Mohon tunggu...
Santika Pratiwi
Santika Pratiwi Mohon Tunggu... Lainnya - Senior Business Development

For a work detail, education background and achievement kindly check my LinkedIn : Santika Pratiwi | An old soul book enthusiast | Writing is a Hobby, New Insight is a Result

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Mari Beropini: Hustle Culture atau Work Life Balance, Ya?

4 Desember 2021   07:00 Diperbarui: 4 Desember 2021   07:45 856
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hustle Culture yang "katanya" cara cepat mendapatkan kesuksesan untuk mencapai kekayaan. Gimana menurut kalian? Atau denger - denger, Hustle Culture malah bikin burnout sampai berdampak pada kesehatan dan pola hidup, benar ngga si? Yuk, Mari kita bahas!

Hustle culture secara sederhana adalah budaya kerja non-stop dengan sedikit atau bisa sampai tanpa istirahat. Hustle culture sendiri menjadi salah satu bentuk lifestyle dalam dunia kerja dan terkadang, sering dikaitkan dengan produktivitas seseorang. Kebanyakan orang - orang yang terdampak dari budaya Hustle biasanya, berpikir bahwa semakin banyak waktu yang dihabiskan untuk bekerja. Maka, semakin produktif kehidupan sehari - harinya.

Budaya Hustle terbentuk karena perkembangan zaman dimana para Millenialis hidup di zaman Modern Capitalism yaitu zaman dimana kompetisi antara manusia sangat tinggi. Jika kita tidak banyak usaha maka kita akan dengan muda tertinggal. Budaya ini juga terbentuk karena kita di zaman millenial dituntut memiliki banyak hal. Jadi, tolak ukur kesuksesan dan keberhasilan seseorang adalah dengan apa yang dimilikinya saat ini (pandangan untuk sebagian orang). Coba deh kita liat beberapa contoh dari Budaya Hustle :

  • Tetap kerja pada waktu weekend
  • Pulang larut malam karena sering lembur
  • Ngga sadar kalo tanggal merah/hari libur
  • Hampir tidak pernah ambil jatah cuti
  • Produktivitas dinilai dari berapa lama waktu kerja

Nah, kalo kalian termasuk kedalam beberapa point diatas berarti kalian merupakan bagian dari budaya Hustle. Kadang bagi sebagian besar orang yang terdampak pada budaya ini, tidak memiliki waktu luang untuk bersantai. Ya, karena waktunya sebagian besar digunakan untuk bekerja, ambisi yang melatar belakangi bahwa semakin banyak kerja semakin cepat menuju kesuksesan. Tidak jarang juga, orang - orang terpaksa berada pada budaya ini, sebab lingkungan kerja dan atasan yang menuntut mereka untuk menyelesaikan pekerjaan secepatnya, mau tidak mau karyawan harus ikut dalam social pressure ini karena mereka butuh upah dan tidak bisa keluar dengan mudah, we called by "No Option."

Tapi, kalian yang tidak terjebak dalam social pressure di dunia kerja. Bisa memilih untuk berada dalam budaya Hustle atau memilih budaya work life balance yaitu menyeimbangi waktu kerja dengan kehidupan sehari - hari. Hustle Culture is A Choice, jika ditanya, apakah budaya hustle itu benar atau salah? Maka akan lebih tepat jika pertanyaannya diubah menjadi , Apakah budaya hustle itu cocok atau tidak pada diri individu tersebut. So kalian bisa pilih, terlepas dari kasus jika lingkungan kerja kalian berada dalam social pressure yang mengharuskan untuk terjun pada budaya hustle.

Budaya hustle bukan merupakan budaya yang tidak baik, hanya saja tergantung individu tersebut cocok atau tidak pada budaya tersebut. Banyak ide - ide besar dihasilkan oleh orang - orang yang berada dalam budaya hustle. Dan sebagai catatan, Kesehatan adalah point utama. Sehingga, tidak hanya focus pada budaya hustle tapi juga memperhatikan Kesehatan.

Jadi, kalian tim apa?  Work life balance atau Hustle Culture? Selamat beropini!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun