Mohon tunggu...
Santo Masse
Santo Masse Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ngopi sepanjang hari

Gemar Futsal. Personality Waktu dan tempat

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Tumpukan Penuh Debuh

4 Agustus 2022   20:53 Diperbarui: 4 Agustus 2022   21:17 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tumpukan Penuh Debuh

Sekarang kita banyak melupai
Entah tentang sejarah atau sosok diri
Akankah kita menolak, malah justru melawan
Hanya satu perlawanan ialah membaca ulang

Sejarah makin lama, semakin tertindih
Buku sejarahnya ada, tapi tertumpuk penuh debuh
Pahlawan-pahlawan dalam buku bernama setiap judul
Semua ada tinggal kita membaca dan membuat simpul
Bukanlah waktu untuk menyerah lupa
Juga bukan tentang menyimak dengan mata
Bukan pula mendengar lewat telinga
Tapi, jiwa dalang perasa bukti sejarah

Apalagi yang ditunggu-tunggu
Sudah tiba waktu mengenang terdahulu
Cara mengenang tidak mesti membuka peti
Tidak pula membuat patung dengan jas dan dasi
Cukup menunduk membersamai rasa nasionalisme

Bergerak, bergeraklah bersihkan buku-buku itu
Hilangkan debuh lalu baca peritiwa masa lalu
Satu langkah membuka sejarah lama
Bukti kita menolak lupa

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun