Mohon tunggu...
Santi Rahmawati
Santi Rahmawati Mohon Tunggu... Guru - "Ikatlah ilmu dengan menuliskan dan menyebarkannya

Pengajar sekaligus pembelajar. Semoga bisa menjadi manusia yang bermanfaat untuk sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Review Buku "The Smartest Kids in The World"

26 Desember 2022   21:56 Diperbarui: 26 Desember 2022   22:19 873
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anak paling pintar di dunia, berdasarkan perolehan skor PISA (Program for International Student Assessment) tertinggi, ternyata bukan berasal dari negara-negara kaya seperti Luxemburg, Qatar maupun Amerika Serikat. Bukan pula berasal dari negara dengan gaji guru super tinggi seperti di Swiss maupun Belanda.

Peringkat negara di dunia dalam perolehan PISA tentu dengan mudah bisa kita cari melalui internet. Namun, buku ini menarik untuk dibaca karena memberikan wawasan kepada kita tentang  bagaimana negara-negara ini meraih skor PISA super tinggi. 

Amanda Ripley, seorang wartawan investigasi majalah Time, mengisahkan dalam buku ini perjalanan tiga anak hebat yang mengikuti program pertukaran pelajar ke Finlandia, Korea Selatan dan Polandia. Kisah mereka berhasil membongkar rahasia tentang sistem pendidikan, pola asuh, dan budaya yang menjadi kunci keberhasilan pendidikan yang bisa kita contoh.

Menurut pengamatan Ripley, Di Finlandia, anak-anak bisa memiliki kemampuan berfikir yang tinggi tanpa kompetisi yang berlebihan. Sekolah di Finlandia dikenal memiliki jam sekolah yang sedikit dengan banyak jeda istirahat, PR yang ringan dan sedikitnya tes sehingga mematahkan pandangan tradisional tentang bagaimana mendapatkan hasil belajar yang luar biasa. Namun di sisi lain, Finlandia sangat peduli terhadap kualitas guru. Guru di Finlandia harus bergelar master dan jurusan pendidikan di sana sangat selektif sehingga sama bergengsinya dengan jurusan kedokteran.

Lain lagi dengan Korea Selatan, yang memiliki model belajar tekanan tinggi. Anak-anak di  Korsel diwajibkan belajar dengan tekun sampai-sampai pemerintah mengeluarkan aturan belajar malam, dan angka belanja warga untuk hagwon (tempat bimbel) sangat tinggi. Orang tua dan anak-anak di Korea Selatan memiliki motivasi yang luar biasa untuk menguasai bidang akademis. Inilah yang lebih menjelaskan tentang skor PISA Korea Selatan ketimbang kurikulum mereka.

Polandia dengan sejarah kelamnya sebagai bekas negara komunis yang telah berhasil bangkit dari keterpurukan, kini menunjukkan suatu model metamorfosis dalam sistem pendidikannya. Pada tahun 1998, Polandia melakukan reformasi yang langsung diterapkan kepada inti sistem pendidikan. Kurikulum baru diterapkan untuk menggantikan kurikulum lama sepenuhnya (kurikulum yang memaksa guru untuk mengajar terlalu banyak topik). 

Kurikulum baru memberikan serangkaian tujuan dasar baru, tetapi detail pelaksanaannya diserahkan ke sekolah yang bersangkutan. Di saat yang bersamaan, seperempat guru harus kembali kuliah untuk meningkatkan kompetensinya -tampaknya fase ini mirip dengan yang terjadi di negara kita dengan Kurikulum Merdeka saat ini-.

Dan pada tahun 2012, secara resmi Polandia masuk dalam kelompok negara adidaya pendidikan. Hal ini sangat luar biasa karena biasanya perlu waktu bertahun-tahun untuk melihat hasil perubahan, bahkan beberapa malah tidak mengubah apapun, namun Polandia melakukan metamorfosis dalam waktu singkat.

Di sisi lain, Tiongkok dan Singapura juga memiliki skor PISA setinggi langit, namun Ripley lebih tertarik untuk fokus meriset negara maju yang demokratis, negara yang perubahannya tidak bisa terjadi hanya karena otoritas pemimpin.

Sebagai guru sekaligus orang tua, saya sangat merekomendasikan buku The Smartest Kids In The World, karena buku ini memberi wawasan tentang bagaimana negara-negara yang kualitas pendidikannya sudah teruji berproses menjadi seperti saat ini, apa yang membuat sekolah lebih baik, dan bagaimana pentingnya peran guru dan orang tua dalam mendidik anak. 

Barangkali diantara model utopia Finlandia, atau model tekanan tinggi ala Korea Selatan hingga model metamorfosis Polandia bisa ditiru dan diterapkan  mulai dari rumah, kelas, dan sekolah kita.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun