pemberlakuan PMK no.24/2020. Tgl 06 october 2020 salah satunya ditujukan supaya fungsi dr Radiologi sebagai kontrol assessment pasien bisa lebih baik.  Tantangan dokter spesialis radiologi unt lebih banyak belajar...... Saat ini mereka harus mau berkorban juga dg keluar biaya unt belajar.....kewenangan penggunaan alat tanpa disertai profesionalisme, accuracy analisa akan menurunkan kepercayaan masyarakat.

Marilah niat baik PMK.24/2020 kita ikuti dengan ke relaan berkorban........ Dokter Spesialis radiologi rela keluar duit unt belajar, dokter yg biasa melakukan assessment sendiri rela mengembalikan kewenangan ..... harapan nya tentunya fungsi kontrol, pelayanan kesehatan di Indonesia lebih baik dan pasien tdk ke negara tetangga lagi.

Terlalu banyak RS khusus di Indonesia dan rasanya sdh lebih dari cukup spt RS khusus kanker ( Darmais ). RS khusus jantung, RS Khusus Paru dan terakhir RS lhusus Otak ( PON ). Adakah pasien warga negara tetangga yg berobat ke Indonesia???

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun