Mohon tunggu...
Santi Titik Lestari
Santi Titik Lestari Mohon Tunggu... Penulis - Mari menulis!!

Menulis untuk mengawetkan ide dan berbagi ....

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis Membawaku Kembali Pulang

6 Februari 2021   00:57 Diperbarui: 6 Februari 2021   02:46 338
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Siapa yang mau merasa penat setiap waktu? Siapa yang mau pikiran penuh melulu? Pasti tidak ada yang mau. Namun, faktanya kita setiap hari mengalaminya. Entah dalam kadar yang berat atau ringan, pasti kita merasakan kelelahan. 

Dahulu ya, jika penat dan kelelahan melanda, kita berbaring di kursi atau tempat tidur dan mengistirahatkan badan sejenak kelelahan itu berangsur hilang. Apalagi kalau bisa beristirahat dengan tidur nyenyak, esoknya pasti segar. Bagaimana dengan sekarang? Berbaring sejenak atau lama, seolah rasa penat tak kunjung mereda. Alih-alih beristirahat, tetapi organ lain bekerja lebih keras. 

Zaman ini, berbaring tidak afdol kalau tidak sambil pegang HP. Tidak afdol kalau berbaring tanpa "nyekrol" (scroll). Tidak lengkap kalau berbaring tanpa intip status si A, si B, atau baca info ini itu. Bisa jadi alasannya karena ingin menimba wawasan sembari mengistirahatkan badan. Namun, mata dan otot-otot di sekitarnya harus bekerja lebih keras. Penat tak kunjung hilang, tetapi kecapekan yang lain datang tanpa diundang. 

Kali ini, penulis tidak hanya menuliskan ide sih, tetapi penulis sering mengalaminya juga .. haha. Memang benar sih, rasanya seperti kurang afdol kalau berbaring tanpa HP. Namun, semakin ke sini, penulis ya merasakan efeknya sih. Penat pun tak kunjung mereda. Lelah pun sirna sebentar, tetapi ternyata fatamorgana ... tidak hilang ternyata. Makin penat, iya.

Akhirnya, penulis menemukan solusi klasik. Kembali ke kesenangan hidup. Menulis. Ya, menulis menolongku melepas penat. Menyingkirkan kesesakan hati dan pikiran. Kok bisa? Ya bisalah. Menulislah dengan jujur. Menulislah dengan hati. Ketika itu terjadi, menulis bisa menjadi terapi. Terapi bagi jiwa yang sedang kelelahan, penuh beban, dan kesesakan.

Ketika penulis menuliskan apa yang sedang dirasakan atau dipikirkan, semua tertuang dengan lancar. Bisa lancar karena memang tidak perlu embel-embel di sana-sini. Sudah, luapkan saja. Tulis saja semuanya dengan lugas. Tidak perlu ditutup-tutupi atau dipoles sana-sini. Namanya juga untuk melepas penat, kalau kebanyakan poles sana-sini, namanya menyusun skripsi.

Proses menulis ini membuat penulis mendapatkan obat alami. Kelegaan datang seiring paragraf tulisan yang makin bertambah. Ibarat pikiran dan hati yang sedang pergi melanglang buana, menulis bisa menjadi cara membawa mereka pulang ke kediamannya. Menemukan tempat dan ketenangannya. Menulis membawa kita pulang dengan cara yang elegan. Tanpa emosi. Tanpa menyakiti.

Biasanya nih, kalau sudah sekian hari, sekian minggu, atau berbulan-bulan, dan ternyata tulisan itu masih kita simpan ... coba deh dibaca ulang. Salah satu kesannya pasti akan:

"Ah, ternyata aku lebay sekali."
"Kok ya bisa ya waktu itu aku nulis beginian?"
"Hahahaha .. ini nih pas aku lagi error. Nggak nyangka!"
"Ih, apaan ini. Kok aku bisa sampai segitunya sih!"

Bisa jadi juga akan ada respons begini: "Pelajaran penting juga waktu itu, sekarang kupikir aku sudah lebih baik." Jarang sepertinya ... hehehe.Jangan dipikirkan akan seperti apa konten tulisan yang sedang kita bikin saat dalam kegalauan. Yang penting, kita mengalami bahwa memang menulis bisa membawa kita pulang. Pulang ke keadaan yang seharusnya, yang lebih baik, yang terobati, yang bisa jujur.

Sekian tulisan kali ini. Penulis berharap setelah selesai menulis ini, penulis bisa beristirahat dengan tenang. Ups!! Maksud saya, beristirahat tanpa HP di tangan. 'Kan bisa beristirahat dengan tenang kalau tanpa HP di tangan. Salam menulis!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun